Ketika melihat Eddie yang begitu kejam, Tico tak kuasa merasa takut. Pantas saja Gorila Hitam dan Pangeran Kegelapan begitu berwaspada darinya. Ternyata memang ada alasannya.Gorila Hitam dan Pangeran Kegelapan hanya termasuk monster. Sementara itu, Eddie yang disebut Malaikat Debu adalah monster ganas. Dengan bantuan orang seperti ini, pesilat Negara Drago mungkin akan menghadapi bencana besar yang tidak pernah terjadi sebelumnya."Tico, gimana? Kamu puas dengan mereka bertiga, 'kan?" tanya Pele sambil tersenyum."Bukan cuma puas lagi. Asalkan mereka bertiga turun tangan, juara pertama sudah pasti akan menjadi milik kita!" seru Tico dengan penuh semangat.Sebelumnya, Tico tidak seyakin ini. Bagaimanapun, dia tahu banyak pemuda genius di Negara Drago. Namun, sekarang dia dipenuhi dengan kepercayaan diri.Ini karena bukan hanya Kuil Dewa, tetapi juga ada Aliansi Satan dan Takhta Suci yang mengerahkan ahli bela diri mereka. Dengan kata lain, mereka akan bersatu untuk mengalahkan Negara D
"Yang dibilang Dokter Luther benar. Kamu belum boleh minum alkohol. Belum minum saja, kamu sudah nggak bisa berpikir dengan baik. Gimana kalau sudah minum?" sahut Misandari dengan sungguh-sungguh."Sasha, ya, ya. Aku sudah tahu aku salah. Kamu bujuk Dokter Luther dulu supaya aku dapat minum segelas." Greta merangkul lengan Misandari dan mulai bertingkah manja. Dengan obsesinya pada alkohol, dia merasa tidak nyaman jika tidak minum sehari."Kak, tahankan lagi beberapa hari. Dokter Luther juga melarangmu demi kebaikanmu," bujuk Roselia sambil tersenyum."Hah? Masih harus tunggu beberapa hari?" Begitu mendengarnya, ekspresi Greta menjadi getir. Dia bersandar di meja sambil berkata dengan tidak berdaya, "Gimana aku bisa hidup kalau nggak dapat minum alkohol beberapa hari? Di mana letak keadilan?""Nggak apa-apa. Kalau kamu nggak bisa minum, aku saja yang menggantikanmu minum." Adam tersenyum, lalu mengambil gelas di hadapan Greta dan langsung meneguknya hingga habis."Kak Adam! Kamu ini ..
Tatapan Roselia terlihat sangat dingin. Ekspresinya pun dipenuhi kekesalan. Karena gagal merayu, pria asing ini jadi menawarkan uang. Benar-benar menjijikkan. Jika terus diusik seperti ini, Roselia tidak keberatan memberinya pelajaran.Brody terkekeh-kekeh dan bertanya dengan nakal, "Kenapa? Kamu mau bertarung denganku di ranjang? Kalau kamu berminat, aku bisa memuaskan keinginanmu.""Kurang ajar! Kamu minta dihajar ya!" Roselia naik pitam. Dia meraih sumpit di meja dan melemparkannya kepada Brody.Seiring terdengarnya deru angin, sepasang sumpit itu memelesat ke arah kedua lengan Brody. Roselia sudah mencapai tingkat semi-master. Sumpit yang dilemparnya tentu punya kekuatan setara dengan peluru.Ketika melihat ini, Brody hanya tersenyum mencela dan melambaikan tangannya dengan santai. Angin berembus. Kedua sumpit itu terbang begitu saja dan tertancap di pilar berjarak 5 meter dari mereka. Kedalamannya mencapai sekitar 2 sentimeter."Hm?" Roselia mengernyit dan terlihat agak terkejut.
"Kurang ajar! Kamu cuma dari Klan Darah, tapi sudah sesombong ini! Kamu kira Negara Drago lemah?" Roselia sungguh murka. Ketika dia hendak mengambil tindakan, Adam sontak menghalangi.Sebagai bangsawan Klan Darah, Brody jelas bukan eksistensi biasa. Dengan kekuatan Roselia yang sekarang, dia tidak akan sanggup melawan Brody."Sepertinya ini pertama kalinya kamu datang ke Negara Drago, 'kan?" tanya Adam dengan tenang. Tatapannya dingin."Ya, kenapa memangnya?" tanya Brody balik sambil mendongak."Dasar nggak tahu diri. Sepertinya kalian nggak tahu kalian seharusnya bersikap rendah diri setelah tiba di Negara Drago. Kalau nggak, kalian bisa mati kapan saja." Adam pelan-pelan bangkit dengan memancarkan niat membunuh.Apabila orang wilayah barat menginjakkan kaki di Negara Drago, asalkan tidak membuat masalah, mereka bisa pulang dengan selamat. Namun, Brody malah menantang dengan angkuh. Benar-benar cari mati."Mati? Hehehe. Memangnya kalian sanggup membunuhku?" Brody tertawa lantang."Kam
"Kak Adam! Awas!" Perubahan situasi yang mendadak ini membuat ekspresi Roselia dan Greta berubah drastis. Mereka tak kuasa berseru kaget.Tidak ada yang menyangka Brody menguasai metode aneh ini. Setelah diserang, kabut darah masih bisa membentuk wujud manusia dan melancarkan serangan balik. Ini sangat sulit untuk dihindari.Patut diketahui bahwa gigi vampir mengandung racun yang bisa melumpuhkan saraf, terutama para vampir bangsawan. Begitu digigit, master sekalipun tidak bisa melawan."Trik murahan!" Adam tidak menoleh. Tubuhnya sontak bergetar dan sebuah bayangan terbentuk di belakangnya. Pada saat yang sama, gelombang kejut yang mengerikan sontak meletus.Rambut Adam berdiri tegak, pakaiannya berkibaran. Sementara itu, Brody yang menyerang secara diam-diam dari belakang malah terhempas beberapa meter dan menabrak dinding. Dia jatuh dengan menyedihkan."Bahaya sekali tadi!" Greta dan Roselia menghela napas lega melihatnya. Untungnya, Adam punya Teknik Empat Dewa yang bisa melindungi
"Tu ... Tuan Eddie, aku rasa yang kamu bilang benar. Aku baru terluka, jadi perlu istirahat. Kamu sudah boleh menyingkirkan tanganmu." Karena kesakitan, Brody pun memilih untuk mengalah.Di wilayah barat, yang kuat yang menjadi penguasa. Asalkan punya kekuatan hebat, seseorang akan sangat dihormati. Perkataan mereka juga memiliki pengaruh besar. Singkatnya, kekuatan yang berbicara."Tuan Brody, aku tarik kata-kataku kembali. Sekarang aku merasa kamu sangat cerdas," ucap Eddie sambil tersenyum tenang.Brody menyunggingkan sudut bibirnya dan tidak berani berbicara lagi. Pada akhirnya, dia mundur supaya tidak menghalangi jalan Eddie.Meskipun merasa enggan kalah dari Adam dan merasa dirinya masih punya kemampuan untuk melawan, Brody tidak punya pilihan lain selain mengalah kepada Eddie."Tuan Eddie, kalau Brody nggak bisa, biar aku saja yang memberi mereka pelajaran!" Giorgio sontak menggebrak meja. Tubuh kekarnya memancarkan aura yang sungguh menekan.Baik itu kekuatan ataupun fisik, Gio
"Serius? Kulihat pendeta itu biasa-biasa saja. Sepertinya dia nggak berbahaya." Roselia tampak heran.Dengan kemampuan Adam, dia jelas berada di urutan terdepan di seluruh Negara Drago. Kelompok hitam dari wilayah barat seharusnya tidak perlu ditakuti."Roselia, jangan menilai orang dari penampilan. Di antara mereka bertiga, si pendeta yang paling kuat. Lain kali hati-hati kalau ketemu dia. Menghindar sejauh mungkin. Jangan melawannya." Adam memperingatkan dengan ekspresi serius.Jika Adam sendirian tadi, dia tidak mungkin takut. Namun, ada Roselia dan Greta yang bersamanya. Adam mengkhawatirkan keselamatan mereka.Jika pertarungan benar-benar terjadi, pendeta itu bisa menahannya, sedangkan kedua temannya akan menahan Roselia dan Greta. Sebelum mengetahui kehebatan lawan, Adam tentu harus berwaspada."Mereka punya niat jahat. Kalian harus berhati-hati dari mereka. Tapi, nggak usah terlalu dipedulikan juga. Negara Drago punya banyak ahli bela diri. Kalau benaran berduel, kita nggak kala
"Mati?" Brody mendengus dengan tidak setuju. "Sepertinya ucapanmu terlalu berlebihan, 'kan? Vampir nggak bisa mati. Sehebat apa pun pesilat Negara Drago, mereka nggak mungkin sanggup membunuhku!"Sekalipun Takhta Suci membatasi vampir, asalkan Brody ingin melarikan diri, Eddie tetap tidak bisa menahannya."Gen vampir memang kuat, tapi nggak sampai nggak bisa mati. Kalau nggak, mana mungkin kalian berada di bawah naungan Kuil Dewa? Selain itu, jangan meremehkan pesilat Negara Drago.""Selama bertahun-tahun ini, terjadi banyak konflik dengan mereka. Tapi, kita nggak pernah dapat keuntungan apa pun. Kalau kamu terus sombong begini, cepat atau lambat pasti dapat ganjarannya," timpal Eddie dengan nada datar.Bangsawan seperti Brody tidak mungkin tahu betapa berbahayanya Negara Drago. Musuh mereka hanya pesilat elite Negara Drago. Ini tidak termasuk masalah besar. Namun, jika mengusik monster-monster tua itu, mereka belum tentu bisa pulang dalam keadaan selamat."Tuan Eddie, jangan-jangan ka