"Pernah bertemu sebelumnya?" Greta dan Roselia langsung menatap Adam saat mendengar kata-kata itu, lalu memandang Luther secara bersamaan dengan ekspresi penasaran dan bingung. Mereka bertanya-tanya apakah kedua orang pernah saling kenal sebelumnya."Pak Adam sangat terkenal, tokoh kecil sepertiku mana mungkin punya kesempatan untuk mengenalmu. Pak Adam merasa aku familier, mungkin karena wajahku terlalu biasa," kata Luther dengan ekspresi yang tetap tenang, tetapi hatinya sudah mulai bergejolak.Wajah Luther yang saat ini adalah hasil dari penyamaran dan sangat berbeda dengan wajahnya yang sebelumnya. Lagi pula, setelah melihat Adam, dia sengaja menahan auranya agar tidak mencurigakan. Dia tidak menyangka Adam ini begitu peka sampai langsung menyadari ada sesuatu yang ganjil hanya dengan melihatnya sekilas.Setelah menatap Luther dengan saksama selama dua detik, Adam akhirnya tersenyum. "Sepertinya aku salah orang. Tapi, Dokter Luther jelas bukan orang yang tak terkenal. Orang yang bi
Kata-kata Adam membuat ekspresi Alvan menjadi muram. Dia tidak menyangka Adam begitu tidak menghargainya dan menganggapnya sebagai kakak senior.Alvan berkata dengan ekspresi muram, "Adam, kamu jangan keterlaluan! Aku ini murid utama di Organisasi Mondial, jadi perhatikan cara bicaramu.""Kak Alvan, aku sudah cukup sopan padamu. Kamu sebaiknya jangan membuatku kesulitan," kata Adam dengan dingin."Kesulitan? Huh! Aku lihat kamu hanya ingin memanfaatkan situasi untuk balas dendam pribadi," kata Alvan dengan nada kesal."Kak Alvan, nggak perlu membuang-buang waktu lagi, nggak ada gunanya. Hari ini kamu harus memutuskan pilihanmu," kata Adam yang tetap tidak terpengaruh."Kalau aku nggak mau ikut dengan tim penegak hukum, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Alvan sambil menyipitkan mata."Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau aku menggunakan kekerasan," kata Adam dengan dingin.Alvan langsung marah. "Lancang! Adam, jangan kira hanya dengan sedikit kemampuan saja, kamu sudah bisa pamer di
Rekaman audio yang diputar oleh Adam terdengar sangat jelas, sehingga semua percakapan antara Alvan dengan Tico dari Kuil Dewa tidak ada yang terlewatkan.Setelah mendengar rekaman itu, Greta dan Roselia langsung tertegun dengan mata mereka membelalak dan ekspresi tidak percaya.Sementara itu, Alvan lebih terkejut dan berdiri bengong di tempat. Dia tidak menyangka percakapannya dengan Tico semalam akan direkam oleh seseorang. Apakah Tico yang mengkhianatinya? Namun, tidak mungkin karena kepentingan mereka terikat satu sama lain, Tico tidak memiliki alasan untuk mengkhianatinya.Saat ini, ekspresi Alvan terlihat sangat muram dan hatinya merasa sangat gelisah. Daripada merasa bingung, dia lebih merasa panik. Sekarang buktinya sudah kuat dan tindakannya yang mengkhianati organisasi sudah terungkap, apa yang harus dia lakukan?"Alvan, sekarang kamu masih ingin berkata apa?" kata Adam dengan dingin. Sebenarnya, Organisasi Mondial sudah lama menyadari keanehan pada Alvan, sehingga mereka mem
"Sekarang masalahnya sudah seperti ini, apa lagi yang bisa dibicarakan? Mundur! Semuanya mundur!" teriak Alvan secara terus-menerus untuk memberi isyarat agar semua orang mundur. Memintanya untuk kembali ke organisasi dan mengakui kesalahannya, jelas tidak mungkin. Saat ini, satu-satunya harapan hidupnya adalah menculik Greta dan bergabung dengan Kuil Dewa."Alvan, kamu nggak akan bisa kabur. Lepaskan Greta, aku berjanji akan memberimu kesempatan hidup," kata Adam sambil mengernyitkan alis dan ekspresi serius. Jika ini adalah pertarungan satu lawan satu, dia yakin bisa membunuh Alvan. Namun, sekarang Alvan memiliki sandera, dia tidak berani mengambil risiko. Jika Greta terluka, dia akan menjadi orang yang bersalah.Greta terlihat kesakitan dan mencoba membujuk dengan suara serak, "Kak Alvan, segera bertobat, jangan melakukan kesalahan lagi. Kalau sekarang kamu bertobat dan mengakui kesalahanmu, aku bisa meminta ampun pada Ayah agar hukumanmu lebih ringan."Alvan berkata dengan ekspresi
Ketika serangan fatal itu hampir mengenai Greta, sebuah jarum perak tiba-tiba memelesat. Jarum itu cepat dan tajam. Sebelum orang-orang sempat bereaksi, jarum itu sudah mengenai pergelangan tangan Alvan secara akurat.Kekuatan dahsyat yang terkandung di dalam membuat Alvan mundur beberapa langkah. Bahkan, dia merasakan sakit yang menusuk sehingga tubuhnya tak kuasa bergetar. Untuk sesaat, Alvan tidak bisa mengerahkan kekuatan."Sial!" Alvan sungguh gusar. Dia mencabut jarum di pergelangan tangan. Seketika, rasa sakit itu baru mereda."Kak, cepat kabur!" seru Roselia. Greta yang tersadar dari keterkejutannya pun segera kabur tanpa sempat memedulikan hal lain lagi."Mau ke mana kamu?" Alvan yang tidak kesakitan lagi sontak berjinjit. Saat berikutnya, dia berubah menjadi bayangan yang menerjang ke arah Greta. Sekalipun harus mati, dia akan menyeret orang lain untuk mati bersamanya."Berengsek! Beraninya kamu!" Mata Adam memerah melihat ini. Dia berkelebat dan melayangkan pukulan ke arah A
Alvan tewas. Jasad tanpa kepala terjatuh di lantai dan menyemburkan banyak darah. Ekspresi Tim Penegak Hukum tampak dingin. Mereka sama sekali tidak bersimpati.Dulu Alvan memang murid elite yang dibina Organisasi Mondial secara khusus. Namun, sejak Alvan berkomplot dengan Kuil Dewa dan mengkhianati organisasi, dia ditakdirkan untuk mati.Apalagi, Alvan begitu keras kepala dan tidak tahu diri. Dia mencoba melukai putri Ketua Organisasi Mondial. Berbagai kejahatan ini membuatnya harus mati. Sekalipun Adam tidak membunuhnya, dia tidak mungkin terlepas dari hukuman organisasi."Bajingan ini memang pantas mati!" Sambil menatap jasad Alvan, Roselia meludah dengan ekspresi penuh kebencian.Selama ini, Roselia memperlakukan Alvan layaknya kakak sendiri. Dia yakin Alvan orang yang baik. Siapa sangka, ternyata Alvan hanya pria munafik.Demi keegoisan sendiri dan takhta, Alvan berkomplot dengan orang luar untuk berkhianat. Setelah kejahatannya terbongkar, bukannya bertobat, Alvan malah menyander
"Roselia, ambilkan Pil Sembilan Bunga kemari." Greta memberi isyarat mata kepada Roselia."Kak, kalau kamu kasih Pil Sembilan Bunga ke Dokter Luther, gimana dengan nasibmu kelak?" tanya Roselia. Dia tahu betapa berharganya Pil Sembilan Bunga. Itu adalah harta karun untuk menerobos tingkat master. Pesilat biasa tidak akan bisa memperolehnya. Greta malah ingin memberikan secara cuma-cuma."Aku juga nggak butuh pil itu. Berikan kepada Dokter Luther saja." Greta tersenyum. Makin besar potensi seseorang, khasiat pil akan makin besar. Dengan bakat Luther, dia pasti bisa mencapai hasil tertinggi."Jangan bengong saja. Cepat pergi ambil," desak Greta. Meskipun merasa enggan, Roselia tidak bisa membantah karena itu bukan barang miliknya. Dia terpaksa mengangguk dan mengiakan.Sesaat kemudian, Roselia kembali dengan membawa sebuah kotak kayu cendana yang indah. Dia bertanya lagi, "Kamu yakin mau dikasih ke orang, Kak?""Sudah, jangan bertele-tele. Sebagus apa pun harta karun ini, masih nggak bis
Selain kompetisi, bisnis judi Charlotte juga sangat ramai. Demi menerima lebih banyak orang, dia sampai membangun dua tempat judi terbuka. Yang satu tempat judi biasa, yang satu lagi tempat judi VIP.Tempat judi biasa menerima uang, sedangkan tempat judi VIP menerima harta karun. Dengan demikian, Charlotte bisa memenuhi keinginan pelanggan yang berbeda.Semua penonton menjadi target Charlotte. Metode yang digunakan masih sama seperti sebelumnya. Para pejudi akan mendapat keuntungan dulu, lalu baru dibuat buntung oleh Charlotte. Cara ini tidak pernah salah.Beberapa hari ini, Charlotte mendapat hasil berlimpah. Faktanya, dia adalah pemenang terbesar. Meskipun beberapa orang cerdas tahu trik Charlotte, mereka tidak berani membongkar karena identitasnya. Lagi pula, beberapa orang tetap akan berjudi setelah tahu.Ini karena para pejudi selalu menaruh harapan untuk menang. Ketika melihat seseorang mendapat keuntungan, mereka juga akan mencoba peruntungan mereka. Meskipun tahu yang untung ha