"Bersaing secara adil?" Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang bertatapan dengan bingung. Tidak ada yang menduga Walter akan menyarankan hal seperti itu.Situasi jelas-jelas sudah berbalik. Walter hanya perlu memerintahkan Pasukan Naga Hitam untuk menangkap Jayden, tetapi dia malah memberi Jayden kesempatan lagi. Keputusan ini benar-benar tidak bisa dimengerti."Raja ...." Haruna hendak berbicara, tetapi Walter menyela, "Tenang saja, aku tahu apa yang sedang kulakukan.""Walter, kamu yakin ingin membiarkan putramu bersaing denganku?" tanya Jayden yang merasa agak terkejut. Dia sudah bersiap untuk melawan mati-matian, tetapi Walter malah menyetujui usulnya. Sebenarnya apa yang direncanakan oleh Walter?"Ya, kamu ingin keadilan, 'kan? Aku bisa memberikannya kepadamu. Kamu pasti akan puas dengan hasilnya nanti," timpal Walter dengan nada datar."Oke. Kamu sendiri yang mengatakannya." Jayden merasa senang. Dia meneruskan, "Atlandia sangat mementingkan keterampilan bela diri. Untuk menj
"Huh! Ternyata kamu masih punya kesadaran diri." Jayden terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Walter, putramu sudah mengaku kalah. Jadi, di mana putra pertamamu?""Gerald, kamu sudah lama bersembunyi. Sudah saatnya untuk menunjukkan diri, 'kan?" tanya Walter tiba-tiba.Walter memang belum bertemu dengan Gerald, tetapi dia tahu Gerald ada di sini. Walter bisa menyingkirkan para pengkhianat itu juga berkat laporan Gerald. Dengan karakter Gerald, dia tidak mungkin berpangku tangan jika terjadi kekacauan sebesar ini di istana."Dasar pria tua licik. Kamu bukan cuma menipu Jayden, tapi menipu kami semua. Sekarang kamu malah menyuruhku menjadi tamengmu? Nggak pantas sekali," ujar Luther yang akhirnya melepaskan topengnya.Karena Walter belum mati, berarti situasi di istana masih bisa distabilkan. Luther tidak mungkin terus bersembunyi lagi. Bagaimanapun, hari ini adalah waktu terbaik untuk membangun prestisenya.Asalkan Luther mengalahkan Jayden di hadapan Pasukan Naga Hitam, mudah saja baginya unt
"Dasar anak kurang ajar! Kamu sudah pulang, tapi nggak mau menampakkan diri. Kalau aku nggak menggunakan cara ini, mana mungkin kamu mau keluar?" tegur Walter dengan kesal."Sudahlah, jangan berbasa-basi lagi. Aku akan membuat perhitungan denganmu nanti. Sekarang aku akan mengatasi pengkhianat ini dulu," ujar Luther sambil melirik Jayden.Walter merasa sangat sakit hati. Begitu anggota Paviliun Lingga yang tersisa menyerangnya, Jayden langsung ingin merebut takhta. Itu sebabnya, Walter menyimpulkan bahwa Jayden punya hubungan dengan Paviliun Lingga. Baik itu pemberontakan ataupun persekongkolan yang dilakukannya, semua adalah dosa besar."Gerald!" Setelah termangu sejenak, raut wajah Jayden sontak menjadi suram. Dia baru menyadari bahwa dirinya telah dijebak.Walter jelas-jelas mengetahui keberadaan Gerald sehingga menyetujui usulnya dengan senang hati. Dengan kata lain, dia mengakui kemampuan Gerald.Jayden harus mengakui, meskipun tidak bertemu Gerald selama 10 tahun, Gerald masih di
"Lancang!"Jayden memelotot. "Sebagai sesama pesilat ulung tingkat grandmaster, aku nggak percaya pengalaman puluhan tahunku akan kalah dengan bocah kecil sepertimu!""Kalau Paman Jayden masih keras kepala, jangan salahkan aku kurang ajar pada senior. Silakan!" kata Luther sambil mengulurkan tangan membuat gerakan mengundang."Terima seranganku!" Jayden juga tidak basa-basi lagi. Setelah mengentakkan kakinya, dia langsung maju dan melancarkan serangan yang hebat. Teknik pedangnya sangat cepat dan kuat, setiap gerakannya langsung mengarah pada titik-titik vital. Gerakannya tidak mencolok, tetapi sangat mudah dan tidak memiliki celah.Jayden memang memiliki bakat yang luar biasa, ditambah lagi berpengalaman di medan perang selama bertahun-tahun dan pernah melihat berbagai teknik pedang yang luar biasa. Saat ini, dia sudah menguasai berbagai jenis teknik, sehingga dia sudah melepaskan semua kelemahannya dan menciptakan teknik pedangnya sendiri yang unik.Teknik pedang Jayden ini berfokus
"Benar kata Ratu Haruna. Meskipun Pangeran Gerald hebat, tetap saja dia masih terlalu muda. Menghadapi Jayden yang licik, peluangnya untuk menang nggak besar," kata Arafu setelah merenungkannya. Gerald memang seorang genius, tetapi Jayden juga bukan orang biasa. Perbedaan kultivasi selama dua puluh tahun itu sangat besar, sehingga siapa yang akan menang masih belum bisa dipastikan."Pemikiranku malah berbeda," kata Sandya lagi."Menurut Tuan Sandya, peluang Pangeran Sandya untuk menang lebih besar?" tanya Rajib.Sandya menganggukkan kepala. "Benar. Raja Walter sangat bijaksana dan cerdas. Kalau dia bisa menyetujui pertarungan ini, berarti dia yakin dia akan menang. Kita harus percaya dengan penilaian Raja Walter.""Meskipun begitu, ada terlalu banyak perubahan dalam duel ilmu bela diri. Terutama dalam duel antara ahli pada tingkat yang sama. Sedikit kesalahan saja bisa mengubah situasi pertarungannya. Tidak ada yang bisa memprediksi hasilnya sampai detik terakhir, bahkan Raja Walter pu
Sandya menggelengkan kepala dan berkata, "Tentu saja nggak. Sebenarnya, ada peraturan tak tertulis di Peringkat Nirwana, raja dan para pejabat nggak boleh masuk ke dalam peringkat.""Jadi, Jayden ini sebenarnya nggak boleh atau nggak mampu masuk ke dalam peringkat?" tanya Arafu."Nggak boleh dan juga nggak mampu masuk ke peringkat itu," kata Sandya."Kalau begitu, aku bisa lebih tenang," kata Arafu sambil menghela napas lega."Kalau Peringkat Nirwana nggak salah, berarti kekuatan Pangeran Gerald pasti lebih kuat dari Jayden. Asalkan dia nggak meremehkan lawannya, dia pasti bisa menang," analisis Rajib."Meskipun begitu, tetap harus berhati-hati," gumam Haruna.Perasaan Haruna sangat rumit saat mendengar keunggulan Gerald. Dia berharap Gerald bisa menang untuk mengembalikan kehormatan istana, tetapi dia juga khawatir Gerald akan berniat buruk pada putranya setelah menjadi raja. Perlu diketahui, putranya itu sangat percaya dan bahkan sangat bergantung pada Gerald. Jika Gerald berkhianat,
"Jenderal Abram, apa pendapatmu?" tanya Chokri dengan ragu-ragu.Meskipun Chokri adalah orang Jayden, dia sangat menghormati Walter. Jika Walter mati, dia akan memberontak bersama Jayden dengan tanpa ragu-ragu. Namun, sekarang Walter masih hidup dan situasinya berbeda, sehingga dia harus mempertimbangkan akibatnya. Seperti yang dikatakan Firus, dia harus memikirkan keluarga dan teman-temannya meskipun dia tidak memikirkan dirinya sendiri."Jenderal Chokri, pertarungan belum berakhir, kita nggak bisa sembarangan membuat keputusan. Dari pertarungan antara Jenderal Jayden dan Gerald ini, aku lebih yakin pada Jenderal Jayden. Kalau Jenderal Jayden menang, kita masih punya harapan untuk membalikkan situasinya," kata Abram."Benar! Jenderal Jayden sangat kuat, pasti bisa menang. Mana mungkin Gerald itu bisa menandingi Jenderal Jayden," kata Chokri sambil terus menganggukkan kepala."Tuan Firus, jangan menggoyahkan semangat pasukan. Kita semua di pihak yang sama, berbagi kejayaan dan kerugian
"Paman Jayden, kesabaranku ada batasnya. Kamu setuju atau nggak?" Ekspresi Luther perlahan-lahan menjadi dingin."Aku akan menerima persyaratanmu, tapi kamu harus mengalahkanku secara jujur. Kalau nggak, lupakan saja!" teriak Jayden. Di Atlandia, kekuatan adalah segalanya. Sebagai seorang jenderal besar yang melalui berbagai pertempuran darah, dia tentu saja memahami betapa pentingnya kekuatan. Sebagai seorang pesilat ulung, hanya yang kuat yang bisa berbicara dengan lantang. Sementara itu, yang lemah tidak berhak untuk berbicara.Luther berkata dengan tegas, "Baiklah. Kalau Paman Jayden bersikeras ingin bertarung, aku akan mengabulkan keinginanmu. Aku hanya akan mengeluarkan tiga teknik. Kalau Paman Jayden bisa menahan tiga teknikku, aku akan segera menyerah.""Bocah sombong! Aku akan mengalahkanmu!" Merasa diremehkan, Jayden merasa sangat marah dan serangannya langsung menjadi lebih ganas. Cahaya pedang yang memenuhi langit pun langsung menghantam Luther, sehingga Luther langsung mel
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru