"Ayah, gimana? Apa ada yang bersedia membantu kita?" tanya Carlos."Sialan! Kalau ada keuntungan, mereka semua buru-buru mendekatiku. Giliran Keluarga Luando dalam masalah, mereka semua menjauh dariku. Benar-benar nggak tahu terima kasih!" maki Devin dengan ekspresi yang sangat suram.Devin tidak menyangka bahwa dirinya yang merupakan kepala Keluarga Luando akan berakhir seperti ini."Ayah, pepatah mengatakan bahwa hanya teman sejati yang ada saat seseorang dalam kesulitan. Kelak, jangan berteman dengan mereka lagi. Setelah krisis ini lewat, aku akan membuat mereka menyesal!" ujar Carlos dengan suara rendah."Carlos, koneksiku nggak bisa membantu. Aku hanya bisa mengandalkanmu sekarang." Devin tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, "Omong-omong, bukannya kamu punya hubungan dengan putrinya Darwin? Coba telepon dia, lihat apakah dia bersedia meminjamkan uang atau nggak.""Benar juga, aku hampir melupakannya. Putri orang terkaya di Jiloam pasti bisa mengeluarkan uang 6 triliun dengan e
"Ha ... Halo?" Carlos memegang ponselnya dengan wajah keheranan. Bukannya dia hanya menyebut nama Luther? Mengapa Marie langsung begitu terkejut? Bukankah sikapnya ini berlebihan?Tentunya, Carlos tidak tahu bahwa Marie masih trauma karena ditampar oleh Luther. Parahnya, bukan hanya tidak bisa membalas dendam, tetapi Marie harus berlutut meminta maaf kepada Luther. Insiden ini adalah hinaan besar bagi Marie, bahkan menjadi ketakutan seumur hidupnya.Meskipun merasa enggan, Marie tidak bisa melakukan apa pun terhadap Luther. Sebelum kakak Marie pulang, Keluarga Sudarmo tidak akan bisa membalas dendam. Bagaimanapun, Luther adalah ahli bela diri yang berhasil mengalahkan Lukas dengan mudah.Begitu orang seperti ini menggila, seluruh Keluarga Sudarmo mungkin akan dibantai habis hanya dalam semalam! Itu sebabnya, mereka terus menahan diri selama ini. Ini juga alasan mengapa Marie begitu ketakutan saat mendengar nama Luther. Dia benar-benar takut karena tamparan itu!"Carlos, apa yang dikata
Di Klinik Damai. Ketika Luther sedang membaca buku dengan tenang, sebuah mobil Maybach pelan-pelan berhenti di depan pintu masuk. Pintu mobil dibuka, lalu terlihat Devin turun dengan membawa hadiah."Tuan Luther ...." Begitu masuk, Devin langsung tersenyum lebar. Dia tidak lagi bersikap arogan seperti saat bertemu dengan Luther untuk pertama kalinya."Kenapa? Ada urusan?" tanya Luther sembari melirik sekilas."Tuan Luther, aku benar-benar minta maaf atas kejadian hari ini. Aku memang bodoh. Tolong maafkan aku dan jangan bersikap perhitungan dengan orang sepertiku," sahut Devin sembari tersenyum minta maaf.Kini, Devin sudah mengerti bahwa Luther tidak sesederhana yang terlihat. Selain mendapat dukungan dari Keluarga Caonata, pria ini juga memiliki hubungan dengan Fernando. Dia jelas bukan orang biasa. Jika ingin mendapat pinjaman 6 triliun, Devin harus mendapat pengampunan dulu darinya."Orang rendahan sepertiku mana pantas diperlakukan seperti ini oleh Keluarga Luando," ucap Luther ya
"Hah?" Devin memegang wajahnya dengan kebingungan.Saat ini, di sebuah kamar Hotel Valentine. Terlihat Ariana berbaring dengan lemas. Kepalanya terasa sangat pusing, bahkan kesadarannya juga menurun.Sementara itu, Carlos berdiri di samping sembari tersenyum jahat. Dia menatap tubuh indah Ariana dengan lancang."Ariana, harus kuakui bahwa kamu memang wanita yang sempurna. Lihatlah tubuhmu, wajahmu, dan karismamu. Tsk tsk, sangat luar biasa. Jujur saja, aku sudah bermain dengan begitu banyak wanita, tapi nggak ada yang semenawan dirimu.""Tentunya, hanya pria unggul sepertiku yang pantas untuk wanita sepertimu. Luther itu nggak ada apa-apanya. Atas dasar apa dia memilikimu? Tapi, nggak masalah. Setelah malam ini, kamu akan menjadi milikku," lanjut Carlos sambil tersenyum genit dan mulai melepaskan pakaiannya.Tiba-tiba, Carlos teringat pada sesuatu sehingga berhenti melepaskan pakaiannya dan mengeluarkan ponselnya untuk merekam. Dia pun mengarahkan kamera ponselnya kepada Ariana."Aku h
Bam!Begitu pintu didobrak, semua lampu di dalam ruangan tiba-tiba pecah. Sebuah aura yang mencekam langsung menyelimuti seluruh ruangan."Siapa? Siapa yang sudah berani mengganggu kesenanganku?"Carlos tiba-tiba berbalik dengan ekspresi marah. Suasana di sekitar ruangan tiba-tiba menjadi gelap, jadi dia masih belum bisa melihat wajah orang yang datang dalam sekejap."Carlos! Kamu cari mati!"Seiring dengan suara yang dingin itu, orang itu perlahan-lahan mendekat. Dengan cahaya bulan yang masuk melalui jendela, Carlos akhirnya bisa melihat dengan jelas siapa yang datang. Orang itu ternyata adalah Luther!"Ternyata kamu!"Ekspresi Carlos berubah dan segera mengambil pistol dari meja samping tempat tidur, lalu berteriak, "Sialan! Kamu sudah berkali-kali merusak rencanaku, aku bahkan belum mencarimu untuk membalasnya. Tak disangka, sekarang malah kamu yang datang sendiri!""Luther! Pergi ... cepat pergi! Jangan pedulikan aku ...," teriak Ariana dengan lemah dan tak berdaya.Awalnya, saat
"Kenapa kamu ...."Keenan bangkit dan hendak marah, tetapi mendongak kepalanya dan melihat Luther sudah menghilang. "Sialan! Untung saja larinya cepat, kalau tidak, aku akan menghajarnya!""Dia tidak akan bisa lari selamanya. Orang itu sudah melakukan hal yang sangat tidak manusiawi seperti ini, aku akan memastikan dia merana di penjara!" kata Helen sambil menggertakkan giginya."Benar! Tidak boleh melepaskannya begitu saja!" kata Roselyn.Tindakan Luther yang begitu menyebalkan sudah melampaui kesabaran mereka."Eh ...."Pada saat itu, Ariana yang pingsan tiba-tiba bangun.Ekspresi Helen terlihat gembira. "Putriku! Akhirnya kamu bangun juga! Bagaimana? Apa ada yang terasa tidak nyaman?""Ibu, kenapa kamu ada di sini?"Ariana mengelus kepalanya yang bengkak dan pikirannya agak kabur."Julie yang menelepon kami dan mengatakan kamu mungkin berada dalam bahaya, jadi kami segera datang. Untung saja kami datang tepat waktu, kalau tidak, kamu akan dinodai si Luther berengsek itu!"Saat menga
Pada saat fajar, di dalam vila Keluarga Luando. Devin tidak tidur semalaman dan berjalan bolak-balik di ruang tamu dengan ekspresi yang sangat gelisah. Sejak malam saat Carlos pergi, tidak pernah ada kabar darinya lagi.Teleponnya tidak bisa dihubungi dan tidak terlihat orangnya, seolah-olah menghilang. Dia sudah mengirim sekelompok pengawal keluar untuk mencarinya. Namun sampai saat ini, masih belum ada kabar yang kembali. Ini benar-benar aneh!"Tin tin!"Pada saat itu, terdengar suara klakson di depan pintu. Devin membuka pintu dan melihat ada sebuah mobil bisnis berwarna hitam berhenti di luar. Saat pintu mobil itu terbuka dan sebuah tas kulit ular yang berisi seseorang dilemparkan keluar dari mobil dengan kasar. Kemudian mobil itu pergi dengan cepat."Eh?"Ekspresi Devin terlihat terkejut dan memberikan isyarat kepada kedua pengawal di depan pintu. Kedua pengawal itu tidak berani ragu dan buru-buru membuka tas kulit ular itu. Mereka menemukan seorang pria telanjang yang wajahnya me
Saat ini, Devin benar-benar merasa panik dan takut. Tidak disangka, pria tua yang terlihat seperti orang biasa ini adalah pembunuh manusia yang mengerikan itu, Pembantai Manusia! Apa yang sebenarnya telah terjadi hingga Pembantai Manusia ini bisa datang berkunjung?"Kamu berani memukulku?"Pada saat itu, Carlos berbalik dan bangkit, lalu berteriak, "Mampus kamu! Kalian semua akan mati! Pengawal, bunuh mereka semua!""Berhenti!"Setelah memberikan perintah untuk berhenti, Devin tiba-tiba berlutut di hadapan Fuso dan berkata dengan panik, "Tuan Fuso! Kami tidak tahu apakah kami telah melakukan kesalahan kepada Anda, mohon Anda mengampuni kami dan memberi kami kesempatan untuk hidup!""Ayah! Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu berlutut kepadanya?" kata Carlos dengan tidak percaya.Jelas-jelas, merekalah pemenangnya, mengapa malah mereka yang meminta maaf kepada ketiga orang itu?"Kamu tidak mengerti apa-apa! Kita tidak sanggup melawan orang ini, cepat berlutut!" kata Devin sambil terus menge