Begitu mendapat perintah, para murid Sekte Plasma langsung menerjang. Kerumunan bergegas bubar karena ketakutan."Jangan coba-coba maju!" Elio sontak menghunuskan pedangnya dan mengadang di depan semua orang. Dia membentak, "Aku dari Sekte Pedang! Kalau kalian berani macam-macam, berarti kalian menantang Sekte Pedang! Apa kalian yakin?"Begitu ucapan ini dilontarkan, seluruh murid Sekte Plasma menghentikan langkah kaki mereka. Semuanya bertatapan dengan penuh waspada.Jika itu sekte biasa, mereka tidak akan takut. Namun, Sekte Pedang berbeda. Sekte Pedang adalah salah satu dari 3 sekte terbesar. Kekuatan dan prestise mereka jauh di atas Sekte Plasma. Jika situasi tidak terlalu mendesak, mereka tidak akan menantang Sekte Pedang."Kenapa memangnya? Nyawa harus dibayar dengan nyawa! Kalian telah mencelakai adikku! Kalian harus menanggung konsekuensinya!" pekik Wolfie.Ketika berbicara, tangan Wolfie sudah menyentuh pedangnya. Dia tidak takut pada Sekte Pedang. Adiknya harus mendapat keadi
"Hei! Kamu sudah gila ya? Kita mau mengatasi masalah, bukan memperburuk situasi!" tegur Yuki.Mereka berusaha membujuk Wolfie demi menyelesaikan krisis, tetapi Luther malah bersikap seolah-olah dirinya siap untuk bertarung. Jika Wolfie marah besar, mereka akan kesulitan untuk melawan. Benar-benar menyebalkan!"Bocah, kamu tahu kamu lagi bicara dengan siapa?" tanya Wolfie sambil memicingkan matanya yang dipenuhi niat membunuh. Wolfie merasa dirinya sudah sangat angkuh, tetapi ternyata ada yang lebih angkuh daripadanya."Tentu saja tahu. Tapi, kematian adikmu memang nggak ada kaitannya denganku. Terserah kamu mau percaya atau nggak," ujar Luther dengan nada datar. Dia tidak terlihat takut sedikit pun."Bagus, bagus sekali!" Wolfie sontak tergelak, tetapi ekspresinya terlihat sangat masam. "Bocah, aku sangat mengagumi keberanianmu. Demi martabat Sekte Pedang, aku akan memberimu kesempatan. Kalau kamu bisa bertahan dari satu seranganku, aku akan mengampuni nyawamu. Gimana?"Ketika berbicar
"Kalau nggak ingin mati, cepat menyingkir dari sini! Jangan sampai kalian juga terkena imbasnya!" Murid-murid Sekte Plasma mulai mengusir kerumunan supaya pertarungan bisa segera dimulai. Mereka tahu kehebatan Wolfie. Sekalipun hanya energi pedang, itu sudah cukup untuk membunuh orang.Dengan demikian, kerumunan pun bubar dan menjauh. Dalam radius ratusan meter, hanya tersisa Wolfie dan Luther. Yang satu adalah ahli bela diri Peringkat Genius, sedangkan yang satu lagi bukan siapa-siapa.Pertarungan ini pun menarik perhatian banyak orang. Banyak pesilat yang datang setelah mendengar kabar."Semuanya, menurut kalian, apa pemuda bernama Luther itu bisa menahan satu serangan Wolfie?""Nggak mungkin! Wolfie menduduki urutan kedelapan di Peringkat Genius. Karena dia bicara begitu, dia pasti punya keyakinan untuk membunuh Luther!""Setuju! Aku pernah melihat sehebat apa teknik pedang Wolfie. Benar-benar mengerikan! Luther nggak mungkin bisa menahannya!""Jangan terlalu yakin. Aku rasa Luther
Ke mana pun cahaya pisau itu lewat, tanah akan bergetar dan ruang akan terdistorsi. Sebuah tekanan yang kuat pun menyelimuti sekeliling, membuat kerumunan merasa tidak nyaman. Para pesilat lemah sampai kesulitan bernapas dan kaki mereka gemetaran."Cahaya pisau itu mengerikan sekali! Ini kehebatan ahli bela diri Peringkat Genius? Luar biasa!""Serangan ini dahsyat sekali! Nggak mungkin ada yang bisa mengadangnya! Sepertinya Luther dalam bahaya besar!""Sayang sekali. Kenapa dia harus menyinggung Wolfie sih? Ini sama saja dengan mencari mati!"Serangan Wolfie membuat orang-orang merasa gugup. Meskipun berdiri di kejauhan, mereka tetap bisa merasakan betapa ganasnya cahaya pisau Wolfie. Kini, semua orang yakin Luther akan mati."Kak Luther, semua tergantung pada kemampuanmu! Semoga kamu bisa menangkis serangan ini!" gumam Ozias sambil menggenggam kipas lipatnya dengan cemas.Ozias yakin dengan kemampuan Luther, tetapi Wolfie adalah ahli bela diri Peringkat Genius. Genius mana pun nggak b
Semua orang merasa kagum dengan bentrokan dahsyat yang terjadi tadi, tetapi mereka juga penasaran apakah Wolfie benar-benar bisa menghabisi Luther dengan satu tebasan. Bagaimanapun juga, dia sudah mencapai tingkatan di mana setiap tebasannya memiliki kekuatan yang luar biasa. Menghadapi ahli seperti ini, menahan satu serangan langsungnya adalah hal yang sangat sulit."Kak, bagaimana? Apa Luther itu sudah mati?" tanya Yuki sambil menahan badai pasir dengan tangannya dan terus berusaha melihat ke depan dengan perasaan tegang. Meskipun dia selalu berseteru dengan Luther, dia sebenarnya tidak membenci dan tidak ingin Luther mati karena ini."Nggak terlalu jelas, tunggu sebentar lagi," kata Elsa sambil melihat jauh ke depan dengan serius, berusaha melihat situasi di depan menembus debu yang memenuhi langit. Namun, bentrokan tadi terlalu hebat, sehingga area dalam radius seratus meter menjadi gelap gulita dan pandangan semua orang menjadi sangat terganggu.Beberapa saat kemudian, badai pasir
Wolfie pun pergi bersama dengan para murid dari Sekte Plasma dan sebuah konflik akhirnya mereda untuk sementara waktu.Namun, Luther kembali menjadi pusat perhatian semua orang sebagai kuda hitam. Dia sudah mulai terkenal setelah sebelumnya mengalahkan Haruto, sekarang dia makin terkenal setelah menahan serangan Wolfie secara langsung dan keluar tanpa terluka. Di Gunung Narima yang dipenuhi dengan para master dan ahli bela diri, Luther sudah mendapatkan posisinya dengan dua pertarungan ini."Aku kembalikan pedangmu," kata Luther setelah berbalik dan mengayunkan pedangnya dengan satu tangan, lalu pedang itu masuk ke dalam sarung pedang Yuki dengan tepat. Hanya dengan gerakan ini saja, semua orang sudah langsung terpesona.Elio yang mendekat terlebih dahulu, lalu memberi hormat dan berkata sambil tersenyum, "Luther, selamat! Serangan tadi benar-benar luar biasa. Kamu malah bisa seimbang dengan Wolfie, sungguh luar biasa!"Meskipun kata-kata ini terdengar agak berlebihan, itu memang tulus
Pada saat itu, seorang pria gemuk tiba-tiba berlari mendekat dengan tergesa-gesa. Pria ini adalah pemimpin dari lima iblis Aula Yama, Brian. Namun, dibandingkan dengan penampilannya semalam yang gagah, kali ini tubuhnya penuh dengan luka dan rambutnya acak-acakan. Dia terlihat sangat berantakan."Brian? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" Setelah mengamati Brian dari atas ke bawah, Ozias mengernyitkan alis dan tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres."Huhuhu .... Kak Ozias, kamu harus membalaskan dendam kami, keempat saudaraku itu semuanya sudah dibunuh!" Begitu melihat Brian, Ozias langsung berlutut di lantai dan mulai menangis meraung-raung. Penampilannya itu terlihat benar-benar sangat menyedihkan.Ozias mengernyitkan alis dan ekspresinya menjadi serius. "Dibunuh? Apa yang sebenarnya telah terjadi? Kenapa mereka bisa tiba-tiba dibunuh? Apa mereka sudah menyinggung seorang master?"Lima iblis Aula Yama cukup terkenal di dunia persilatan dan semuanya memiliki kemampuan yang luar b
Saat menjelang senja, di sebuah ruangan pribadi di Restoran Raksi. Luther, Ozias, dan beberapa orang duduk bersama dan mendengarkan laporan dari Brian.Meskipun tidak berhasil menangkap pelakunya setelah menyelidiki seharian, Brian berhasil menemukan beberapa petunjuk. "Kak Ozias, setelah mengerahkan seluruh jaringan intelijen Aula Yama, aku sudah mendapat beberapa informasi tentang pembunuhnya. Semalam kebetulan ada orang yang melihat wajah asli pembunuhnya.""Menurut saksi, wajah orang itu tirus, penampilannya buruk, dan ada sebuah tanda hitam di keningnya. Aku sudah minta seorang pelukis untuk menggambar pembunuh itu berdasarkan deskripsi saksi. Silakan Kakak lihat."Setelah mengatakan itu, Brian mengeluarkan selembar kertas dari sakunya dan menyerahkannya pada Ozias dengan hati-hati.Ozias membuka kertas itu dan melihatnya, lalu mengernyitkan alis. Harus diakui, orang di gambar itu memang sangat jelek. Mulutnya lancip, tulang pipinya menonjol, pipinya cekung, dan ada sebuah tanda h