"Pak Lamine, dia hanya perlu menyuguhkan secangkir teh dan minta maaf saja? Apa ini nggak terlalu mudah untuk bocah ini?""Benar, Pak Lamine. Lihatlah, Kak Hansa sudah muntah darah. Kalau membiarkannya begitu saja, bagaimana kita bisa tetap dihormati lagi kelak?""Pak Lamine, anak ini boleh bebas dari hukuman mati, tapi harus dihukum dengan berat. Menurutku, kita harus mematahkan kedua kakinya dulu."Semua orang berbicara dengan marah dan menatap Luther dengan penuh kebencian."Kenapa? Apa kata-kataku nggak berguna lagi?" kata pria tua itu sambil melirik semuanya dengan ekspresi tenang dan dingin. Namun, hanya dengan tatapan sederhana itu, semua orang langsung diam dan tidak berani berbicara lagi karena ketakutan.Perlu diketahui, pria tua itu adalah salah satu dari Duo Pembunuh Jagat, Lamine yang sudah mencapai tingkat grandmaster. Dia terkenal di dunia persilatan dengan sosok yang kejam dan tidak segan-segan membasmi seluruh keluarga lawannya. Siapa pun yang mendengar nama Duo Pembun
"Anak muda, harus kuakui, kamu memang hebat. Sepertinya aku sudah meremehkanmu. Tapi, dengan kemampuanmu ini, kamu masih nggak layak untuk sombong di depanku," kata Lamine sambil perlahan-lahan berdiri dan menatap langsung pada Luther. Saat mengatakan itu, sebuah tekanan tak terlihat menyebar keluar dari tubuhnya.Buzz!Para ahli di ruang tamu itu merasa tubuh mereka menjadi berat, seolah-olah ada batu besar yang menekan bahu mereka. Mereka bahkan kesulitan bernapas."Tekanan dari seorang grandmaster yang begitu mengerikan. Apa ini kekuatan Pak Lamine?"Semua orang merasa terkejut dan ketakutan. Hanya dengan aura saja, Lamine sudah berhasil membuat mereka tidak berani bergerak. Inilah kekuatan seorang ahli tingkat grandmaster yang luar biasa.Namun, berbeda dengan ekspresi para ahli yang serius, ekspresi malah tetap tenang dan sama sekali tidak terpengaruh. Dia hanya berdiri di sana dengan tenang dan saling bertatapan dengan Lamine."Anak muda, aku lihat kamu sangat berbakat, jadi aku
Boom!Begitu Lamine melayangkan serangan telapak tangannya, angin dan awan di sekitar langsung berubah drastis. Terlihat bayangan telapak tangan putih yang memelesat dengan sangat cepat dan langsung menekan Luther. Di sepanjang jalur bayangan itu melintas, udaranya berubah dan angin bertiup dengan kencang.Ekspresi semua orang yang berada di ruang tamu itu berubah drastis dan segera menghindar karena khawatir akan terkena dampaknya. Hanya satu serangan saja dari ahli tingkat grandmaster seperti ini, sudah cukup membuat mereka hancur berkeping-keping.Luther tetap tidak bergerak dan ekspresinya juga tenang saat menghadapi serangan dari Lamine. Namun, saat dia hendak membalas serangan, tiba-tiba terdengar teriakan yang keras."Berhenti!" Seiring dengan teriakan itu, terlihat bayangan telapak tangan lainnya yang terbentuk dari energi astral memelesat dari luar pintu. Bayangan itu melintas di samping Luther dan akhirnya menghantam bayangan telapak tangan milik Lamine.Bang!Terdengar suara
Melihat Lamine yang memukul meja dan bangkit, para ahli lainnya juga bangkit dan mulai mengungkapkan kekesalan mereka."Tuan Tico, ada aturan tersendiri di dunia persilatan. Nggak apa-apa membiarkan kami menunggu, tapi bukankah ini terlalu keterlaluan membuat Pak Lamine duduk begitu lama?""Benar! Siapa pun tamu itu, nggak pantas membuat kita semua menunggu kita sampai siang.""Tuan Tico, orang itu terlalu nggak tahu diri. Menurutku, kita langsung menendangnya keluar saja!"Semua orang mulai berbicara dengan sangat marah, Mereka sudah merasa kesal sejak tadi, tetapi tetap diam karena menghormati Kuil Dewa. Saat Lamine mulai berbicara, mereka baru melampiaskan kemarahan dan kekesalan mereka.Lamine terus melampiaskan kekesalannya. "Tuan Tico, aku bukannya nggak menghormatimu, tapi orang ini benar-benar keterlaluan. Sekarang sudah lewat dari waktu yang disepakati, tapi orang masih nggak datang juga. Jelas dia nggak menghormati Kuil Dewa, sebaiknya kita abaikan orang seperti ini saja.""P
Suasana di seluruh ruang tamu itu tiba-tiba menjadi sangat hening.Semua orang tercengang dan ekspresi mereka terlihat terkejut. Mereka melihat ke arah pria berpakaian putih yang terluka parah dan memuntahkan darah, lalu menatap pria pemabuk yang terhuyung-huyung seolah-olah tidak bisa berdiri tegak dengan terkejut.Dalam hati, semua orang merasa bingung karena mereka jelas-jelas melihat yang menyerang tadi adalah Tinju Baja Petir dan mengenai tepat pada wajah pria pemabuk itu. Mengapa pria mabuk itu sama sekali tidak terluka dan malahan pria berpakaian putih yang terluka parah?"Apa yang terjadi? Kenapa Tinju Baja Petir tiba-tiba terpental?""Itu ... adalah pelindung energi astral. Tinju Baja Petir tadi mengenai pelindung energi astral!""Apa? Pelindung energi astral? Apa pengemis itu sebenarnya seorang ahli tingkat master?"Setelah hening sejenak, suasana di ruangan itu menjadi gempar. Tidak ada yang menyangka pria pemabuk yang kotor dan berbau busuk ini ternyata adalah seorang ahli
"Siapa kamu sebenarnya? Sebutkan namamu!" kata Lamine sambil mengernyitkan alis dan ekspresinya menjadi sangat serius.Menghadapi serangan Lamine, pengemis di depannya ini tetap tidak bergerak dan tenang. Pengemis itu malah membalas dengan pukulan yang bukan hanya menangkis serangannya, bahkan memaksanya mundur beberapa langkah. Kelihatan jelas, kultivasi lawannya lebih tinggi darinya. Dia sulit untuk menerima kenyataan bahwa seorang pengemis tak terkenal ternyata memiliki kekuatan sehebat ini."Anggur yang enak .... Anggur yang luar biasa!" kata pria pemabuk yang tetap tidak memedulikan pertanyaan Lamine dan sibuk menikmati anggurnya.Melihat Lamine yang akan meledak lagi, Tico akhirnya berbicara."Semuanya, jangan emosi dulu."Tico maju beberapa langkah dan berdiri di tengah Lamine dan pria pemabuk itu, lalu tersenyum dan berkata, "Tak kenal maka tak tak sayang. Setelah pertarungan tadi, aku yakin kalian sudah saling memahami. Ayo, biarkan aku memperkenalkan pada kalian."Setelah men
Melihat semua orang yang ketakutan, Tico tetap tenang seolah-olah sudah memperkirakan hal ini sebelumnya. Dia adalah anggota dari Kuil Dewa, tetapi dia mengerti betapa pentingnya Gunung Narima karena dia dibesarkan di Negara Drago. Bukan hanya para ahli biasa ini, bahkan ahli terbaik di dunia pun tidak berani menantang Gunung Narima."Para pendekar sekalian, aku sangat mengerti kekhawatiran kalian," kata Tico sambil mengangkat tangan untuk menenangkan situasinya.Setelah semua orang berhenti berbicara, Tico melanjutkan, "Kuil Dewa nggak akan membiarkan kalian semua mati sia-sia. Meskipun kalian akan menyusup ke tempat terlarang di Gunung Narima, kami juga akan mempersiapkan segalanya untuk mengurangi risikonya.""Tuan Tico, apa rencana Kuil Dewa yang sebenarnya? Sebaiknya kamu katakan dengan jujur agar kami punya gambaran yang lebih jelas," kata Lamine lagi."Benar, Tuan Tico. Kami ingin mendengar detailnya agar kami bisa membuat keputusan," tambah semua orang. Mereka tidak ingin mempe
"Pak Lamine, bagaimana menurutmu?" Setelah suasananya sudah cukup panas, Tico kembali menatap Lamine."Kalau kami masih terus menolak padahal Kuil Dewa sudah begitu tulus, sepertinya agak nggak tahu diri," kata Lamine sambil tersenyum.Begitu banyak harta karun sudah diletakkan di depan matanya, Lamine tidak mungkin menolaknya. Setelah menyelesaikan tugas ini, hartanya cukup untuk menikmati masa tuanya. Memang agak berisiko, tetapi sepadan. Lagi pula, Duo Pembunuh Jagat selalu menang dalam setiap pertempuran, sehingga mereka juga berani mengambil risiko."Pak Lamine memang cepat dalam mengambil keputusan."Tico tersenyum dan kembali menatap Danice lagi. "Pak Danice, bagaimana denganmu?""Asalkan ada anggur enak, aku nggak masalah memberikan nyawaku ini pada kalian," jawab Danice yang mabuk."Bagus! Kalau begitu, kita sepakat!" kata Tico dengan semangat dan ekspresi yang gembira."Tunggu dulu. Aku ada pertanyaan." Pada saat ini, Luther yang selalu melihat dari samping kembali berbicara.
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk