"Lu ... Luther? Kenapa dia?" Setelah mengetahui kebenaran, Helen dan lainnya saling bertatapan. Ekspresi mereka dipenuhi ketidakpercayaan.Mereka tidak menduga bahwa orang yang menyelamatkan Roselyn bukanlah Carlos, melainkan Luther yang mereka anggap sebagai orang yang tak tahu terima kasih. Ini benar-benar tamparan besar bagi mereka semua!"Jadi, Luther nggak memfitnah Roselyn, melainkan kalian yang memfitnahnya?" Ariana terperangah di tempatnya. Wajahnya tampak pucat pasi."Si ... siapa yang memfitnahnya? Pasti dia merasa bersalah, makanya berusaha mencari peluang untuk menebusnya," ujar Helen dengan keras kepala.Helen yang sudah terbiasa bersikap sombong tentu tidak akan mengaku bahwa dia sudah salah paham terhadap Luther. Tindakan seperti ini hanya akan merusak martabatnya."Ibu, masalah sudah seperti ini, kamu masih mau berdalih?" tanya Ariana sembari menggigit bibirnya. Hatinya terasa sangat sakit sekarang."Aku nggak berdalih. Kalau bukan karena Luther memfitnah Roselyn, kenap
"Anak Muda, kusarankan kamu untuk mempertimbangkannya dengan baik. Aku nggak suka ditolak. Aku harus mendapatkan barang yang kuinginkan tanpa peduli apa pun caranya," ujar Devin.Kemudian, Devin meneruskan, "Kalau kamu setuju, kamu bukan hanya memiliki sejumlah besar uang ini, tapi juga menjadi teman Keluarga Luando. Kelak kalau ada masalah, Keluarga Luando pasti akan membantumu.""Pokoknya, kalau kamu menolak, kamu akan menjadi musuh Keluarga Luando. Pertimbangkan sendiri, kamu ingin menjadi teman atau musuh kami?" lanjut Devin.Luther tak kuasa menahan tawa. Dia menimpali, "Aku nggak suka diancam. Kalau kamu bicara begini, itu artinya kita hanya bisa menjadi musuh.""Hm? Bocah, kamu yakin ingin seperti ini?" tanya Devin dengan ekspresi suram."Tentu saja." Luther menganggukkan kepalanya."Huh! Jangan kira kamu sudah hebat karena disokong oleh Keluarga Caonata. Biar kuberi tahu kamu, aku punya 1001 cara untuk melawan orang rendahan sepertimu. Kalau kamu masih keras kepala begini, aku
Sesudah mengakhiri panggilan, Luther mulai membersihkan klinik dengan Liana. Walaupun Liana tidak mengeluh, Luther bisa melihat bahwa kematian kucing itu sangat membuat Liana sedih. Matanya terus memerah, tetapi dia berusaha menahan untuk tidak menangis.Gadis ini benar-benar kasihan. Dia harus hidup dengan begitu waspada dan rendah diri. Menangis saja tidak berani. Sikap Liana yang begitu dewasa ini membuat Luther merasa sangat iba padanya.Setelah sibuk sesaat, keduanya akhirnya selesai membersihkan klinik. Tidak lama kemudian, sebuah mobil Bentley berwarna silver perlahan-lahan berhenti di depan pintu masuk. Begitu pintu dibuka, terlihat Bianca yang mengenakan terusan merah berjalan turun."Nona Bianca?" Liana langsung membungkuk memberi hormat setelah melihat Bianca."Sudahlah, Liana, aku sudah sering bilang, jangan begitu sungkan kepadaku. Anggap saja aku sebagai kakakmu," ujar Bianca sembari tersenyum dan mengelus kepala Liana."Ya." Liana mengangguk dengan patuh, tetapi masih be
"Penyakit AIDS?" Nadya membeku di tempatnya dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kabar ini benar-benar mengejutkannya.Bukan hanya karena gejala penyakit yang dikatakan Luther sesuai dengan yang dirasakannya, tetapi juga karena Nadya mencari gigolo belakangan ini.Ketika bercinta, keduanya tidak menggunakan pengaman apa pun. Nadya tentu panik saat mendengar Luther berbicara demikian."Luther, kamu ... yakin?" Bianca yang berdiri di sebelah juga terkesiap mendengarnya. AIDS bukanlah penyakit ringan. Jangan-jangan, penyakit yang dirahasiakan Fernando adalah penyakit ini?"Meskipun nggak 100%, aku punya keyakinan besar," sahut Luther."Ka ... kamu ... kamu bicara omong kosong! Aku baru melakukan pemeriksaan di rumah sakit hari ini. AIDS apa-apaan? Kamu hanya ingin menakut-nakutiku!" teriak Nadya."Terserah kamu kalau nggak percaya." Luther mengedikkan bahunya."Berengsek! Aku akan memberimu pelajaran karena kamu sudah mempermalukan dan menggertakku! Cepat, tampar dia!" perintah Nady
"Sa ... Sayang? Kenapa kamu menamparku?" Nadya memegang wajahnya dengan sangat sedih.Orang-orang di sekitar juga saling bertatapan karena tidak memahami apa yang terjadi. Tidak ada yang menduga bahwa Fernando yang begitu melindungi istrinya akan tiba-tiba main tangan begini."Kamu lihat saja sendiri!" timpal Fernando dengan murung sembari menyerahkan ponselnya kepada Nadya dengan kasar.Begitu mengambil ponsel itu dan melihatnya, Nadya bak disambar petir. Wajahnya benar-benar pucat. Itu adalah laporan pemeriksaannya dari rumah sakit. Dia didiagnosis mengidap penyakit AIDS!"Ke ... kenapa bisa begini? Ini nggak mungkin!" Nadya menggelengkan kepala dengan kuat. Dia tidak berani memercayai kenyataan ini sehingga berkata, "Laporan ini pasti palsu. Sayang, aku nggak sakit, aku benar-benar nggak mengidap penyakit AIDS!""Masalah sudah begini, kamu masih mau berbohong?" tegur Fernando dengan gusar. Pria tidak akan menoleransi perselingkuhan, apalagi istrinya ini sampai mengidap penyakit AIDS
"Apakah anak muda ini adalah Pak Luther yang terkenal dengan keahlian medisnya? Setelah bertemu denganmu hari ini, aku tahu reputasimu memang benar," kata Fernando sambil memberikan salam hormat."Aku hanya berharap Pak Fernando tidak keberatan," kata Luther sambil menganggukkan kepala. Tiba-tiba mengetahui pasangannya selingkuh, pria mana pun juga tidak akan bisa menerimanya."Sebenarnya, aku seharusnya berterima kasih kepada Pak Luther. Kalau bukan karena kejelianmu, aku juga tidak tahu berapa lama lagi aku tertipu," kata Fernando dengan senyuman paksa.Hal seperti ini lebih baik segera diselesaikan. Meskipun terlihat memalukan, tetap saja lebih baik daripada tidak mengetahui kebenarannya."Pak Fernando, aku ingin bertanya sesuatu. Apakah penyakit rahasia yang kamu ungkit sebelumnya juga penyakit ini?" tanya Bianca dengan hati-hati.Secara logika, jika Nadya sebagai istri terkena penyakit, Fernando sebagai suami juga berisiko tertular.Ekspresi Fernando terlihat canggung. "Aku ... se
Semuanya terdiam. Fernando berdiri di tempatnya dengan wajah pucat. Padahal, dia termasuk orang yang sangat berpengalaman dalam hidup, tetapi saat ini malah merasa bingung. Dia pikir dia sudah cukup menderita karena dikhianatiTak disangka, ternyata masih ada kejutan yang lebih besar di belakangnya. Putranya ternyata bukan anak kandungnya? Pukulan ini jauh lebih berat daripada dikhianati oleh pasangan!"Pak Luther, kamu ... benar-benar yakin?"Sudut mata Fernando berkedut, hatinya masih menyimpan harapan terakhir."Pak Fernando, ini terdengar tidak menyenangkan, tapi dilihat dari kondisi tubuhmu, kemampuan reproduksimu memang sudah lama hilang. Kalau tidak percaya, kamu bisa mencari buktinya sendiri," kata Luther dengan ekspresi serius.Sejujurnya, Luther sekarang merasa kasihan. Fernando kaya, tetapi istrinya berselingkuh dan putranya bukan anak kandungnya. Setelah menerima dua pukulan berat ini, orang biasa mungkin sudah gila."Aku tahu, terima kasih Pak Luther sudah mengingatkan.""
Memiliki bisnis keluarga yang sebesar ini, tetapi malah tidak ada satu pun pewarisnya. Bisa dibilang, hal ini memang menyedihkan."Pak Fernando, jangan terlalu khawatir. Luka tusukan itu memang merusak kemampuan reproduksimu, tapi sebenarnya masih bisa diobati. Setelah tubuhmu pulih sepenuhnya, jangankan satu anak, bahkan sepuluh anak pun tidak akan menjadi masalah!" kata Luther sambil tersenyum."Kamu serius?"Tubuh Fernando bergetar dan ekspresinya penuh dengan harapan. Selama setengah tahun terakhir, alasan utama dia tidak melakukan hubungan seks dengan istrinya adalah karena dia merasa tidak sanggup. Hanya saja, demi harga diri seorang pria, dia selalu merahasiakan hal ini. Sekarang, mendengar bahwa ada harapan untuk memulihkan kejantanannya, Fernando tentu saja merasa sangat gembira."Pak Fernando, aku sudah berani mengatakannya, tentu saja aku sanggup melakukannya."Setelah mengatakan itu, Luther mengeluarkan sebutir pil dari tubuhnya. "Ini adalah Pil Emas Hitam yang aku ciptakan
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya