"Tangkap bocah ini!" Jayden segera memberi perintah saat melihat Luther mengabaikan perintahnya. Tentu bagus jika ahli bela diri sehebat ini berada di bawah naungannya. Namun, jika menolak untuk direkrut, Jayden akan langsung membunuhnya untuk menghindari terjadi musibah di kemudian hari."Maju!" Abram dan Chokri segera melambaikan tangan mereka untuk memberi instruksi. Dengan demikian, ratusan ahli bela diri berbondong-bondong maju untuk menyerang Luther. Mereka semua adalah Pasukan Naga Hitam. Semuanya memiliki kekuatan yang luar biasa, apalagi jika bekerja sama."Berhenti!" Tiba-tiba, sesosok yang berpakaian hitam melayang turun dari udara dan menghentikan kerumunan.Duar! Terdengar suara benturan yang keras. Tanah sontak retak dan debu beterbangan. Para ahli bela diri itu pun terdorong dan tidak bisa berdiri dengan stabil."Siapa itu?" Semua orang menatap dengan saksama. Terlihat seorang pria tua beruban berdiri di kejauhan 50 meter. Ekspresinya tampak datar, tetapi karismanya sung
Jika Fuso terus bertingkah seperti ini, takutnya keyakinan pasukan akan goyah. Para prajurit pun bertatapan dengan heran. Patut diketahui bahwa Fuso pernah menjadi jenderal Pasukan Naga Hitam.Prestisenya hanya berada di bawah Walter. Setelah Atlandia damai, Fuso baru menjadi orang di belakang layar. Meskipun demikian, para jenderal tua tidak pernah melupakan kontribusi Fuso dan masih mengaguminya sampai sekarang."Kalian sudah tuli? Kalian ingin menentang perintahku?" hardik Jayden sambil mengeluarkan token militer. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi dan membentak, "Token militer ada di sini! Siapa yang berani melawan perintahku?""Baik!" Begitu melihat token militer, para prajurit tidak berani ragu-ragu lagi. Mereka menghunuskan pedang dan mengepung Fuso.Fuso hanya berdiri dengan kedua tangan diletakkan di belakang punggung. Ekspresinya tampak datar tanpa terlihat rasa takut sedikit pun."Raja ada di sini! Siapa yang berani bertindak lancang lagi?" Tiba-tiba, terdengar teriakan seseora
Jayden sungguh panik sekarang. Dia tidak menyangka bahwa Walter masih hidup, bahkan berdiri di hadapannya sekarang. Ini sungguh pukulan besar.Faktanya, bukan hanya Walter, tetapi Firus dan semuanya juga tercengang. Wajah mereka sampai memucat. Mereka berani memberontak dan mengikuti Jayden jelas karena Walter sudah meninggal. Jika tidak, mereka tidak akan melakukan hal berbahaya seperti ini."Hari ini ramai sekali ya!" ucap Walter sambil berjalan ke depan. Kerumunan segera menyingkir untuk memberinya jalan."Raja, bukannya kamu ...." Haruna tampak ragu-ragu dan tidak percaya. Dia jelas-jelas melihat Walter ditikam dan tidak bernapas lagi. Selain itu, dia yang mengatur pemakaman Walter. Dia tidak mengerti bagaimana orang yang sudah meninggal bisa hidup kembali?"Jangan takut. Aku bukan hantu." Walter tersenyum tipis dan meneruskan, "Serangan pembunuh itu memang hampir mencabut nyawaku, tapi untung aku selamat. Aku menggunakan energi sejati untuk melindungi jantungku.""Raja! Kenapa kam
"Jayden, kita ini keluarga. Asalkan kamu menyerah, aku akan mengampuni nyawamu," ujar Walter dengan nada datar."Kenapa kamu belum mati? Kamu jelas-jelas sudah sekarat. Kenapa masih mau menduduki takhta?" tanya Jayden sambil menggertakkan gigi. Matanya memerah, ekspresinya tampak mengerikan."Aku tahu kepribadianmu. Kamu cerdas dan jago bertarung. Kamu memang berbakat, tapi kamu nggak punya toleransi terhadap orang lain. Orang kejam sepertimu nggak cocok menjadi raja," kata Walter dengan terus terang."Omong kosong!" Jayden berteriak, "Kamu sudah menjadi raja selama puluhan tahun. Kamu sudah sekarat, jadi takhta ini seharusnya untukku! Di seluruh Atlandia, nggak ada yang lebih pantas lagi daripada aku!""Aku sudah memilih pewaris, tapi bukan kamu orangnya." Walter menggeleng."Pewaris? Hahaha." Jayden tertawa terbahak-bahak dan mengejek, "Huston terlalu muda untuk menjadi raja. Baik itu bakat ataupun prestisenya, dia nggak bisa dibandingkan denganku. Atas dasar apa dia berebutan takhta
"Bersaing secara adil?" Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang bertatapan dengan bingung. Tidak ada yang menduga Walter akan menyarankan hal seperti itu.Situasi jelas-jelas sudah berbalik. Walter hanya perlu memerintahkan Pasukan Naga Hitam untuk menangkap Jayden, tetapi dia malah memberi Jayden kesempatan lagi. Keputusan ini benar-benar tidak bisa dimengerti."Raja ...." Haruna hendak berbicara, tetapi Walter menyela, "Tenang saja, aku tahu apa yang sedang kulakukan.""Walter, kamu yakin ingin membiarkan putramu bersaing denganku?" tanya Jayden yang merasa agak terkejut. Dia sudah bersiap untuk melawan mati-matian, tetapi Walter malah menyetujui usulnya. Sebenarnya apa yang direncanakan oleh Walter?"Ya, kamu ingin keadilan, 'kan? Aku bisa memberikannya kepadamu. Kamu pasti akan puas dengan hasilnya nanti," timpal Walter dengan nada datar."Oke. Kamu sendiri yang mengatakannya." Jayden merasa senang. Dia meneruskan, "Atlandia sangat mementingkan keterampilan bela diri. Untuk menj
"Huh! Ternyata kamu masih punya kesadaran diri." Jayden terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Walter, putramu sudah mengaku kalah. Jadi, di mana putra pertamamu?""Gerald, kamu sudah lama bersembunyi. Sudah saatnya untuk menunjukkan diri, 'kan?" tanya Walter tiba-tiba.Walter memang belum bertemu dengan Gerald, tetapi dia tahu Gerald ada di sini. Walter bisa menyingkirkan para pengkhianat itu juga berkat laporan Gerald. Dengan karakter Gerald, dia tidak mungkin berpangku tangan jika terjadi kekacauan sebesar ini di istana."Dasar pria tua licik. Kamu bukan cuma menipu Jayden, tapi menipu kami semua. Sekarang kamu malah menyuruhku menjadi tamengmu? Nggak pantas sekali," ujar Luther yang akhirnya melepaskan topengnya.Karena Walter belum mati, berarti situasi di istana masih bisa distabilkan. Luther tidak mungkin terus bersembunyi lagi. Bagaimanapun, hari ini adalah waktu terbaik untuk membangun prestisenya.Asalkan Luther mengalahkan Jayden di hadapan Pasukan Naga Hitam, mudah saja baginya unt
"Dasar anak kurang ajar! Kamu sudah pulang, tapi nggak mau menampakkan diri. Kalau aku nggak menggunakan cara ini, mana mungkin kamu mau keluar?" tegur Walter dengan kesal."Sudahlah, jangan berbasa-basi lagi. Aku akan membuat perhitungan denganmu nanti. Sekarang aku akan mengatasi pengkhianat ini dulu," ujar Luther sambil melirik Jayden.Walter merasa sangat sakit hati. Begitu anggota Paviliun Lingga yang tersisa menyerangnya, Jayden langsung ingin merebut takhta. Itu sebabnya, Walter menyimpulkan bahwa Jayden punya hubungan dengan Paviliun Lingga. Baik itu pemberontakan ataupun persekongkolan yang dilakukannya, semua adalah dosa besar."Gerald!" Setelah termangu sejenak, raut wajah Jayden sontak menjadi suram. Dia baru menyadari bahwa dirinya telah dijebak.Walter jelas-jelas mengetahui keberadaan Gerald sehingga menyetujui usulnya dengan senang hati. Dengan kata lain, dia mengakui kemampuan Gerald.Jayden harus mengakui, meskipun tidak bertemu Gerald selama 10 tahun, Gerald masih di
"Lancang!"Jayden memelotot. "Sebagai sesama pesilat ulung tingkat grandmaster, aku nggak percaya pengalaman puluhan tahunku akan kalah dengan bocah kecil sepertimu!""Kalau Paman Jayden masih keras kepala, jangan salahkan aku kurang ajar pada senior. Silakan!" kata Luther sambil mengulurkan tangan membuat gerakan mengundang."Terima seranganku!" Jayden juga tidak basa-basi lagi. Setelah mengentakkan kakinya, dia langsung maju dan melancarkan serangan yang hebat. Teknik pedangnya sangat cepat dan kuat, setiap gerakannya langsung mengarah pada titik-titik vital. Gerakannya tidak mencolok, tetapi sangat mudah dan tidak memiliki celah.Jayden memang memiliki bakat yang luar biasa, ditambah lagi berpengalaman di medan perang selama bertahun-tahun dan pernah melihat berbagai teknik pedang yang luar biasa. Saat ini, dia sudah menguasai berbagai jenis teknik, sehingga dia sudah melepaskan semua kelemahannya dan menciptakan teknik pedangnya sendiri yang unik.Teknik pedang Jayden ini berfokus