"Sialan! Apa sebenarnya benda-benda ini? Kenapa bisa sebanyak ini?""Benar-benar nggak ada habis-habisnya! Satu demi satu gelombangnya, seolah-olah nggak ada habisnya!""Kita harus mencari cara untuk keluar. Kalau nggak, kita semua akan mati kelelahan.""Hanya ada kabut tebal di sekitar kita, kita bahkan nggak bisa membedakan arahnya. Ditambah lagi, ada serangan bayangan yang tiada hentinya ini. Bagaimana kita bisa keluar?"Para anggota Paviliun Lingga itu sudah mulai kehilangan akal. Mereka awalnya meremehkan serangan itu, tetapi mereka perlahan-lahan menjadi ketakutan dan akhirnya putus asa. Bukannya tidak mampu mengalahkan bayangan itu, tetapi mereka tidak melihat harapan untuk bertahan hidup.Setelah membunuh satu bayangan, akan segera muncul lebih banyak bayangan lagi. Tidak peduli berapa banyak pun bayangan yang sudah dibunuh para anggota Paviliun Lingga itu, jumlah bayangan itu tidak pernah berkurang dan malahan makin banyak. Sementara itu, setiap gelombang serangan itu juga sel
Luther menggelengkan kepala dan berkata dengan serius, "Sekarang masih nggak bisa dipastikan. Ada dua kemungkinan yang bisa membuat situasi seperti ini. Pertama, Jayden belum mendapatkan kepercayaan dari Paviliun Lingga, jadi Yusuf mengirim tim ini hanya untuk menguji Jayden.""Kalau yang kedua?" tanya Huston.Luther berkata dengan ekspresi serius, "Kedua, Jayden berkhianat dan ini adalah jebakan dari Paviliun Lingga. Mereka memanfaatkan tim pengganti ini untuk memancing kita keluar dan menjebak kita semua. Kalau tebakan pertamaku benar, yang berada dalam bahaya hanya Jayden. Kalau tebakan kedua benar, kita mungkin sudah terperangkap dalam jebakan musuh.""Semuanya dengar perintah. Segera bersiap-siap!" Huston segera menyadari maksud Luther dan langsung memerintah bawahannya. Para elite dari kerajaan segera menyebar dan mulai waspada."Hahaha .... Sekarang baru bersiap-siap pun sudah terlambat!" Tiba-tiba terdengar suara tertawa terbahak-bahak di udara yang mengejutkan. Setelah itu, pa
Pasukan dari kerajaan semuanya adalah pasukan elite, sedangkan Paviliun Lingga unggul dalam hal jumlah. Kedua belah pihak bertarung dengan sengit dan sangat brutal. Huston yang memimpin pasukan di pihak kerajaan, sedangkan yang memimpin pasukan Paviliun Lingga adalah Bahran. Sementara itu, Luther dan Yusuf yang berada di udara saling memandang dan tidak bergerak sama sekali.Saat ini, pasukan dari kedua belah pihak sudah terlibat dalam pertarungan yang kacau, sehingga Luther tidak bisa mengaktifkan formasi untuk membunuh musuhnya lagi. Baik Formasi Labirin ataupun Formasi Delapan Diagram, kedua formasi akan menyerang siapa pun tanpa pandang bulu.Begitu juga dengan bom yang ditanam Luther di sekitar, jelas tidak bisa digunakan sekarang. Jika situasinya benar-benar mendesak, dia baru akan mengambil tindakan untuk mati bersama."Huston, Rencana penyergapan sudah gagal, segera bawa pasukan untuk menerobos pergi dari sini," perintah Luther dengan tegas setelah mengamati situasinya dengan t
"Kekuatanku memang nggak sebanding dengan Paman Azka, tapi cukup untuk mengalahkanmu," kata Luther."Mengalahkanku? Kamu punya kemampuan itu?" kata Yusuf dengan meremehkan.Menurut informasi yang diterima Yusuf, Gerald baru saja mencapai tingkat grandmaster. Meskipun memiliki beberapa trik khusus, puncak kekuatan Gerald hanya berada di tingkat grandmaster tahap menengah. Sementara itu, kekuatannya sudah hampir mencapai tingkat grandmaster tahap sempurna. Perbedaan kekuatan di antara mereka sangat besar, hampir dua tingkat.Oleh karena itu, meskipun Gerald sangat berbakat, Yusuf merasa Gerald tidak mungkin bisa melampaui jurang itu."Aku punya kemampuan atau nggak, kamu akan tahu setelah mencobanya," kata Luther sambil mengarahkan jarinya ke atas, lalu Pedang Cakrawala langsung keluar dari sarung di punggungnya dan masuk ke tangannya dengan stabil."Baiklah. Kalau kamu begitu percaya diri, hari ini aku akan memberimu kesempatan untuk bertarung denganku," kata Yusuf sambil mengayunkan ta
Yusuf berkata dengan gagah sambil menggenggam tombak dengan satu tangan, "Harus diakui, kamu memang cukup hebat. Di dunia ini, nggak banyak orang yang bisa menahan serangan Asap Gurun Kesepian. Nggak disangka kamu juga salah satunya. Beberapa tahun lagi, mungkin kamu benar-benar bisa mengalahkanku."Asap Gurun Kesepian tadi sudah menggunakan setidaknya 50% dari kekuatan Yusuf. Namun, Gerald malah bisa menahan serangan itu dengan hanya sedikit luka saja, ini sudah cukup untuk membuktikan kekuatan Gerald. Dalam waktu lima hingga sepuluh tahun lagi, tidak mustahil bagi Gerald untuk melampaui dirinya. Namun sayangnya, kekuatan Gerald yang sekarang masih kalah jauh."Aku pikir kamu yang menduduki peringat kelima di Peringkat Nirwana pasti akan sangat kuat. Tapi, sepertinya nggak sehebat itu," kata Luther dengan tenang dan ekspresinya terlihat kecewa."Apa yang kamu katakan?" kata Yusuf dengan tatapan dingin. Dari mana datangnya nyali anak ini sampai berani meremehkannya?"Kenapa? Nggak jela
"Menyergap? Apa ada gunanya?" teriak Yusuf, lalu tombak dan telapak tangannya segera memancarkan cahaya merah yang menyilaukan yang mengarah pada Luther dan bayangan telapak tangan emas di atas kepalanya.Bang! Bang!Terdengar dua suara ledakan yang keras.Luther dipaksa mundur oleh serangan tombak itu, sedangkan bayangan telapak tangan emas itu juga diserang Yusuf hingga langsung hancur berkeping-keping dan berubah menjadi titik-titik cahaya yang berhamburan. Fuso yang bersembunyi di dalam bayangan telapak tangan emas itu juga terlempar tinggi ke udara karena ledakan itu, lalu jatuh ke tanah dan mundur puluhan meter.Sementara itu, Yusuf hanya beberapa langkah dan kembali berdiri dengan stabil. Dia masih bisa unggul dalam keadaan disergap dan menghadapi dua musuh sekaligus, kelihatan jelas kekuatannya sangat luar biasa.Perlu diketahui, baik Luther ataupun Fuso adalah pesilat ulung tingkat grandmaster dan berada di puncak dunia. Namun, Yusuf malah mampu melawan mereka dengan mudah dan
Vajra Prajna dan Fuso mempertahankan posisi yang sama dan menekan Yusuf dengan kuat. Tubuh Yusuf terlihat sangat kecil di hadapan Vajra Prajna raksasa, seolah-olah akan hancur dengan sedikit tekanan saja."Tujuh Kematian!" Saat Fuso sedang menyerang, Luther juga bergerak. Matanya memelotot dengan marah, lalu semua energi sejatinya di tubuhnya berkumpul ke dalam Pedang Cakrawala dan tiba-tiba mengentakkan kaki.Swish!Luther menyatu dengan pedangnya dan berubah menjadi cahaya hitam, lalu menyerang jantung Yusuf."Energi Emasu!" Melihat Luther dan Fuso sudah berjuang mati-matian, Yusuf juga tidak berani lengah dan segera mengeluarkan teknik pertahanan andalannya. Tubuhnya bergetar, lalu energi putih dalam jumlah banyak menyembur keluar dan membentuk lingkaran perisai cahaya di sekelilingnya. Perisai itu dipenuhi simbol-simbol yang terlihat samar-samar, memberi kesan yang misterius dan aneh.Boom!Terdengar suara ledakan.Telapak Vajra Prajna dari Fuso langsung menghantam perisai putih di
Racun Dewata ini ditembakkan melalui senjata rahasia dan jangkauan efektifnya sejauh tiga meter. Dalam keadaan tak terduga, tembakan dalam jarak tiga meter hampir selalu tepat sasaran. Oleh karena itu, saat Jayden mengeluarkan senjata rahasia dan menyerang dari belakang, jarum yang memiliki Racun Dewata bisa menebus perisai tanpa hambatan dan langsung masuk ke tubuh Yusuf."Huf .... akhirnya selesai," kata Jayden sambil menghela napas panjang, seolah-olah baru saja menyelesaikan tugas penting.Sementara itu, Yusuf malah bengong. Saat menoleh dengan kaget dan melihat Jayden tersenyum licik, dia merasa tidak percaya apa yang dilihatnya."Kenapa?" kata Yusuf sambil memelotot dengan ekspresi yang dipenuhi dengan perasaan terkejut, bingung, tidak mengerti, dan penasaran yang mendalam. Dia benar-benar tidak mengerti. Jelas-jelas hubungan Jayden dengan kediaman Raja Atlandia sudah hancur dan bergabung dengan Paviliun Lingga. Masa depan Jayden akan cerah, mengapa Jayden masih mengkhianatinya?