Bam!Begitu pintu didobrak, semua lampu di dalam ruangan tiba-tiba pecah. Sebuah aura yang mencekam langsung menyelimuti seluruh ruangan."Siapa? Siapa yang sudah berani mengganggu kesenanganku?"Carlos tiba-tiba berbalik dengan ekspresi marah. Suasana di sekitar ruangan tiba-tiba menjadi gelap, jadi dia masih belum bisa melihat wajah orang yang datang dalam sekejap."Carlos! Kamu cari mati!"Seiring dengan suara yang dingin itu, orang itu perlahan-lahan mendekat. Dengan cahaya bulan yang masuk melalui jendela, Carlos akhirnya bisa melihat dengan jelas siapa yang datang. Orang itu ternyata adalah Luther!"Ternyata kamu!"Ekspresi Carlos berubah dan segera mengambil pistol dari meja samping tempat tidur, lalu berteriak, "Sialan! Kamu sudah berkali-kali merusak rencanaku, aku bahkan belum mencarimu untuk membalasnya. Tak disangka, sekarang malah kamu yang datang sendiri!""Luther! Pergi ... cepat pergi! Jangan pedulikan aku ...," teriak Ariana dengan lemah dan tak berdaya.Awalnya, saat
"Kenapa kamu ...."Keenan bangkit dan hendak marah, tetapi mendongak kepalanya dan melihat Luther sudah menghilang. "Sialan! Untung saja larinya cepat, kalau tidak, aku akan menghajarnya!""Dia tidak akan bisa lari selamanya. Orang itu sudah melakukan hal yang sangat tidak manusiawi seperti ini, aku akan memastikan dia merana di penjara!" kata Helen sambil menggertakkan giginya."Benar! Tidak boleh melepaskannya begitu saja!" kata Roselyn.Tindakan Luther yang begitu menyebalkan sudah melampaui kesabaran mereka."Eh ...."Pada saat itu, Ariana yang pingsan tiba-tiba bangun.Ekspresi Helen terlihat gembira. "Putriku! Akhirnya kamu bangun juga! Bagaimana? Apa ada yang terasa tidak nyaman?""Ibu, kenapa kamu ada di sini?"Ariana mengelus kepalanya yang bengkak dan pikirannya agak kabur."Julie yang menelepon kami dan mengatakan kamu mungkin berada dalam bahaya, jadi kami segera datang. Untung saja kami datang tepat waktu, kalau tidak, kamu akan dinodai si Luther berengsek itu!"Saat menga
Pada saat fajar, di dalam vila Keluarga Luando. Devin tidak tidur semalaman dan berjalan bolak-balik di ruang tamu dengan ekspresi yang sangat gelisah. Sejak malam saat Carlos pergi, tidak pernah ada kabar darinya lagi.Teleponnya tidak bisa dihubungi dan tidak terlihat orangnya, seolah-olah menghilang. Dia sudah mengirim sekelompok pengawal keluar untuk mencarinya. Namun sampai saat ini, masih belum ada kabar yang kembali. Ini benar-benar aneh!"Tin tin!"Pada saat itu, terdengar suara klakson di depan pintu. Devin membuka pintu dan melihat ada sebuah mobil bisnis berwarna hitam berhenti di luar. Saat pintu mobil itu terbuka dan sebuah tas kulit ular yang berisi seseorang dilemparkan keluar dari mobil dengan kasar. Kemudian mobil itu pergi dengan cepat."Eh?"Ekspresi Devin terlihat terkejut dan memberikan isyarat kepada kedua pengawal di depan pintu. Kedua pengawal itu tidak berani ragu dan buru-buru membuka tas kulit ular itu. Mereka menemukan seorang pria telanjang yang wajahnya me
Saat ini, Devin benar-benar merasa panik dan takut. Tidak disangka, pria tua yang terlihat seperti orang biasa ini adalah pembunuh manusia yang mengerikan itu, Pembantai Manusia! Apa yang sebenarnya telah terjadi hingga Pembantai Manusia ini bisa datang berkunjung?"Kamu berani memukulku?"Pada saat itu, Carlos berbalik dan bangkit, lalu berteriak, "Mampus kamu! Kalian semua akan mati! Pengawal, bunuh mereka semua!""Berhenti!"Setelah memberikan perintah untuk berhenti, Devin tiba-tiba berlutut di hadapan Fuso dan berkata dengan panik, "Tuan Fuso! Kami tidak tahu apakah kami telah melakukan kesalahan kepada Anda, mohon Anda mengampuni kami dan memberi kami kesempatan untuk hidup!""Ayah! Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu berlutut kepadanya?" kata Carlos dengan tidak percaya.Jelas-jelas, merekalah pemenangnya, mengapa malah mereka yang meminta maaf kepada ketiga orang itu?"Kamu tidak mengerti apa-apa! Kita tidak sanggup melawan orang ini, cepat berlutut!" kata Devin sambil terus menge
"Hah?"Sekujur tubuh Devin langsung menjadi kaku dan memohon, "Tuan Fuso! Tuan Fuso! Kita tidak ada dendam, kenapa Anda harus melakukan ini?""Kalian memang tidak ada dendam denganku, tapi kalian sudah menyinggung Tuan Muda keluarga kami. Jadi, aku tidak bisa mengampuni kesalahan kalian," kata Fuso sambil melihat Devin dengan tatapan yang meremehkan."Tidak ... mungkin! Bagaimana mungkin kita menyinggung Tuan Muda Bennett?"Setelah mengatakan itu, Devin tiba-tiba tertegun. "Keluarga Bennett? Bennett? Jangan-jangan ... Luther adalah anggota Keluarga Bennett?""Selamat! Jawabanmu benar! Dia adalah Tuan Muda kami, Gerald Bennett," kata Fuso sambil tersenyum."Gerald? Putra Kirin yang legendaris itu? Tidak ... mungkin!"Devin merasa sangat terkejut, bahkan jantungnya hampir berhenti. Dia sudah menyelidiki dan jelas-jelas Luther itu adalah pria simpanan yang mendapat dukungan Keluarga Caonata baru bisa berkuasa seperti saat ini. Bagaimana mungkin dia adalah Putra Kirin?Perlu diketahui, Ger
Pagi hari, di bandara. Darwin dan Marie menunggu di depan mobil Rolls-Royce dengan tenang."Ayah, kita sudah menunggu selama sejam. Kenapa Kakak masih belum sampai?" tanya Marie sembari melihat ke sekeliling. Dia terlihat tidak sabar."Wajar kalau pesawat terlambat. Kita tunggu sebentar lagi," jawab Darwin dengan tenang.Kemarin malam, Darwin tiba-tiba mendapat telepon dari putranya yang mengatakan sudah keluar dari negaranya. Asal tahu saja, putranya ini adalah kartu truf andalannya!Ketika keduanya masih mengobrol, seorang pria dan wanita berjalan keluar dari pintu masuk. Si pria memiliki paras yang tampan dan penuh karisma. Siapa pun tidak akan berani menatapnya langsung.Sementara itu, si wanita juga terlihat luar biasa. Bukan hanya penampilannya yang menawan, tetapi sosoknya memancarkan wibawa yang sangat kuat."Ayah, Kakak sudah keluar!" seru Marie dengan mata berbinar-binar. Dia benar-benar girang karena kakaknya pulang."Roger, akhirnya kamu pulang juga!" Darwin segera menyambu
Sementara itu, petarung tingkat sejati bisa mengerahkan energi internal mereka dan membunuh tanpa meninggalkan jejak apa pun.Perbedaan kedua petarung ini bagaikan langit dan bumi. Kesenjangannya benar-benar besar. Ahli bela diri seperti ini belum tentu banyak ditemui di ibu kota provinsi yang besar.Pantas saja, Keluarga Sunaryo bisa menerima Roger. Keluarga mana yang tidak menginginkan menantu yang begitu berbakat seperti Roger?"Ayah, petarung tingkat sejati sangat hebat, ya? Apa yang akan terjadi kalau Kakak melawan Luther?" tanya Marie."Bocah itu akan mati dalam waktu singkat!" jawab Darwin dengan angkuh."Baguslah! Kak, kamu harus memberi pelajaran kepada bocah itu!" Marie sangat girang mendengarnya."Nggak usah terburu-buru, Luther itu bisa dibunuh kapan saja. Untuk sekarang, kita harus menyambut kepulangan Roger dan Kezia dulu. Ayo, kita pulang," sahut Darwin.....Saat ini, di Klinik Damai. Luther tiba-tiba mendapat telepon dari Belinda. "Halo, Kak Luther, perusahaan farmasi
"Kenapa? Kalian ingin memaksaku dengan menggunakan kekerasan?" Luther tersenyum sinis saat melihat sekelompok satpam yang berlari masuk.Luther sangat membenci metode seperti ini. Jika berdiskusi dengan kepala dingin, dia mungkin akan menyetujui permintaan mereka. Namun, orang yang menggunakan kekerasan hanya akan mendapat pelajaran darinya."Kenapa memangnya? Jangan nggak tahu diri, ya!" bentak Ken dengan galak. Dia memang membenci Luther. Pada pertemuan pertama, Ken bahkan sudah dipaksa untuk berlutut kepadanya. Kalau bukan karena Bianca, dia pasti sudah membalas dendam sejak awal. Mumpung Bianca tidak ada di sini, dia pun ingin memanfaatkan kesempatan ini dengan baik."Hei, Ken, jangan keterlaluan! Luther yang membuat keputusan apakah dia akan menjual saham itu atau nggak. Kalau kamu berani menyakitinya, jangan salahkan aku bertindak lancang!" teriak Belinda yang tidak tahan melihat situasi ini lagi."Belinda, masalah ini nggak ada urusannya denganmu. Diam!" Ken sama sekali tidak me
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak