"Pak Fernando, siapa sebenarnya bocah ini? Demi dia, kamu sampai memilih untuk bermusuhan dengan Keluarga Luando?" tanya Devin dengan raut wajah masam. Tadinya dia sangat percaya diri, tetapi hasilnya malah seperti ini."Jujur saja, Tuan Luther adalah penyelamatku sekaligus tamu pentingku. Kalau kalian berseteru dengan Tuan Luther, artinya kalian juga berseteru denganku. Pilihannya hanya 2, kalian meminta maaf kepada Tuan Luther atau menerima kebangkrutan kalian!" ujar Fernando dengan galak. Berbeda dari biasanya, tatapannya terlihat sangat tajam dan memaksa."Kami meminta maaf kepadanya? Jangan harap!" seru Carlos dengan gusar. Mana mungkin seorang Tuan Muda Keluarga Luando yang bermartabat tunduk kepada orang kampungan!"Kalau nggak mau minta maaf, silakan pergi dari sini. Mari kita lihat, berapa lama kalian bisa bertahan!" Devin langsung mengusir keduanya."Fernando, roda takdir selalu berputar. Jangan bersikap keterlaluan. Suatu saat nanti, kamu pasti akan menyesal!" sahut Carlos s
"Ayah, gimana? Apa ada yang bersedia membantu kita?" tanya Carlos."Sialan! Kalau ada keuntungan, mereka semua buru-buru mendekatiku. Giliran Keluarga Luando dalam masalah, mereka semua menjauh dariku. Benar-benar nggak tahu terima kasih!" maki Devin dengan ekspresi yang sangat suram.Devin tidak menyangka bahwa dirinya yang merupakan kepala Keluarga Luando akan berakhir seperti ini."Ayah, pepatah mengatakan bahwa hanya teman sejati yang ada saat seseorang dalam kesulitan. Kelak, jangan berteman dengan mereka lagi. Setelah krisis ini lewat, aku akan membuat mereka menyesal!" ujar Carlos dengan suara rendah."Carlos, koneksiku nggak bisa membantu. Aku hanya bisa mengandalkanmu sekarang." Devin tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, "Omong-omong, bukannya kamu punya hubungan dengan putrinya Darwin? Coba telepon dia, lihat apakah dia bersedia meminjamkan uang atau nggak.""Benar juga, aku hampir melupakannya. Putri orang terkaya di Jiloam pasti bisa mengeluarkan uang 6 triliun dengan e
"Ha ... Halo?" Carlos memegang ponselnya dengan wajah keheranan. Bukannya dia hanya menyebut nama Luther? Mengapa Marie langsung begitu terkejut? Bukankah sikapnya ini berlebihan?Tentunya, Carlos tidak tahu bahwa Marie masih trauma karena ditampar oleh Luther. Parahnya, bukan hanya tidak bisa membalas dendam, tetapi Marie harus berlutut meminta maaf kepada Luther. Insiden ini adalah hinaan besar bagi Marie, bahkan menjadi ketakutan seumur hidupnya.Meskipun merasa enggan, Marie tidak bisa melakukan apa pun terhadap Luther. Sebelum kakak Marie pulang, Keluarga Sudarmo tidak akan bisa membalas dendam. Bagaimanapun, Luther adalah ahli bela diri yang berhasil mengalahkan Lukas dengan mudah.Begitu orang seperti ini menggila, seluruh Keluarga Sudarmo mungkin akan dibantai habis hanya dalam semalam! Itu sebabnya, mereka terus menahan diri selama ini. Ini juga alasan mengapa Marie begitu ketakutan saat mendengar nama Luther. Dia benar-benar takut karena tamparan itu!"Carlos, apa yang dikata
Di Klinik Damai. Ketika Luther sedang membaca buku dengan tenang, sebuah mobil Maybach pelan-pelan berhenti di depan pintu masuk. Pintu mobil dibuka, lalu terlihat Devin turun dengan membawa hadiah."Tuan Luther ...." Begitu masuk, Devin langsung tersenyum lebar. Dia tidak lagi bersikap arogan seperti saat bertemu dengan Luther untuk pertama kalinya."Kenapa? Ada urusan?" tanya Luther sembari melirik sekilas."Tuan Luther, aku benar-benar minta maaf atas kejadian hari ini. Aku memang bodoh. Tolong maafkan aku dan jangan bersikap perhitungan dengan orang sepertiku," sahut Devin sembari tersenyum minta maaf.Kini, Devin sudah mengerti bahwa Luther tidak sesederhana yang terlihat. Selain mendapat dukungan dari Keluarga Caonata, pria ini juga memiliki hubungan dengan Fernando. Dia jelas bukan orang biasa. Jika ingin mendapat pinjaman 6 triliun, Devin harus mendapat pengampunan dulu darinya."Orang rendahan sepertiku mana pantas diperlakukan seperti ini oleh Keluarga Luando," ucap Luther ya
"Hah?" Devin memegang wajahnya dengan kebingungan.Saat ini, di sebuah kamar Hotel Valentine. Terlihat Ariana berbaring dengan lemas. Kepalanya terasa sangat pusing, bahkan kesadarannya juga menurun.Sementara itu, Carlos berdiri di samping sembari tersenyum jahat. Dia menatap tubuh indah Ariana dengan lancang."Ariana, harus kuakui bahwa kamu memang wanita yang sempurna. Lihatlah tubuhmu, wajahmu, dan karismamu. Tsk tsk, sangat luar biasa. Jujur saja, aku sudah bermain dengan begitu banyak wanita, tapi nggak ada yang semenawan dirimu.""Tentunya, hanya pria unggul sepertiku yang pantas untuk wanita sepertimu. Luther itu nggak ada apa-apanya. Atas dasar apa dia memilikimu? Tapi, nggak masalah. Setelah malam ini, kamu akan menjadi milikku," lanjut Carlos sambil tersenyum genit dan mulai melepaskan pakaiannya.Tiba-tiba, Carlos teringat pada sesuatu sehingga berhenti melepaskan pakaiannya dan mengeluarkan ponselnya untuk merekam. Dia pun mengarahkan kamera ponselnya kepada Ariana."Aku h
Bam!Begitu pintu didobrak, semua lampu di dalam ruangan tiba-tiba pecah. Sebuah aura yang mencekam langsung menyelimuti seluruh ruangan."Siapa? Siapa yang sudah berani mengganggu kesenanganku?"Carlos tiba-tiba berbalik dengan ekspresi marah. Suasana di sekitar ruangan tiba-tiba menjadi gelap, jadi dia masih belum bisa melihat wajah orang yang datang dalam sekejap."Carlos! Kamu cari mati!"Seiring dengan suara yang dingin itu, orang itu perlahan-lahan mendekat. Dengan cahaya bulan yang masuk melalui jendela, Carlos akhirnya bisa melihat dengan jelas siapa yang datang. Orang itu ternyata adalah Luther!"Ternyata kamu!"Ekspresi Carlos berubah dan segera mengambil pistol dari meja samping tempat tidur, lalu berteriak, "Sialan! Kamu sudah berkali-kali merusak rencanaku, aku bahkan belum mencarimu untuk membalasnya. Tak disangka, sekarang malah kamu yang datang sendiri!""Luther! Pergi ... cepat pergi! Jangan pedulikan aku ...," teriak Ariana dengan lemah dan tak berdaya.Awalnya, saat
"Kenapa kamu ...."Keenan bangkit dan hendak marah, tetapi mendongak kepalanya dan melihat Luther sudah menghilang. "Sialan! Untung saja larinya cepat, kalau tidak, aku akan menghajarnya!""Dia tidak akan bisa lari selamanya. Orang itu sudah melakukan hal yang sangat tidak manusiawi seperti ini, aku akan memastikan dia merana di penjara!" kata Helen sambil menggertakkan giginya."Benar! Tidak boleh melepaskannya begitu saja!" kata Roselyn.Tindakan Luther yang begitu menyebalkan sudah melampaui kesabaran mereka."Eh ...."Pada saat itu, Ariana yang pingsan tiba-tiba bangun.Ekspresi Helen terlihat gembira. "Putriku! Akhirnya kamu bangun juga! Bagaimana? Apa ada yang terasa tidak nyaman?""Ibu, kenapa kamu ada di sini?"Ariana mengelus kepalanya yang bengkak dan pikirannya agak kabur."Julie yang menelepon kami dan mengatakan kamu mungkin berada dalam bahaya, jadi kami segera datang. Untung saja kami datang tepat waktu, kalau tidak, kamu akan dinodai si Luther berengsek itu!"Saat menga
Pada saat fajar, di dalam vila Keluarga Luando. Devin tidak tidur semalaman dan berjalan bolak-balik di ruang tamu dengan ekspresi yang sangat gelisah. Sejak malam saat Carlos pergi, tidak pernah ada kabar darinya lagi.Teleponnya tidak bisa dihubungi dan tidak terlihat orangnya, seolah-olah menghilang. Dia sudah mengirim sekelompok pengawal keluar untuk mencarinya. Namun sampai saat ini, masih belum ada kabar yang kembali. Ini benar-benar aneh!"Tin tin!"Pada saat itu, terdengar suara klakson di depan pintu. Devin membuka pintu dan melihat ada sebuah mobil bisnis berwarna hitam berhenti di luar. Saat pintu mobil itu terbuka dan sebuah tas kulit ular yang berisi seseorang dilemparkan keluar dari mobil dengan kasar. Kemudian mobil itu pergi dengan cepat."Eh?"Ekspresi Devin terlihat terkejut dan memberikan isyarat kepada kedua pengawal di depan pintu. Kedua pengawal itu tidak berani ragu dan buru-buru membuka tas kulit ular itu. Mereka menemukan seorang pria telanjang yang wajahnya me
"Aku kalah." Mario menunduk dan melontarkan kedua kata ini dengan susah payah. Meskipun merasa enggan, harus diakui bahwa dirinya memang kalah telak dari Hasta. Jika terus dilanjutkan, dia hanya akan mati."Kamu sudah sangat hebat karena mampu menahan seranganku ini." Usai berbicara dengan dingin, Hasta berbalik dan turun dari arena. Mario tidak termasuk lemah, tetapi Hasta tidak tertarik untuk melawannya."Selamat kepada kandidat nomor dua, Hasta, atas kemenangannya!" Nabel segera mengumumkan hasil pertarungan.Seketika, suara tepuk tangan yang meriah memenuhi seluruh arena. Meskipun pertarungan kali ini sangat singkat, hasilnya sangat menakjubkan. Terutama kehebatan Hasta, mereka tidak akan pernah melupakannya. Begitu menghunuskan pedang, Hasta tak terkalahkan."Sayang sekali ...." Yusril menggeleng dan memasang ekspresi sedih. Jika serangan Hasta tadi membunuh Mario, hasilnya tentu akan lebih bagus. Dengan begitu, Sekte Pedang akan kehilangan seorang genius dan mungkin akan terjadi
"Foniks Terbang!" Di bawah tekanan dahsyat, Mario mengeluarkan seluruh potensinya. Energi astral disalurkan ke dalam pedangnya. Cahaya perak memancar dengan kuat.Saat berikutnya, Mario meloncat dan bersatu dengan pedangnya. Dia menjelma menjadi foniks raksasa yang meraung sambil memelesat ke arah pedang emas.Keseluruhan foniks itu berwarna perak. Foniks itu mengepakkan sayapnya, membuat angin kencang berembus. Tekanan besar ini membuat foniks itu seolah-olah ingin membumbung tinggi ke angkasa.Setelah berjeda, foniks perak tiba-tiba berbalik ke arah pedang emas. Bam! Lagi-lagi terdengar suara yang memekakkan telinga. Energi dahsyat membuat tanah bergetar.Perisai petir biru juga terus berguncang, seperti akan hancur. Di pusat ledakan, pedang emas dan foniks tampak berhadapan.Namun, pedang emas itu seperti gunung besar yang terus menerus menekan foniks raksasa. Pada akhirnya, foniks itu tidak tahan lagi dan terjatuh.Seketika, asap mengepul dan batu beterbangan. Guncangan menjadi mak
Keseluruhan bayangan foniks itu berwarna merah, membuatnya terlihat seperti matahari yang menyilaukan. Sayap foniks pun memancarkan cahaya aneh.Ketika menghadapi pedang emas itu, bayangan foniks meraung dan mengepakkan sayapnya. Saat berikutnya, dia terbang dan membentur pedang emas.Di bawah tatapan semua orang, cahaya merah dan cahaya emas berbenturan. Duar! Terdengar gemuruh. Seluruh arena berguncang.Gelombang energi yang disebabkan oleh ledakan menyapu ke sekeliling. Untung saja, masih ada perisai petir biru dari Nabel yang melindungi para penonton.Cahaya biru memancar dengan kuat. Perisai pun bergetar, seolah-olah akan hancur kapan saja. Saat melihat ini, Nabel tidak berani ragu-ragu. Dia datang ke pusat formasi untuk menyalurkan energi sejatinya supaya perisai tidak hancur."Tekanan ini mengerikan sekali. Seperti ini kekuatan ahli bela diri top? Luar biasa!""Aku tahu Hasta kuat, tapi aku nggak nyangka Mario yang tak terkenal ini juga begitu hebat. Dia memperlihatkan tekanan y
Di arena, Mario berdiri dengan gagah sambil menggenggam pedangnya. Wajahnya dipenuhi senyuman saat menatap Hasta. "Hasta, aku nggak nyangka kita bakal ketemu sekarang. Sepertinya pertarungan ini tak terelakkan."Hasta memang genius yang diakui semua orang, tetapi Mario juga tidak kalah hebatnya. Hanya saja, dia selalu bersikap rendah hati dan tidak mengejar ketenaran. Selama ini, dia hanya fokus pada kultivasinya.Kali ini, Mario berpartisipasi dalam kompetisi pun bukan untuk menjadi terkenal, melainkan untuk menguji kemampuannya. Terus bersembunyi tidak akan membuatnya tumbuh. Dengan melawan lawan yang lebih kuat, dia baru bisa berkembang."Kamu bukan lawanku. Sebaiknya mengaku kalah," ucap Hasta dengan dingin. Dia tidak ingin membunuh saudara seperguruannya."Kita belum bertarung. Gimana bisa kamu tahu aku selemah itu?" Mario masih tersenyum. "Aku bergabung dengan Sekte Pedang lebih awal darimu. Kamu memang genius, tapi aku nggak bodoh. Seharusnya nggak semudah itu untuk menang darik
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal