"Turuti perkataan Tuan Wayan, lalu kita pergi dari sini," perintah Misandari. Orang-orang segera menyibukkan diri.Menurut kesepakatan, Wayan seharusnya mendapat 50% dari bagian harta karun. Namun, faktanya ada yang diam-diam menyembunyikan sebagian. Wayan tahu, tetapi hanya bisa berpura-pura bodoh.Kemampuan Luther telah menakuti semua orang. Tidak ada yang berani mengambil risiko ataupun memperburuk situasi. Jika seperti itu, mereka yang akan buntung.Lagi pula, masih ada banyak kelompok di istana ini. Jika kedua belah pihak terluka parah, kelompok lain yang akan untung.Dengan begitu, rombongan Misandari berjalan keluar dari kastil dengan membawa hasil berlimpah. Ahli bela diri Sekte Drakonas dan Sekte Ligiken hanya bisa menatap dengan penuh waspada, tetapi tidak ada yang berani mengambil tindakan. Hanya Wayan yang pantas menjadi tandingan Luther."Aku nggak nyangka kita akan keluar semudah itu, bahkan membawa begitu banyak harta karun. Ini benar-benar keberuntungan kita," ucap Omri
Kebetulan, Kiral yang merupakan pelayan Misandari membawa sejumlah besar suplemen. Setelah beristirahat sejenak, mereka kembali melanjutkan perjalanan.Setelah perjalanan 3 hari, mereka akhirnya keluar dari Gurun Maut pada sore hari ketiga dan kembali ke desa.Selama 3 hari ini, mereka melewati hari-hari mereka dengan penuh waspada sehingga tidak tidur. Mereka khawatir ada bahaya yang terjadi. Begitu tiba di desa, semua orang pun menghela napas lega."Sudah sore. Kita istirahat di desa malam ini. Kalau ada yang punya urusan mendesak, kalian boleh pergi duluan. Aku pamit dulu," ucap Misandari di depan pintu masuk desa. Kemudian, dia membawa tim pengawalnya ke penginapan.Misi sudah berakhir sehingga sudah waktunya tim mereka dibubarkan. Mereka sama-sama untung karena mendapat harta karun. Kelak, mereka tidak akan saling mengganggu."Kak, ada yang ingin kubicarakan. Apa kamu punya waktu sebentar?" Ketika Luther hendak pergi, Jennie tiba-tiba memanggilnya. Penampilan wanita itu tampak mal
"Huh! Sok hebat!" maki Toro sambil memandang Luther yang berjalan menjauh. Bagaimana bisa Luther menolak wanita cantik yang berinisiatif melemparkan diri ke pelukannya?Menurut Toro, Luther hanya pria munafik. Tentunya, Toro tidak berani bersikap lancang karena kesenjangan kekuatannya dengan Luther sangat besar. Pada akhirnya, dia membawa para anggotanya pergi.Perjalanan Gurun Maut kali ini membuat timnya mengalami kerugian besar. Untungnya, mereka mendapat banyak harta karun. Asalkan dijual, mereka bisa hidup bergelimang harta."Kak, sepertinya kamu salah target. Kak Luther sama sekali nggak tertarik padamu," ejek murid Sekte Gauta.Jennie memang cantik, tetapi kepribadiannya terlalu buruk. Kalau berpacaran dengan wanita seperti ini, mereka bisa dikhianati kapan saja."Huh!" Senyuman Jennie seketika menghilang. Ekspresinya menjadi sangat dingin. Para pria selalu termakan triknya, tetapi Luther malah berbeda. Yang paling membuatnya marah adalah Luther sama sekali tidak peduli padanya.
"Me ... mereka sudah meninggal," sahut Jennie sambil menangis. Kemudian, dia menceritakan semuanya dengan sedih."Maksudmu, Aliansi Mola menyergap kalian demi merebut harta karun?" Begitu mendengarnya, ekspresi Carla menjadi sangat suram."Ya, mereka benar-benar gila dan serakah. Karena jumlah mereka lebih banyak, mereka membunuh semua murid Sekte Merpati," sahut Jennie sambil terisak-isak."Dasar berengsek! Beraninya mereka membunuh murid Sekte Merpati! Suatu hari nanti, aku akan membuat mereka membayar dengan nyawa mereka!" ujar Carla yang menggertakkan gigi dengan kesal.Semua murid yang diutus oleh Carla adalah murid elite Sekte Merpati. Bagaimana mungkin dia tidak merasa sedih mendengar kabar kematian mereka?"Kalau nggak ada bantuan Kak Omri dan lainnya, mungkin aku juga sudah mati," ucap Jennie yang masih menangis."Omri, terima kasih sudah menolongnya. Sekte Merpati berutang budi pada Sekte Gauta." Ekspresi Carla tampak dipenuhi rasa syukur."Ketua, jangan sungkan begini. Sekte
"Apa? Cairan spiritual?" Begitu mendengarnya, semua anggota Sekte Merpati sontak memasang ekspresi terkejut.Bagi pesilat, cairan spiritual adalah harta karun yang tak ternilai harganya. Jika memilikinya dalam jumlah banyak, pesilat biasa sekalipun bisa menembus tingkat master dalam waktu singkat.Sayang sekali, cairan spiritual terlalu langka dan berharga, bahkan harus dimurnikan sehingga sulit untuk diperoleh. Tidak berlebihan untuk mengatakan sebotol kecil cairan spiritual bisa menyebabkan pertumpahan darah. Jadi, 8 kantong air yang dibawa oleh Jennie ini jelas bernilai tinggi."Tebakan Guru benar. Isi kantong air ini memang cairan spiritual. Aku bukan cuma punya 1 kantong, tapi 8 kantong!" seru Jennie dengan girang."De ... delapan kantong?" Carla tampak tercengang. Kedua tangannya sampai bergetar. Ekspresinya dipenuhi ketidakpercayaan.Anggota Sekte Merpati mengira ada yang salah dengan pendengaran mereka. Jika semua kantong air ini berisikan cairan spiritual, itu berarti sekte me
Malam segera tiba. Di dalam penginapan, Misandari dan tim pengawal kembali ke kamar setelah makan malam. Namun, ada 2 tim kecil yang bertugas berpatroli untuk berjaga-jaga.Selama berada di Gurun Maut, mereka terus dihantui oleh rasa takut. Kini, mereka akhirnya bisa beristirahat dengan baik.Di sebuah kamar di lantai 2, Luther mandi air hangat dengan santai. Kemudian, dia duduk di ranjang dan memejamkan mata untuk beristirahat.Misi kali ini akhirnya selesai. Luther sama sekali tidak tertarik pada harta karun lain dan hanya menginginkan sebotol cairan spiritual. Dia tidak pernah meminum cairan spiritual sehingga merasa penasaran dengan rasanya.Dengan basis kultivasi Luther, peningkatan yang diberikan dari cairan spiritual tidak lagi besar. Selain itu, Luther memiliki Mutiara Spiritual sehingga peningkatan basis kultivasinya tentu cepat. Makanya, dia tidak tertarik dengan cairan spiritual.Faktanya, tubuh seseorang akan merasa tertekan jika minum terlalu banyak cairan spiritual. Caira
Sambil berbicara, Jennie mencondongkan tubuhnya ke depan. Tangannya yang lembut menyentuh dada kekar Luther.Matanya yang indah seolah-olah bisa memancarkan cahaya. Pesona yang dipancarkan Jennie pun seolah-olah bisa menguasai seluruh hati Luther.Jika pesilat biasa, mereka pasti sudah termakan trik ini. Ini adalah sihir pemikat Sekte Merpati yang bernama Teknik Mabuk Kepayang.Sekte Merpati bisa berdiri kokoh di wilayah barat daya dan berkembang pesat berkat Teknik Mabuk Kepayang. Makin cantik seorang wanita, mereka akan makin mahir dalam teknik ini. Dengan begitu, para pria pun akan makin terpesona.Jennie telah mempelajari Teknik Mabuk Kepayang sejak kecil, makanya memiliki pencapaian sebesar ini. Ditambah lagi dengan penampilannya yang menggoda, pria mana yang bisa menahan diri?Omri bisa terpikat pada Jennie juga karena teknik ini. Jennie yakin asalkan Luther memiliki hasrat, dia bisa menghancurkan pertahanan mental Luther dan memilikinya sepenuhnya."Hei, sudah cukup belum? Kalau
Luther bersiap-siap untuk tidur, tetapi tiba-tiba muncul wanita lain di kamarnya. Wanita itu mengenakan cadar sehingga Luther tidak bisa melihat wajahnya. Namun, mata wanita itu terlihat sangat hidup.Seluruh sosoknya memancarkan aura elegan dan mulia. Hanya dengan melihat sekilas, orang-orang akan kesulitan untuk mengalihkan pandangan. Wanita itu tidak lain adalah Misandari."Hah? Kapan kamu masuk ke kamarku?" tanya Luther yang termangu sejenak. Ekspresinya tampak agak aneh. Dia mengobrol dengan Jennie tadi sehingga tidak memperhatikan hal lainnya."Kak, aku merasa takut dan kesepian malam ini. Apa kamu bisa menemaniku?" ejek Misandari yang sengaja menggunakan nada bicara centil seperti Jennie."Kamu ini seorang putri. Apa nggak bisa bersikap yang baik?" tanya Luther sambil mengerlingkan matanya."Hehehe. Luther, Luther, aku nggak nyangka pesonamu begitu besar. Wanita cantik seperti Jennie sampai berinisiatif mendekatimu," sindir Misandari. Dia meneruskan, "Kalau aku jadi kamu, aku pa
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban