Sejak ikan raksasa itu muncul hingga menelan anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam dan kembali ke dalam air, seluruh proses itu terjadi dengan sangat cepat sampai semua orang tidak sempat bereaksi.Anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam yang dimakan itu pun belum sempat menjerit, sudah langsung menghilang tanpa jejak. Hanya terlihat air danau yang bercampur dengan darah bergejolak keluar dari dasar danau."Hah?" Kusman dan satu anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam yang lainnya langsung terkejut. Mata mereka membelalak dan memandang ke sekeliling dengan ekspresi bingung. Mereka bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi, ke mana rekan mereka pergi, dan mengapa ada darah yang bergejolak dari dasar danau."Kenapa masih bengong saja? Lari!" teriak Toro setelah tertegun sejenak."Lari ... cepat lari!" kata Kusman dan satu anggota timnya setelah tersadar kembali. Tanpa berpikir panjang, mereka menggerakkan kedua tangan serta kaki mereka dengan panik dan segera berenang menuju tepi
Toro langsung tertegun. Melihat kerumunan ikan raksasa yang padat, amarah di hatinya tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan digantikan dengan perasaan terkejut. Dia tidak menyangka ada begitu banyak monster pemangsa manusia yang bersembunyi di danau yang terlihat begitu tenang ini. Jika tahu situasinya seperti ini, dia pasti tidak akan membiarkan anggota timnya masuk ke dalam air."Memang bahaya ada di mana-mana," kata Jennie yang berpura-pura menghela napas.Sebenarnya, Jennie sudah tahu tentang ikan raksasa di dasar danau. Semalam, dia menyaksikan sendiri dua ekor serigala raksasa dimakan oleh ikan-ikan raksasa itu.Tadi dia tidak memberi tahu hal ini karena ingin memaksimalkan keuntungannya. Bagaimanapun juga, makin banyak orang yang mati, makin sedikit orang yang akan berbagi harta dengannya."Ada begitu banyak ikan raksasa, kita nggak mungkin masuk ke dalam air. Kita tunggu saja sampai airnya surut nanti malam." Tanpa banyak berbicara lagi, Misandari segera memerintahkan pengawalnya
"Licik dan nggak tahu malu? Hehehe ...."Khair menggelengkan kepala dan tersenyum. "Omri, kamu ini adalah murid utama Sekte Gauta, malah mengatakan kata-kata seperti ini. Aku benar-benar sangat kecewa padamu."Melihat ekspresi Omri yang tak berdaya, hati Khair merasa sangat puas."Kak Khair, kita yang menemukan tempat ini terlebih dahulu, sebaiknya kalian cari tempat lain," kata Jennie yang tidak bisa menahan dirinya lagi.Makin banyak orang yang mencari harta tersembunyi di dasar danau, posisinya akan makin tidak menguntungkan. Jika mereka kalah bersaing atau lawan mereka lebih cepat menemukannya, usahanya akan menjadi sia-sia."Oh? Ternyata Jennie dari Sekte Merpati ke sini juga. Sudah dua tahun nggak bertemu, kamu makin cantik saja," kata Khair sambil tersenyum.Jennie tersenyum. "Terima kasih atas pujian Kak Khair. Kak Khair, Sekte Merpati yang menemukan tempat ini terlebih dahulu, bisakah kamu memberiku kesempatan ini?""Jennie, bukannya aku nggak memberimu kesempatan, tapi ini ad
"Kamu sedang mengancamku ya?" tanya Misandari dengan ekspresi tenang.Khair tersenyum dengan ambigu. "Kamu bisa menganggapnya sebagai ... peringatan. Nona Misandari, kamu adalah orang yang pintar, aku yakin kamu pasti tahu harus memilih siapa."Banyak pihak berkuasa di barat daya yang menghormati tiga sekte besar. Dari ketiga sekte ini, Sekte Drakonas diakui sebagai yang pertama, Sekte Ligiken berada di posisi kedua, dan Sekte Gauta berada di posisi ketiga.Dengan kekuatan Sekte Ligiken saja sudah cukup dominan, apalagi sekarang mereka bersekutu dengan Sekte Drakonas. Dengan bergabungnya kedua sekte itu, mereka mampu menguasai seluruh wilayah dan tidak ada yang berani menantang mereka di seluruh barat daya."Maaf, sepertinya aku akan mengecewakan kalian. Pendirianku tetap sama, harus bagi rata dengan semuanya. Kalau nggak, nggak perlu dibahas lagi," kata Misandari dengan nada yang datar."Eh?"Ekspresi Khair menjadi muram dan berkata dengan marah, "Wanita jalang, jangan nggak tahu diri
Semua orang terkejut melihat pemandangan di depan mereka. Cahaya putih yang menjulang ke langit, pusaran air di tengah danau, dan air danau yang surut. Semua itu membuktikan sedang terjadi sesuatu perubahan yang besar.Kedua belah pihak yang tadinya masih saling menatap, sekarang perhatian mereka sudah tertarik sepenuhnya pada fenomena aneh di danau itu. Mereka semua diam-diam menantikan munculnya harta karun.Blush!Pusaran di tengah danau itu berputar dengan makin cepat dan jangkauannya terus meluas. Air danau itu terus mengalir terbalik ke dalam pusaran itu dan menghilang. Hanya dalam waktu lima menit saja, setengah dari danau itu sudah mengering.Bangunan seperti istana yang tersembunyi di dasar danau itu pun akhirnya muncul di depan semua orang. Istana itu sangat besar dan berwarna hitam yang ditutupi dengan lumut. Istana yang bergaya kuno itu terlihat suram dan tenang, memberikan kesan yang sangat menekan."Benar-benar ada harta karun di sini! Bagus sekali!" Melihat istana itu, s
Kemunculan kelompok-kelompok ini telah mengacaukan rencana Gino."Makin ramai saja." Vasuki mengangkat alis sambil melompat turun dari pohon. Sepertinya, mereka harus mengambil tindakan hari ini."Kak Omri, situasi makin kacau. Kita biarkan mereka berebutan saja dulu. Setelah banyak yang mati, kita baru mencari kesempatan untuk merebutnya," bisik Jennie yang bersembunyi di samping Omri.Dengan kondisinya yang sekarang, Jennie tahu dirinya hanya akan mati kalau bersikeras berebutan dengan kelompok-kelompok itu. Namun, dia merasa enggan kalau harus menyerah. Itu sebabnya, Jennie akan berusaha untuk mencari peluang."Aku tahu. Kamu ikut aku dari belakang saja. Aku akan melindungimu nanti," jamin Omri. Sekarang anggota Sekte Gauta dan Sekte Merpati tidak banyak lagi. Mereka kekurangan kekuatan. Jika mereka bersikeras melawan, itu bukan pilihan yang bijaksana."Ada harta karun! Cepat ambil!" Tiba-tiba, terdengar seruan seseorang. Terlihat 2 kelompok sontak melompat ke palung dan menuju ke i
Mereka belum memasuki istana, tetapi sudah terjadi pertempuran sesengit ini. Semuanya ingin menjadi orang pertama yang masuk supaya bisa mendapat harta karun terbaik.Saat ini, belasan kelompok bartarung dengan sengit. Adegan ini terlihat sangat mengerikan. Di hadapan keuntungan, jangankan orang asing, sesama saudara juga bisa saling membunuh."Sekte Drakonas ada di sini! Semuanya mundur!" pekik Gino. Dia sengaja menyebutkan nama sekte, berharap bisa menakuti orang-orang ini dengan prestise sektenya."Cih! Apa hebatnya Sekte Drakonas? Pulau Bayangan nggak takut pada kalian!""Huh! Sekte Drakonas memang hebat, tapi Sekte Libertas juga nggak kalah! Siapa pun yang berani menghalangi kami hanya akan mati!""Berengsek! Siapa yang berani menyerangku secara diam-diam? Semuanya, habisi mereka!"Reputasi Sekte Drakonas gagal membuat musuh mundur. Bagaimanapun, orang-orang yang bisa muncul di tempat seperti ini jelas memiliki latar belakang yang tidak biasa.Sekte Drakonas memang terkenal di wil
"Sialan! Binatang macam apa ini? Mengerikan sekali!""Di depan ada serigala, di belakang ada harimau! Ini gawat!""Jangan bertarung lagi! Habisi dulu semua binatang itu!"Perubahan mendadak ini membuat orang-orang terkesiap. Rombongan serigala sudah sulit untuk dihadapi, tetapi muncul lagi monster harimau.Mereka pun merasa sangat gelisah karena diapit dari depan dan belakang. Jika bersikeras merebut harta karun lagi, mereka hanya akan mati. Jadi, mereka berhenti bertarung dan bersiap-siap untuk menyerang harimau dan serigala."Langit sudah gelap. Tempat ini sudah menjadi taman bermain para monster," ujar Misandari yang memicingkan mata. Ekspresinya terlihat sangat serius.Situasi sudah berada di luar kendali. Bukan hanya terjadi pertarungan berbagai kelompok, tetapi monster di oasis juga bergabung dalam pertarungan. Perubahan mendadak terus terjadi. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.Saat ini, serigala perak itu meraung lagi. Puluhan serigala abu di belakang seolah