Rencana Luther sangat sederhana. Dia ingin menangkap para amangkurat ini supaya mereka bersedia menarik mundur pasukan. Sebelum perang dimulai, dia sengaja menyuruh Huston dan Pasukan Naga Terbang untuk menarik sebagian besar pasukan lawan. Kemudian, dia akan mencari kesempatan untuk menangkap para amangkurat ini.Dengan kemampuan Luther, dia tetap akan kewalahan menghadapi puluhan ribu prajurit. Namun, mudah saja baginya untuk menangkap pemimpin mereka.Demi mencegah Waiz dan lainnya melarikan diri, Luther sengaja menyembunyikan kekuatannya. Sampai akhirnya pasukan mendekat, dia baru meledakkan seluruh kekuatannya untuk menangkap Waiz dan Dakwa.Kini Waiz dan Dakwa berhasil dijatuhkan, berarti tersisa Barak dan Hasya. Asalkan membereskan mereka, pasukan lawan di istana pasti akan mundur."Giliran kalian!" Tatapan Luther tampak tajam. Setelah menemukan Barak dan Hasya, dia sontak mengangkat pedangnya dan menyerbu ke depan."Cepat hentikan dia!""Cepat! Jangan sampai dia mendekat!"Bara
Barak menyeka keringat dingin di keningnya dan hatinya merasa gelisah. Untungnya, dia berlari dengan cepat dan masih ada pengawal yang tidak takut mati untuk mengulur-ulur. Jika tidak, nasib mereka mungkin akan sama seperti Waiz dan Dakwa yang langsung ditangkap hidup-hidup begitu pembunuh itu mendekat. Pada saat itu, bukan hanya semua usaha mereka sia-sia, nyawa mereka pun akan terancam."Aneh, sejak kapan ada orang yang begitu hebat di istana? Bahkan puluhan ribu pasukan pun nggak bisa menahannya," kata Hasya sambil mengernyitkan alis dan merenungkan hal itu. Menurut penyelidikan mereka, hanya ada dua pesilat ulung di istana yaitu Dodi dan Fuso. Fuso sudah terperangkap oleh rencana Jayden dan Dodi juga tadi muncul. Meskipun ada pasukan elite yang bersembunyi di istana, hal itu juga ada dalam perkiraan mereka. Namun, satu-satunya hal yang di luar perkiraan mereka adalah pembunuh tadi.Jika orang itu hanya pembunuh biasa, itu masih bisa dimaklumi. Masalahnya adalah pembunuh itu terlalu
Saat ini, tubuh Luther berlumuran darah dan penuh dengan aura membunuh. Bajunya yang awalnya berwarna hitam sudah menjadi merah karena darah dan Pedang Cakrawala di tangannya pun bergetar hingga mengeluarkan bunyi, seolah-olah siap untuk menyerang kapan pun."Sialan! Kenapa orang ini bisa begitu cepat?" Melihat Luther yang sudah menghalangi di depan, ekspresi Barak berubah. Dia mengira pengawal pribadinya bisa menahan pembunuh ini lebih lama, tak disangka pembunuhnya sudah berhasil menerobos pertahanan dan mengejar mereka."Kita terkepung, kali ini kita benar-benar dalam masalah!" kata Hasya yang mulai panik. Mereka hanya sendirian, tidak mungkin ada peluang untuk menang melawan jika harus menghadapi dua pesilat ulung ini. Firus masih bisa ditangani dan mungkin tidak akan membunuh mereka karena statusnya, tetapi pembunuh itu berbeda. Mereka sudah menyaksikan adegan pembunuhan tadi. Jika mereka berani melawan, mungkin mereka akan langsung mati di tempat."Barak, apa yang harus kita laku
Bagi Firus, kata-kata Barak yang seperti ini mungkin bisa membohongi orang lain, tetapi menggunakan trik ini di hadapannya sama saja dengan menghina kecerdasannya.Hasya maju dua langkah dan berkata dengan serius, "Firus, kami nggak akan menyembunyikannya lagi karena situasinya sudah seperti ini, kita bicara secara terang-terangan saja. Raja Walter sudah meninggal, kita butuh pemimpin baru. Menurutmu, siapa yang paling cocok untuk menjadi Raja Atlandia yang baru?""Apa yang ingin kamu katakan?" kata Firus sambil tersenyum dingin.Hasya mengangkat kepala dan berkata, "Aku yakin kamu pasti tahu jelas pilihan terbaik untuk menjadi Raja Atlandia yang baru adalah Jenderal Jayden. Kalau Jenderal Jayden menjadi Raja Atlandia yang baru, kita baru bisa berkembang dengan lebih baik. Punya lebih banyak wilayah dan pasukan, ini adalah situasi yang tak terhindarkan. Kamu adalah orang yang cerdas, kamu pasti tahu siapa yang harus kamu pilih.""Maksudmu, aku harus bergabung dengan kubu kalian?" kata
Setelah mendengar kata-kata Firus, Barak dan Hasya tertegun sejenak karena sama sekali tidak percaya.Hasya langsung membantah. "Nggak mungkin! Seratus ribu pasukan kami itu sudah dilengkapi dengan baik dan terlatih, mana mungkin mereka akan menyerah."Barak yang juga tidak percaya berteriak, "Benar! Meskipun pasukan dari kalian berempat digabung, kalian juga nggak mungkin bisa mengalahkan seratus ribu pasukan kami hanya dalam semalam. Kamu jelas hanya menakut-nakuti kami."Total pasukan dari empat Amangkurat dari selatan hanya sekitar dua hingga tiga puluh ribu saja. Meskipun mengerahkan seluruh pasukan itu, keempat orang itu juga tidak mungkin bisa mengalahkan seratus ribu pasukan mereka dalam waktu singkat. Bagaimanapun juga, pasukan mereka sudah membangun banyak pertahanan. Meskipun harus menghadapi musuh yang dua atau tiga kali lipat lebih banyak daripada mereka, mereka juga masih bisa bertahan.Selain itu, empat Amangkurat dari selatan itu pun tidak mungkin mengerahkan semua pasu
Oleh karena itu, Barak dan Hasya sama sekali tidak percaya dengan Firus.Firus langsung tertawa. "Hahaha ... situasinya sudah sampai seperti ini pun kalian masih nggak menyerah? Baiklah. Kalau kalian bersikeras ingin melihat, aku akan membiarkan kalian melihatnya."Setelah mengatakan itu, Firus mengangkat tangan dan tiba-tiba menjentik jarinya di udara.Swish!Sebuah cahaya emas langsung memelesat ke udara dan akhirnya meledak menjadi titik-titik cahaya emas yang tersebar ke segala arah. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang teratur dari ujung jalan di kejauhan. Saat makin mendekat, suara langkahnya yang cepat dan seragam makin jelas.Barak dan Hasya bisa merasakan tanah di bawah kaki mereka sedang bergetar. Saat suara langkah kaki itu makin mendekat dan getaran tanahnya makin kuat, hati mereka tiba-tiba mulai gelisah. Namun, sebelum mereka sempat meresponsnya, sosok hitam sudah muncul di depan mereka. Jumlah musuh mereka begitu banyak hingga menutupi selu
"Sudahlah, kalian berdua nggak perlu berdebat lagi. Jayden bisa menjadi raja atau nggak, malam ini kalian akan tahu sendiri."Setelah mengatakan itu, Firus langsung melambaikan tangannya dengan kesal dan berteriak, "Kalian! Tangkap kedua pemberontak ini dan jaga dengan ketat!""Baik!" Sekelompok pengawal segera maju dan langsung mengikat Barak dan Hasya dengan kuat."Firus, kita semua adalah Amangkurat dan posisi kita sama, apa nggak terlalu menghina harga diri kami kalau kamu menyuruh mereka mengikat kita di depan umum?" teriak Barak.Firus tersenyum dingin. "Harga diri? Kalian berdua sudah menjadi tahanan pun masih peduli dengan harga diri kalian?""Firus, masih belum pasti siapa yang menang, nasib kerajaan masih belum ditentukan. Apa kamu pernah memikirkan konsekuensimu karena sudah memperlakukan kita seperti ini setelah Jenderal Jayden naik takhta?" kata Barak sambil mengernyitkan alis."Benar! Semuanya masih belum pasti. Sekarang kamu memang berkuasa, tapi itu nggak mungkin bertah
Setelah mendapat perintah, semua prajurit Waiz langsung melempar senjata mereka."Kamu juga! Suruh orang-orangmu meletakkan senjata mereka!" kata Haruna sambil mengalihkan ujung pedangnya ke leher Dakwa.Melihat tatapan Haruna yang penuh dengan niat membunuh, Dakwa menelan ludah dan hanya bisa berteriak, "Letakkan senjata kalian!"Krang krang krang ....Terdengar kembali suara senjata yang jatuh ke tanah, semua prajurit Dakwa juga ikut melemparkan senjata mereka.Di seluruh medan pertempuran itu, sekitar enam puluh persen orang yang menyerah dan hanya tersisa empat puluh persen prajurit saja. Meskipun mereka tidak melempar senjata mereka, ekspresi mereka terlihat panik dan tidak tahu harus bagaimana. Hal yang paling dilarang dalam pertempuran adalah semangat juang melemah. Sebagian besar rekan di samping mereka sudah menyerah, mana mungkin mereka masih berani maju menyerang. Yang paling pentingnya adalah tuan mereka sudah menghilang. Tanpa pemimpin, para prajurit itu tidak tahu apa yan