Sekarang situasinya berbeda, Carla cukup perlu menunda waktu sampai efek obatnya bekerja sepenuhnya saja. Anak muda di depannya ini sudah di ujung tanduk."Kalau kamu begitu percaya diri, kenapa nggak mencobanya?" kata Luther sambil perlahan-lahan mengangkat pedangnya dan mengarahkannya ke alis Carla."Huh! Sok misterius! Aku nggak percaya kamu bisa melakukan apa-apa!"Carla tiba-tiba mengentakkan kakinya, lalu tubuhnya langsung berubah menjadi bayangan yang samar-samar dan menyerang ke depan. Terlihat kedua tangannya berputar, lalu dua belah pisau merpati langsung memelesat mengarah ke leher Luther. Jika ada orang yang jeli, mereka akan melihat di gagang dua pisau itu masih terhubung dengan dua benang baja yang khusus."Ketua Carla, aku akan membantumu!" Begitu melihat Carla bergerak, Alpha juga tidak mau kalah. Dia segera melompat ke atas sambil mengangkat pedang baja dengan gerakan menebas dan menghantamkan pedangnya ke arah kepala Luther. Keduanya melayangkan serangan yang mematika
"Apa?"Melihat Alpha terpental dengan satu tebasan sinar pedang, ekspresi para ahli lainnya berubah drastis dan tercengang. Alpha adalah ketua Sekte Gauta dan salah satu dari lima master utama di barat daya dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Tokoh seperti ini malah tidak bisa menahan satu tebasan cahaya pedang, sungguh tidak bisa dipercaya. Seberapa kuat sebenarnya pemuda di depan ini?"Wah!" Setelah terjatuh ke tanah, tubuh Alpha bergetar dan kembali menyemburkan darah. Wajahnya terlihat pucat dan untuk sesaat tidak bisa berdiri."Bagaimana ... mungkin? Bukankah ... kamu sudah terkena Bubuk Pelemah Tubuh?" kata Alpha sambil menunjuk Luther dengan tangan yang gemetar dan ekspresi tidak percaya.Sebelumnya, Alpha sudah melihat dengan sangat jelas Luther memang sudah terkena asap beracun dari Bubuk Pelemah Tubuh. Saat ini, efek racunnya seharusnya sudah bekerja sepenuhnya. Secara logika, saat ini Luther seharusnya sudah kehilangan energi dan tidak mungkin bisa bergerak.Namun, tebas
"Kamu pikir aku nggak berani?"Carla berkata dengan ekspresi muram, "Ketua Alpha, anak ini hanya berpura-pura, jangan sampai dia berhasil menakutimu. Kalau kalian kembali membantuku, aku pasti akan menang dengan mudah!"Alpha terdiam dengan sudut mata yang berkedut, hampir saja mengumpat. Dia sudah terluka parah dan memuntahkan darah, dia benar-benar bodoh jika dia mengikuti keinginan Carla untuk menyerang Luther lagi.Lagi pula, Luther masih terlihat sangat bersemangat, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang sudah kehabisan tenaga. Jika Luther kembali melayangkan tebasan yang mengerikan, Alpha pasti akan langsung mati di tempat."Ketua Alpha, kamu adalah pemimpin dari Sekte Gauta yang terkenal di seluruh dunia. Apa kamu takut pada anak ini?" Melihat Alpha tidak bereaksi, Carla menggunakan trik memprovokasi. Jika ada orang yang maju untuk melawan Luther, dia tentu saja tidak perlu mempertaruhkan nyawanya sendiri.Setelah batuk-batuk, Alpha berkata sambil berpura-pura lemah, "Ket
Kedua ahli dari Sekte Merpati itu langsung dibunuh Luther dalam satu tebasan pedang.Melihat kepala kedua ahli itu berguling di tanah, Carla terkejut sampai matanya berkedut dan keringat dingin langsung bercucuran. Dia selalu berpikir Luther sudah kehilangan tenaga dan kata-kata kasar yang diucapkan Luther tadi hanya untuk menakut-nakuti.Namun sekarang, Carla baru benar-benar menyadari betapa kuatnya Luther. Membunuh kedua ahli tingkat semi-master hanya dengan satu tebasan pedang, jelas menunjukkan Luther tidak terkena Bubuk Pelemah Tubuh. Apakah tubuh Luther benar-benar kebal terhadap semua racun?"Sialan! Untung saja tadi aku nggak gegabah. Kalau nggak, aku sudah mati," kata Alpha sambil menelan ludah dan menatap Luther dengan ketakutan.Alpha belum pernah bertemu dengan orang yang begitu hebat, baru berusia dua puluhan tahun pun sudah memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Meskipun dia adalah orang nomor satu di barat daya, dia juga mungkin tidak bisa mengalahkan Luther dalam pe
Selain itu, meskipun sudah menjepit jarum esnya, hawa dingin dari jarum itu tetap meresap hingga ke tulang. Kelihatan jelas, jari-jari dan lengan Luther pun membeku dengan cepat. Area yang membeku itu bahkan tidak bisa mengerahkan energi sejati lagi. Harus diakui, jika jarum es ini masuk ke dalam tubuh, dia mungkin akan langsung membeku dan kultivasinya pun tidak akan berguna.Luther memang meremehkan Carla dan yang lainnya, tetapi serangan mereka membuatnya sangat terkejut. Bubuk Pelemah Tubuh dan jarum es, mereka melayangkan serangan mematikan secara berturut-turut. Jika bukan karena tingkatan kultivasinya lebih tinggi, dia mungkin tidak akan selamat. Memang tidak boleh meremehkan musuh mana pun, mungkin saja ada kejadian yang tak terduga.Krak!Dengan satu gerakan saja, lapisan es di lengan Luther pecah berkeping-keping dan jatuh ke tanah."Bagaimana mungkin?" tanya Carla dengan terkejut dan ekspresinya bingung. Situasi seperti tadi seharusnya sudah menjadi serangan yang mematikan.
"Berhenti! Kalau kamu berani sembarangan, aku akan segera membunuh wanita ini," teriak seseorang dari belakang.Saat menoleh, Luther melihat sekelompok ahli dari Sekte Merpati dan Sekte Gauta keluar dari penginapan sambil menyandera Misandari. Sementara itu, Jennie sedang mengarahkan pisau ke leher Misandari dengan tatapan yang sangat kejam.Luther mengernyitkan alis dan niat membunuh di dirinya pun mulai membara. Dia akhirnya menyadari serangan mendadak dari Sekte Merpati dan Sekte Gauta ini pasti berhubungan dengan Jennie. Wanita ini benar-benar tidak tahu berterima kasih.Jika bukan karena Misandari turun tangan membantu, Jennie mungkin sudah mati saat dikepung oleh Aliansi Mola sebelumnya. Sekarang Jennie bukan hanya tidak tahu berterima kasih, malah berbalik mengkhianati mereka dan mengarahkan pisau ke leher Misandari. Memang pantas mati."Kenapa masih bengong di sana? Letakkan pedangmu!" kata Jennie sambil bersembunyi di belakang dengan hati-hati dan pisau di tangannya masih meng
"Hah?" Kedua tetua Sekte Gauta menelan ludah dan langsung merasa cemas. Mereka masih ingat dengan nasib kedua ahli Sekte Merpati sebelumnya, ini sama saja mencari mati jika sekarang menyerang Luther."Takut apa? Kita punya sandera, dia pasti tidak akan berani melawan," kata Alpha menyemangati.Kedua tetua dari Sekte Gauta pun melihat Misandari yang disandera, lalu melirik Luther yang tidak bergerak. Setelah ragu sejenak, pada akhirnya mereka memutuskan untuk maju.Dalam situasi seperti ini, keduanya sudah tidak memiliki pilihan lain lagi. Bukan hanya gagal merebut harta, nyawa mereka juga akan terancam jika tidak bisa mengalahkan Luther. Bagaimanapun juga, mereka harus mencoba. Selama mereka bisa menyegel delapan nadi utamanya, Luther menjadi tidak berdaya dan bukan ancaman bagi mereka lagi."Luther, nggak perlu mengkhawatirkanku, langsung bertindak saja," kata Misandari dengan tiba-tiba. Dia tentu saja tidak ingin Luther mengambil risiko untuk dirinya. Lagi pula, dia memiliki cara unt
Setelah serangan itu, Kiral berdiri dengan gagah dengan aura yang kuat dan berwibawa. Sementara itu, muncul sebuah lubang berbentuk telapak tangan sebesar tiga hingga empat puluh meter di depannya. Lubang itu penuh dengan potongan tubuh, daging yang berserakan, tidak ada satu pun mayat yang utuh. Inilah kekuatan dari serangannya.Bukan hanya membentuk lubang berbentuk telapak tangan di tanah, satu pukulan itu juga membuat banyak ahli yang langsung tewas dan hancur berkeping-keping. Meskipun sisanya masih selamat, mereka juga terpental beberapa meter dan jatuh terguling-guling.Namun, saat para ahli yang tersisa kembali bangkit, pemandangan yang mereka lihat membuat mereka tertegun. Terutama pemandangan mengenaskan di dalam lubang berbentuk lima jari itu membuat mereka merinding, keringat dingin bercucuran, dan tubuh gemetar ketakutan.Dari para tetua sampai penanggung jawab, sebagian besar ahli dari Sekte Merpati dan Sekte Gauta pun tewas dalam sekejap."Aku ... nggak salah lihat, 'kan
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru