Setelah mendengar kata-kata Firus, Barak dan Hasya tertegun sejenak karena sama sekali tidak percaya.Hasya langsung membantah. "Nggak mungkin! Seratus ribu pasukan kami itu sudah dilengkapi dengan baik dan terlatih, mana mungkin mereka akan menyerah."Barak yang juga tidak percaya berteriak, "Benar! Meskipun pasukan dari kalian berempat digabung, kalian juga nggak mungkin bisa mengalahkan seratus ribu pasukan kami hanya dalam semalam. Kamu jelas hanya menakut-nakuti kami."Total pasukan dari empat Amangkurat dari selatan hanya sekitar dua hingga tiga puluh ribu saja. Meskipun mengerahkan seluruh pasukan itu, keempat orang itu juga tidak mungkin bisa mengalahkan seratus ribu pasukan mereka dalam waktu singkat. Bagaimanapun juga, pasukan mereka sudah membangun banyak pertahanan. Meskipun harus menghadapi musuh yang dua atau tiga kali lipat lebih banyak daripada mereka, mereka juga masih bisa bertahan.Selain itu, empat Amangkurat dari selatan itu pun tidak mungkin mengerahkan semua pasu
Oleh karena itu, Barak dan Hasya sama sekali tidak percaya dengan Firus.Firus langsung tertawa. "Hahaha ... situasinya sudah sampai seperti ini pun kalian masih nggak menyerah? Baiklah. Kalau kalian bersikeras ingin melihat, aku akan membiarkan kalian melihatnya."Setelah mengatakan itu, Firus mengangkat tangan dan tiba-tiba menjentik jarinya di udara.Swish!Sebuah cahaya emas langsung memelesat ke udara dan akhirnya meledak menjadi titik-titik cahaya emas yang tersebar ke segala arah. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang teratur dari ujung jalan di kejauhan. Saat makin mendekat, suara langkahnya yang cepat dan seragam makin jelas.Barak dan Hasya bisa merasakan tanah di bawah kaki mereka sedang bergetar. Saat suara langkah kaki itu makin mendekat dan getaran tanahnya makin kuat, hati mereka tiba-tiba mulai gelisah. Namun, sebelum mereka sempat meresponsnya, sosok hitam sudah muncul di depan mereka. Jumlah musuh mereka begitu banyak hingga menutupi selu
"Sudahlah, kalian berdua nggak perlu berdebat lagi. Jayden bisa menjadi raja atau nggak, malam ini kalian akan tahu sendiri."Setelah mengatakan itu, Firus langsung melambaikan tangannya dengan kesal dan berteriak, "Kalian! Tangkap kedua pemberontak ini dan jaga dengan ketat!""Baik!" Sekelompok pengawal segera maju dan langsung mengikat Barak dan Hasya dengan kuat."Firus, kita semua adalah Amangkurat dan posisi kita sama, apa nggak terlalu menghina harga diri kami kalau kamu menyuruh mereka mengikat kita di depan umum?" teriak Barak.Firus tersenyum dingin. "Harga diri? Kalian berdua sudah menjadi tahanan pun masih peduli dengan harga diri kalian?""Firus, masih belum pasti siapa yang menang, nasib kerajaan masih belum ditentukan. Apa kamu pernah memikirkan konsekuensimu karena sudah memperlakukan kita seperti ini setelah Jenderal Jayden naik takhta?" kata Barak sambil mengernyitkan alis."Benar! Semuanya masih belum pasti. Sekarang kamu memang berkuasa, tapi itu nggak mungkin bertah
Setelah mendapat perintah, semua prajurit Waiz langsung melempar senjata mereka."Kamu juga! Suruh orang-orangmu meletakkan senjata mereka!" kata Haruna sambil mengalihkan ujung pedangnya ke leher Dakwa.Melihat tatapan Haruna yang penuh dengan niat membunuh, Dakwa menelan ludah dan hanya bisa berteriak, "Letakkan senjata kalian!"Krang krang krang ....Terdengar kembali suara senjata yang jatuh ke tanah, semua prajurit Dakwa juga ikut melemparkan senjata mereka.Di seluruh medan pertempuran itu, sekitar enam puluh persen orang yang menyerah dan hanya tersisa empat puluh persen prajurit saja. Meskipun mereka tidak melempar senjata mereka, ekspresi mereka terlihat panik dan tidak tahu harus bagaimana. Hal yang paling dilarang dalam pertempuran adalah semangat juang melemah. Sebagian besar rekan di samping mereka sudah menyerah, mana mungkin mereka masih berani maju menyerang. Yang paling pentingnya adalah tuan mereka sudah menghilang. Tanpa pemimpin, para prajurit itu tidak tahu apa yan
Kata-kata untuk meyakinkan para pemberontak bahwa yang menyerah tidak akan dibunuh terus bergema di istana. Para pemberontak yang sebelumnya sudah panik, sekarang makin ketakutan dan tidak memiliki semangat untuk bertarung lagi.Krang krang krang ....Makin banyak prajurit yang melemparkan senjata di tangan mereka. Jika ada yang bersikeras tidak ingin menyerah, mereka akan segera ditangkap. Mereka tidak berhasil menaklukkan istana dan pasukan pemberontak yang menjaga di luar kota juga sudah kalah, hanya tersisa mereka yang di dalam tanpa bantuan. Selain itu, keempat Amangkurat sudah tertangkap dan ada juga yang sudah melarikan diri. Sekarang mereka sudah kalah, tidak ada pilihan lagi selain menyerah atau mati. Mereka tentu saja tidak ingin sia-sia berkorban dalam situasi tanpa pemimpin seperti ini."Aku akan memenuhi janjiku yang tadi. Asalkan kalian inisiatif menyerah, kalian akan dibebaskan dari hukuman." Melihat para pemberontak itu sudah melempar senjata mereka, Haruna berbicara la
Saat ini, harapan satu-satunya Waiz dan Dakwa adalah Jayden bisa memimpin Pasukan Naga Hitam ke sini.Haruna berkata dengan dingin, "Meskipun kalian berdua bukan dalang utamanya, kalian adalah kaki tangannya. Hukuman mati bisa dihindari, tapi tetap harus dihukum. Pengawal! Kurung mereka dan jaga dengan ketat. Tanpa perintahku, jangan biarkan siapa pun mendekati mereka!""Siap!" Beberapa pengawal segera maju dan menarik dengan paksa Waiz dan Dakwa yang terikat."Jenderal Dodi, kamu urus prajurit yang menyerah ini. Hari ini sudah terlalu banyak orang yang mati, aku nggak ingin ada lebih banyak korban lagi," kata Haruna sambil menatap Dodi."Aku mengerti!" kata Dodi sambil menganggukkan kepala."Ratu memang bijaksana, kami sangat kagum!" Pada saat itu, terlihat ada empat sosok yang berjalan keluar dari kerumunan pasukan dan para prajurit langsung memberi jalan ke mana pun mereka lewat. Keempat orang itu adalah empat Amangkurat di selatan yaitu Firus, Sandya, Rajib, dan Arafu."Maaf kami s
Mendengar perkataan Firus, ekspresi Arafu langsung berubah. "Apa? Membunuh semua yang tahu? Kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Empat Amangkurat di utara itu adalah orang Jayden, bagaimana mungkin dia membunuh semuanya tanpa membedakan kawan dan musuh?"Firus berkata dengan tenang, "Untuk mencapai tujuan besar, orang itu harus kejam. Bagi orang seperti dia yang sudah berpengalaman di medan perang, mengorbankan beberapa pasukan bukan masalah besar. Tentu saja, ini hanya rencana terakhirnya. Kalau empat Amangkurat di utara itu berhasil merebut kekuasaan dan mendapatkan token militer marsekal, dia nggak perlu mengambil risiko itu dan bisa langsung naik takhta. Tapi sebaliknya, kalau mereka gagal, aku yakin Jayden akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya."Makin besar ambisi seseorang, makin gila tindakannya. Sebelumnya, ada Walter yang menekan Jayden, sehingga dia menyembunyikan ambisinya dan mengumpulkan kekuatan. Sekarang Walter sudah meninggal, dia sudah bebas karena tidak a
Setelah merenungkannya, Firus berkata, "Cara ini memang bagus, tapi ada kekurangannya. Mengangkat raja baru membutuhkan izin dari istana dan saksi para pejabat tinggi. Kalau nggak, pengangkatan itu nggak akan dipercayai. Seluruh proses itu memakan waktu setidaknya tiga hari. Dilihat dari situasi kita sekarang, kita nggak akan bisa bertahan begitu lama lagi."Arafu mengernyitkan alis. "Apa? Mengangkat raja baru harus begitu merepotkan? Semua orang juga tahu Huston adalah putra Raja Walter, wajar saja kalau dia menjadi Raja Atlandia yang baru.""Benar! Dalam situasi darurat, tindakan darurat ini dibutuhkan," tambah Rajib.Firus berkata dengan agak kesal, "Kalian pikir mengangkat Raja Atlandia baru ini sama seperti memilih kepala desa? Hanya perlu pasang bendera, minum beberapa cangkir arak, dan mengucapkan beberapa janji saja sudah selesai? Jangan bercanda! Posisi Raja Atlandia ini bukan hanya menyangkut rakyat Atlandia saja, tapi rakyat seluruh negeri juga. Kalau Atlandia kacau, seluruh
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak
Satu jam kemudian, Nivan yang sudah menyamar diam-diam memasuki sebuah vila pribadi yang mewah. Naim sudah menyiapkan teh dan camilan di ruang tamu vila itu, terlihat sudah menunggu lama."Kak Naim, maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Nivan sambil melepaskan mantelnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekat."Nggak apa-apa. Kita berdua jarang sekali bisa berkumpul. Kamu bisa inisiatif mengajakku bertemu saja, aku sudah merasa sangat senang. Menunggu beberapa menit bukan masalah besar," kata Naim dengan tersenyum sambil mempersilakan Nivan duduk, lalu menuangkan dua cangkir teh dan memberikan salah satunya untuk Nivan.Setelah menerima cangkir itu, Nivan langsung meletakkannya di samping dengan hati-hati. Dia sangat berhati-hati soal makanan dan minumannya saat berada di luar, ini sudah menjadi kebiasaannya."Nivan, kamu tiba-tiba mengajakku bertemu, apa kamu ingin membahas soal urusan resmi atau pribadi?" tanya Naim yang langsung ke topik pembicaraannya setelah menyesap tehnya."In
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m