Luther bersiap-siap untuk tidur, tetapi tiba-tiba muncul wanita lain di kamarnya. Wanita itu mengenakan cadar sehingga Luther tidak bisa melihat wajahnya. Namun, mata wanita itu terlihat sangat hidup.Seluruh sosoknya memancarkan aura elegan dan mulia. Hanya dengan melihat sekilas, orang-orang akan kesulitan untuk mengalihkan pandangan. Wanita itu tidak lain adalah Misandari."Hah? Kapan kamu masuk ke kamarku?" tanya Luther yang termangu sejenak. Ekspresinya tampak agak aneh. Dia mengobrol dengan Jennie tadi sehingga tidak memperhatikan hal lainnya."Kak, aku merasa takut dan kesepian malam ini. Apa kamu bisa menemaniku?" ejek Misandari yang sengaja menggunakan nada bicara centil seperti Jennie."Kamu ini seorang putri. Apa nggak bisa bersikap yang baik?" tanya Luther sambil mengerlingkan matanya."Hehehe. Luther, Luther, aku nggak nyangka pesonamu begitu besar. Wanita cantik seperti Jennie sampai berinisiatif mendekatimu," sindir Misandari. Dia meneruskan, "Kalau aku jadi kamu, aku pa
Bubuk Pelemah Tubuh adalah obat bius yang tidak berwarna ataupun berbau. Bubuk ini sangat terkenal di dunia persilatan dan khusus digunakan untuk melawan seorang master.Begitu terkena Bubuk Pelemah Tubuh, master hebat sekalipun akan kewalahan. Mereka tidak akan bisa mengerahkan energi astral dan hanya akan dibunuh."Aku nggak nyangka Guru sudah membuat persiapan sematang ini. Baguslah! Dengan bubuk ini, rencana kita pasti akan berjalan dengan lancar!" seru Jennie dengan wajah berseri-seri.Dari seluruh kelompok Misandari, yang bisa menimbulkan ancaman bagi mereka hanya Luther. Yang lainnya bukan masalah besar bagi mereka."Ketua, orang Sekte Gauta sudah datang," lapor seorang murid Sekte Merpati sambil berjalan masuk."Persilakan mereka masuk." Mata Carla tampak berbinar-binar. Segera, di bawah bimbingan anggota Sekte Merpati, tampak belasan orang memasuki ruangan.Yang memimpin adalah seorang pria paruh baya. Pria itu memegang pedang berwarna emas. Raut wajahnya tampak garang dan aur
Tanpa Bubuk Pelemah Tubuh, Alpha tidak akan berani bertindak macam-macam. Dengan bubuk ajaib ini dan kemampuan para ahli bela diri, Alpha yakin mereka bisa menjatuhkan lawan."Setelah berhasil, kita bagi 2 hasilnya. Gimana?" tanya Carla sambil tersenyum."Bukan masalah." Alpha langsung menyetujui. Mendapat keuntungan besar dengan risiko terkecil. Siapa yang akan menolak keuntungan semacam ini?"Sebentar!" Omri yang berdiri di barisan paling belakang tiba-tiba berbicara, "Guru, mereka adalah rekan kerja sama Sekte Gauta sebelumnya. Selain itu, mereka sangat berjasa bagi kami. Sepertinya kurang pantas kalau kita menyerang mereka, 'kan?"Omri adalah orang yang membedakan kebaikan dan kebencian dengan baik. Tanpa perlindungan dari Luther dan Misandari, mereka mungkin sudah mati di Gurun Maut dan tidak mungkin memperoleh harta karun sebanyak ini.Mereka baru keluar dari Gurun Maut, tetapi sudah mau membalas dendam? Bukannya sikap seperti ini sangat rendahan dan keterlaluan?"Kenapa nggak pa
Pada dini hari, sekelompok pria berpakaian hitam mulai mendekati penginapan. Gerakan mereka sangat gesit dan ringan, tetapi dipenuhi niat membunuh.Saat ini, ada 2 pengawal yang berdiri di pintu masuk penginapan untuk berjaga. Namun, pandangan mereka agak terganggu karena keadaan di sekitar sangat gelap. Mereka tidak menyadari kejanggalan apa pun.Whoosh! Tiba-tiba, ada angin sepoi yang bertiup dan membawa wangi yang khas. Detik berikutnya, kedua pengawal itu merasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan.Setelah membereskan kedua pengawal itu, para ahli bela diri Sekte Gauta dan Sekte Merpati segera mengepung penginapan.Agar tidak ketahuan, para ahli bela diri tidak langsung menyerang, melainkan mencari tahu rute dengan menggunakan obat bius. Kemudian, mereka menyemprotkan obat bius dari celah pintu dan jendela setiap kamar.Obat bius itu diracik oleh Sekte Merpati. Dosisnya tidak banyak, tetapi khasiatnya luar biasa. Begitu menciumnya, pesilat tingkat sejati sekalipun akan kehilangan kem
"Apa?" Semua orang terkesiap melihat ahli bela diri tingkat semi-master dikalahkan oleh Luther begitu saja.Bagaimanapun, dengan kekuatan kedua ahli bela diri tadi, mereka memiliki kekuatan tempur yang cukup untuk melawan seorang master biasa.Alhasil, hanya dengan satu serangan dari Luther, mereka langsung sekarat. Bisa dilihat, betapa menakutkannya kekuatan Luther. Sepertinya memang benar bahwa kekuatannya jauh di atas Arsen!"Serang bersama!" Setelah Carla bertatapan dengan Alpha, keduanya sama-sama melancarkan serangan kepada Luther.Senjata yang digunakan Carla adalah pisau pendek yang memungkinkannya untuk bergerak dengan cekatan. Setiap serangannya tampak indah, tetapi berbahaya karena menargetkan setiap titik vital Luther.Sementara itu, Alpha menggunakan pedang berwarna emas. Pedang tajam itu adalah harta yang diturunkan Sekte Gauta dari generasi ke generasi.Pedang itu telah digunakan oleh 3 generasi pemimpin sekte, bahkan dapat meningkatkan basis kultivasi penggunanya. Jika
"Huh! Dasar nggak tahu diri!" Ekspresi Carla tampak murung. Dia memberi isyarat mata kepada Alpha dan lainnya, lalu menginstruksi, "Maju.""Serang!" seru Alpha sambil mengangkat pedang emasnya. Saat berikutnya, dia melompat untuk menebas Luther.Begitu Alpha bergerak, Carla mengambil kesempatan untuk maju dan menyerang leher Luther. Sesudah kedua master itu mengambil tindakan, ahli bela diri lainnya pun melancarkan serangan bertubi-tubi.Seketika, Luther menjadi sasaran semua orang. Meskipun demikian, Luther tidak mengelak. Saat berikutnya, sekujur tubuhnya tiba-tiba bergetar.Buzz! Terdengar dengungan. Energi sejati yang dahsyat pun memancar keluar, membentuk perisai transparan yang melindungi Luther.Begitu terkena angin, perisai itu melebar hingga radius 3 meter. Perisai itu bagaikan cangkang telur raksasa yang melindungi Luther di dalam.Serangan lawan tidak dapat menembus pertahanan Luther. Yang terdengar hanya suara ledakan, bahkan terlihat percikan api. Luther tidak terluka sedi
Ketika Carla menyebarkan Bubuk Pelemah Tubuh, Alpha telah selesai mengumpulkan kekuatan sehingga serangan Teknik Delapan Belas menjadi makin dahsyat.Saat ini, perisai energi sejati Luther telah hancur, sedangkan lengan kanan dan pedangnya masih membeku. Ditambah dengan serangan Alpha, Luther tentu kesulitan menghindari serangan Carla sehingga hanya bisa menahan napas.Whoosh! Bubuk Pelemah Tubuh berubah menjadi asap yang menyelimuti Luther. Meskipun Luther menahan napas, asap itu masuk ke tubuhnya melalui pori-pori."Huh!" Luther mengentakkan kakinya dan membuat lubang sedalam 3 inci. Saat berikutnya, sebuah energi dahsyat yang berpusat dari tubuh Luther sontak meledak keluar. Batu dan debu pun beterbangan, angin kencang berembus. Bubuk Pelemah Tubuh langsung menguap dan sirna, sedangkan serangan Alpha juga tersapu oleh gelombang udara. Pada saat yang sama, Alpha terdorong beberapa langkah.Di sisi lain, Carla terhempas sampai belasan meter sebelum akhirnya bisa menstabilkan tubuhnya
Sekarang situasinya berbeda, Carla cukup perlu menunda waktu sampai efek obatnya bekerja sepenuhnya saja. Anak muda di depannya ini sudah di ujung tanduk."Kalau kamu begitu percaya diri, kenapa nggak mencobanya?" kata Luther sambil perlahan-lahan mengangkat pedangnya dan mengarahkannya ke alis Carla."Huh! Sok misterius! Aku nggak percaya kamu bisa melakukan apa-apa!"Carla tiba-tiba mengentakkan kakinya, lalu tubuhnya langsung berubah menjadi bayangan yang samar-samar dan menyerang ke depan. Terlihat kedua tangannya berputar, lalu dua belah pisau merpati langsung memelesat mengarah ke leher Luther. Jika ada orang yang jeli, mereka akan melihat di gagang dua pisau itu masih terhubung dengan dua benang baja yang khusus."Ketua Carla, aku akan membantumu!" Begitu melihat Carla bergerak, Alpha juga tidak mau kalah. Dia segera melompat ke atas sambil mengangkat pedang baja dengan gerakan menebas dan menghantamkan pedangnya ke arah kepala Luther. Keduanya melayangkan serangan yang mematika
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada