"Ternyata begitu." Setelah mendengar penjelasan Misandari, Greta dan Roselia langsung menyadari ternyata pria tua berjubah hitam itu adalah penipu yang berpura-pura kuat.Pria tua itu hanya terlihat hebat dari penampilannya saja, tetapi sebenarnya kebalikannya. Bisa menindas yang lemah, tetapi hanya bisa menakut-nakuti saat menghadapi yang kuat. Pantas saja pria tua itu tidak pernah benar-benar bertarung saat menghadapi Alvan. Bukan karena kekuatan pria itu luar biasa, melainkan kekuatannya tidak cukup dan tidak berani bertindak sembarangan."Anak muda, aku akan memberimu kesempatan terakhir. Cepat berlutut dan menyerah, aku akan mengampunimu. Kalau kamu tetap bersikeras, hari ini aku akan menghabisimu!" teriak pria tua berjubah hitam dengan marah dengan suara yang bergemuruh dan aura yang menakutkan. Dari penampilan luarnya, dia memang terlihat seperti seorang ahli tingkat master."Jangan banyak omong kosong. Kalau ingin bertarung, ayo mulai saja. Hari ini aku ingin melihat sendiri s
Semua orang bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Bukankah tadi pria tua berjubah hitam itu masih berteriak dan berlagak sombong? Mengapa sekarang dia tiba-tiba langsung melarikan diri dengan terbirit-birit? Apa yang sebenarnya telah terjadi?Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang tertegun. Mereka tidak menyangka pria tua berjubah hitam yang tadinya masih angkuh, saat ini malah melarikan diri. Dia bahkan melarikan diri dengan kecepatan yang luar biasa dan meninggalkan beberapa bayangan yang sulit dibedakan mana yang asli."Eh?" Melihat pria tua berjubah hitam yang kabur ke segala arah, Luther tertegun sejenak. Dia mengira lawannya itu akan memanfaatkan teknik tubuhnya untuk melawan, tak disangka pria itu malah langsung melarikan diri setelah melayangkan dua pukulan."Orang tua ini memang licik," kata Luther yang merasa konyol. Dia mengakui pria tua berjubah hitam itu sangat waspada. Melihat situasinya tidak menguntungkan, pria itu langsung kabur tanpa basa-basi dan memedulika
"Huh .... Kak Alvan, tadi kamu diracuni orang, untung saja Dokter Luther menyelamatkanmu. Kalau nggak, nyawamu sudah terancam," kata Greta yang segera mengalihkan topiknya setelah merasa suasananya mulai tidak beres.Alvan menatap Luther dengan terkejut. "Apa? Kamu menyelamatkanku? Kalian nggak salah lihat, 'kan? Kenapa aku sama sekali nggak ingat hal ini?""Kamu kehilangan kesadaran karena racun dan hampir saja menjadi bencana besar. Kalau Dokter Luther nggak segera bertindak, akibatnya nggak terbayangkan," kata Greta dengan serius."Benar, Kak Alvan. Kali ini kamu benar-benar harus berterima kasih pada Dokter Luther," tambah Roselia sambil menganggukkan kepala."Huh! Siapa yang memintanya menyelamatkanku? Sok ikut campur!" kata Alvan dengan nada yang masih kesal sambil melirik Luther."Aku lelah, aku kembali ke kamarku dulu. Permisi!" Setelah mengatakan kata-kata itu dengan dingin, Alvan langsung berbalik dan pergi. Dia selalu meremehkan Luther dan kini dia malah diselamatkan Luther,
Malam pun berlalu dengan cepat.Keesokan fajarnya, Luther keluar dari kamar dan pergi ke taman di vila untuk menikmati pemandangan dengan berbagai macam bunga dan tumbuhan. Atas undangan dari Greta, semalam dia dan Misandari tinggal di vila ini.Selain karena Misandari ingin bernostalgia dengan Greta, Luther tinggal di vila ini juga untuk menjaga keamanan mana tahu para pembunuh itu kembali menyerang. Untungnya, malam berlalu dengan tenang dan tidak terjadi apa pun.Kondisi kesehatan Greta juga perlahan-lahan stabil dan sampai saat ini tidak menunjukkan efek samping apa pun. Ini tentu saja berkat kondisi tubuhnya yang memang sangat kuat.Saat Luther sedang berjalan-jalan di taman, gerbang vila tiba-tiba perlahan-lahan terbuka dan deretan mobil mewah masuk dengan teratur. Saat mobil itu berhenti, sekelompok anggota Organisasi Mondial yang mengenakan seragam keluar dari mobil.Berbeda dengan murid-murid Organisasi Mondial, orang-orang ini adalah tim penegak hukum yang lebih elite dan ter
"Pernah bertemu sebelumnya?" Greta dan Roselia langsung menatap Adam saat mendengar kata-kata itu, lalu memandang Luther secara bersamaan dengan ekspresi penasaran dan bingung. Mereka bertanya-tanya apakah kedua orang pernah saling kenal sebelumnya."Pak Adam sangat terkenal, tokoh kecil sepertiku mana mungkin punya kesempatan untuk mengenalmu. Pak Adam merasa aku familier, mungkin karena wajahku terlalu biasa," kata Luther dengan ekspresi yang tetap tenang, tetapi hatinya sudah mulai bergejolak.Wajah Luther yang saat ini adalah hasil dari penyamaran dan sangat berbeda dengan wajahnya yang sebelumnya. Lagi pula, setelah melihat Adam, dia sengaja menahan auranya agar tidak mencurigakan. Dia tidak menyangka Adam ini begitu peka sampai langsung menyadari ada sesuatu yang ganjil hanya dengan melihatnya sekilas.Setelah menatap Luther dengan saksama selama dua detik, Adam akhirnya tersenyum. "Sepertinya aku salah orang. Tapi, Dokter Luther jelas bukan orang yang tak terkenal. Orang yang bi
Kata-kata Adam membuat ekspresi Alvan menjadi muram. Dia tidak menyangka Adam begitu tidak menghargainya dan menganggapnya sebagai kakak senior.Alvan berkata dengan ekspresi muram, "Adam, kamu jangan keterlaluan! Aku ini murid utama di Organisasi Mondial, jadi perhatikan cara bicaramu.""Kak Alvan, aku sudah cukup sopan padamu. Kamu sebaiknya jangan membuatku kesulitan," kata Adam dengan dingin."Kesulitan? Huh! Aku lihat kamu hanya ingin memanfaatkan situasi untuk balas dendam pribadi," kata Alvan dengan nada kesal."Kak Alvan, nggak perlu membuang-buang waktu lagi, nggak ada gunanya. Hari ini kamu harus memutuskan pilihanmu," kata Adam yang tetap tidak terpengaruh."Kalau aku nggak mau ikut dengan tim penegak hukum, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Alvan sambil menyipitkan mata."Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau aku menggunakan kekerasan," kata Adam dengan dingin.Alvan langsung marah. "Lancang! Adam, jangan kira hanya dengan sedikit kemampuan saja, kamu sudah bisa pamer di
Rekaman audio yang diputar oleh Adam terdengar sangat jelas, sehingga semua percakapan antara Alvan dengan Tico dari Kuil Dewa tidak ada yang terlewatkan.Setelah mendengar rekaman itu, Greta dan Roselia langsung tertegun dengan mata mereka membelalak dan ekspresi tidak percaya.Sementara itu, Alvan lebih terkejut dan berdiri bengong di tempat. Dia tidak menyangka percakapannya dengan Tico semalam akan direkam oleh seseorang. Apakah Tico yang mengkhianatinya? Namun, tidak mungkin karena kepentingan mereka terikat satu sama lain, Tico tidak memiliki alasan untuk mengkhianatinya.Saat ini, ekspresi Alvan terlihat sangat muram dan hatinya merasa sangat gelisah. Daripada merasa bingung, dia lebih merasa panik. Sekarang buktinya sudah kuat dan tindakannya yang mengkhianati organisasi sudah terungkap, apa yang harus dia lakukan?"Alvan, sekarang kamu masih ingin berkata apa?" kata Adam dengan dingin. Sebenarnya, Organisasi Mondial sudah lama menyadari keanehan pada Alvan, sehingga mereka mem
"Sekarang masalahnya sudah seperti ini, apa lagi yang bisa dibicarakan? Mundur! Semuanya mundur!" teriak Alvan secara terus-menerus untuk memberi isyarat agar semua orang mundur. Memintanya untuk kembali ke organisasi dan mengakui kesalahannya, jelas tidak mungkin. Saat ini, satu-satunya harapan hidupnya adalah menculik Greta dan bergabung dengan Kuil Dewa."Alvan, kamu nggak akan bisa kabur. Lepaskan Greta, aku berjanji akan memberimu kesempatan hidup," kata Adam sambil mengernyitkan alis dan ekspresi serius. Jika ini adalah pertarungan satu lawan satu, dia yakin bisa membunuh Alvan. Namun, sekarang Alvan memiliki sandera, dia tidak berani mengambil risiko. Jika Greta terluka, dia akan menjadi orang yang bersalah.Greta terlihat kesakitan dan mencoba membujuk dengan suara serak, "Kak Alvan, segera bertobat, jangan melakukan kesalahan lagi. Kalau sekarang kamu bertobat dan mengakui kesalahanmu, aku bisa meminta ampun pada Ayah agar hukumanmu lebih ringan."Alvan berkata dengan ekspresi