Selain itu, meskipun sudah menjepit jarum esnya, hawa dingin dari jarum itu tetap meresap hingga ke tulang. Kelihatan jelas, jari-jari dan lengan Luther pun membeku dengan cepat. Area yang membeku itu bahkan tidak bisa mengerahkan energi sejati lagi. Harus diakui, jika jarum es ini masuk ke dalam tubuh, dia mungkin akan langsung membeku dan kultivasinya pun tidak akan berguna.Luther memang meremehkan Carla dan yang lainnya, tetapi serangan mereka membuatnya sangat terkejut. Bubuk Pelemah Tubuh dan jarum es, mereka melayangkan serangan mematikan secara berturut-turut. Jika bukan karena tingkatan kultivasinya lebih tinggi, dia mungkin tidak akan selamat. Memang tidak boleh meremehkan musuh mana pun, mungkin saja ada kejadian yang tak terduga.Krak!Dengan satu gerakan saja, lapisan es di lengan Luther pecah berkeping-keping dan jatuh ke tanah."Bagaimana mungkin?" tanya Carla dengan terkejut dan ekspresinya bingung. Situasi seperti tadi seharusnya sudah menjadi serangan yang mematikan.
"Berhenti! Kalau kamu berani sembarangan, aku akan segera membunuh wanita ini," teriak seseorang dari belakang.Saat menoleh, Luther melihat sekelompok ahli dari Sekte Merpati dan Sekte Gauta keluar dari penginapan sambil menyandera Misandari. Sementara itu, Jennie sedang mengarahkan pisau ke leher Misandari dengan tatapan yang sangat kejam.Luther mengernyitkan alis dan niat membunuh di dirinya pun mulai membara. Dia akhirnya menyadari serangan mendadak dari Sekte Merpati dan Sekte Gauta ini pasti berhubungan dengan Jennie. Wanita ini benar-benar tidak tahu berterima kasih.Jika bukan karena Misandari turun tangan membantu, Jennie mungkin sudah mati saat dikepung oleh Aliansi Mola sebelumnya. Sekarang Jennie bukan hanya tidak tahu berterima kasih, malah berbalik mengkhianati mereka dan mengarahkan pisau ke leher Misandari. Memang pantas mati."Kenapa masih bengong di sana? Letakkan pedangmu!" kata Jennie sambil bersembunyi di belakang dengan hati-hati dan pisau di tangannya masih meng
"Hah?" Kedua tetua Sekte Gauta menelan ludah dan langsung merasa cemas. Mereka masih ingat dengan nasib kedua ahli Sekte Merpati sebelumnya, ini sama saja mencari mati jika sekarang menyerang Luther."Takut apa? Kita punya sandera, dia pasti tidak akan berani melawan," kata Alpha menyemangati.Kedua tetua dari Sekte Gauta pun melihat Misandari yang disandera, lalu melirik Luther yang tidak bergerak. Setelah ragu sejenak, pada akhirnya mereka memutuskan untuk maju.Dalam situasi seperti ini, keduanya sudah tidak memiliki pilihan lain lagi. Bukan hanya gagal merebut harta, nyawa mereka juga akan terancam jika tidak bisa mengalahkan Luther. Bagaimanapun juga, mereka harus mencoba. Selama mereka bisa menyegel delapan nadi utamanya, Luther menjadi tidak berdaya dan bukan ancaman bagi mereka lagi."Luther, nggak perlu mengkhawatirkanku, langsung bertindak saja," kata Misandari dengan tiba-tiba. Dia tentu saja tidak ingin Luther mengambil risiko untuk dirinya. Lagi pula, dia memiliki cara unt
Setelah serangan itu, Kiral berdiri dengan gagah dengan aura yang kuat dan berwibawa. Sementara itu, muncul sebuah lubang berbentuk telapak tangan sebesar tiga hingga empat puluh meter di depannya. Lubang itu penuh dengan potongan tubuh, daging yang berserakan, tidak ada satu pun mayat yang utuh. Inilah kekuatan dari serangannya.Bukan hanya membentuk lubang berbentuk telapak tangan di tanah, satu pukulan itu juga membuat banyak ahli yang langsung tewas dan hancur berkeping-keping. Meskipun sisanya masih selamat, mereka juga terpental beberapa meter dan jatuh terguling-guling.Namun, saat para ahli yang tersisa kembali bangkit, pemandangan yang mereka lihat membuat mereka tertegun. Terutama pemandangan mengenaskan di dalam lubang berbentuk lima jari itu membuat mereka merinding, keringat dingin bercucuran, dan tubuh gemetar ketakutan.Dari para tetua sampai penanggung jawab, sebagian besar ahli dari Sekte Merpati dan Sekte Gauta pun tewas dalam sekejap."Aku ... nggak salah lihat, 'kan
"Baik." Setelah merespons, Kiral menarik kembali auranya dan kembali ke belakang Misandari dengan patuh. Dengan tubuh yang membungkuk, menundukkan kepala, dan sikap yang patuh, dia kembali menjadi pelayan tua yang biasa.Jika tidak menyaksikannya sendiri, semua orang tidak berani percaya pria tua yang diam di hadapan mereka ini adalah seorang ahli tingkat grandmaster dengan kekuatan luar biasa."Terima kasih banyak, Nona Misandari!" Melihat ada harapan untuk hidup, ekspresi semua orang terlihat sangat gembira dan terus bersujud untuk berterima kasih."Jangan senang terlalu cepat dulu. Aku nggak membunuh kalian, tapi bukan berarti aku akan melepaskan kalian begitu saja. Kalian bisa terhindar dari hukuman mati, tapi tetap harus dihukum."Misandari berkata dengan nada dingin, "Kiral, segel nadi mereka dan ikat mereka, lalu serahkan mereka pada dewan militer untuk diadili.""Apa? Dewan militer?" Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik.Dewan militer adalah lembag
Jennie yang ditunjuk Luther langsung tertegun sejenak dan secara refleks bertanya, "Aku? Kenapa?"Tadi semuanya sudah dibicarakan dengan baik, mengapa tiba-tiba berubah pikiran?"Aku sangat benci orang yang nggak tahu berterima kasih, apa alasan ini cukup?" kata Luther dengan dingin. Dia selalu tidak suka dengan tindakan Jennie. Sebelumnya tindakan Jennie tidak memengaruhinya, sehingga dia tidak mengabaikannya.Namun, sekarang berbeda. Masalah hari ini tidak akan terjadi tanpa ikut campur Jennie. Jika tidak cukup kuat, Luther mungkin sudah terbunuh dan harta mereka dirampas. Oleh karena itu, dia tidak bisa memaafkan tindakan Jennie."Kak Luther, dengar penjelasanku. Hal ini nggak ada hubungannya denganku, aku juga dipaksa," kata Jennie yang panik dan menunjukkan ekspresi yang kasihan."Nggak ada hubungannya denganmu? Dipaksa? Yang tahu kami punya harta hanya beberapa orang saja. Kalau bukan kamu, siapa lagi? Siapa yang bisa menghubungi Sekte Merpati dan Sekte Gauta?" tanya Luther."Buk
Tok tok tok.Saat Luther baru saja bangun keesokan paginya, dia mendengar ketukan di pintu. Begitu membuka pintunya, dia melihat Misandari sedang berdiri di luar dengan sarapan di tangannya. Ada susu kedelai, bakpao, cakwe, telur herbal, dan yang lainnya."Makan sedikit dulu, ada yang ingin aku bicarakan," kata Misandari sambil tersenyum, lalu meletakkan sarapan di meja dan duduk di kursi."Terima kasih," kata Luther tanpa sungkan. Setelah duduk di samping, dia mulai makan dengan lahap. Ini adalah makanan yang sederhana, tetapi rasanya sangat enak."Kalau ada masalah, katakan saja. Aku mendengarkan," kata Luther sambil memakan cakwe."Pagi ini aku menerima beberapa berita dan intinya ada tiga hal penting."Misandari berdiri dan membuat dua cangkir teh untuk dirinya dan Luther, lalu melanjutkan, "Hal pertama, belakangan ini sering ada fenomena aneh di Gunung Narima dan orang-orangku curiga itu karena sumber energi naga.""Oh?"Luther mengernyitkan alis dan berkata setelah merenungkannya
"Kapan kita berangkat?" tanya Luther."Aku akan mengatur dua orang untuk mengantarmu ke Gunung Narima dulu untuk menyelidiki situasinya. Aku harus kembali ke Midyar dulu untuk mengurus mutiara spiritual ini dan menyelesaikan beberapa urusan pribadi. Tapi, tenang saja, aku pasti akan tiba di Gunung Narima dan berkumpul bersamamu sebelum turnamen bela diri dimulai," kata Misandari."Baiklah, kita tetapkan begitu saja," kata Luther sambil menganggukkan kepala untuk menyetujuinya. Dia sudah lama ingin mengunjungi Gunung Narima, tetapi belum pernah ada kesempatan. Dengan adanya turnamen bela diri ini, dia bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk berjalan-jalan di sana."Raine, Baize." Pada saat itu, Misandari memanggil seseorang ke arah pintu.Tak lama kemudian, dua pengawal wanita yang mengenakan pakaian tempur dan terlihat anggun masuk ke dalam ruangan.Setelah mengamati dengan saksama, Luther menyadari kedua wanita itu kembar. Mereka berusia sekitar dua puluh tahun, cantik, bertubuh tinggi