Melihat tatapan Firus yang tajam dan mengangkat tombak panjang, Huston sama sekali tidak gentar dan tetap membusungkan dada."Paman Firus, tawaran dua kota itu memang sangat menggoda. Kalau aku menjadi kamu, aku mungkin nggak akan menolaknya. Kalau Paman Firus ingin menukar kepalaku dengan dua kota, aku bersedia memenuhinya," kata Huston sambil memberi hormat dan ekspresinya tenang.Firus menyipitkan matanya. "Kenapa? Kamu nggak takut? Atau kamu pikir aku nggak berani membunuhmu?"Huston berkata dengan tenang, "Aku tentu saja takut mati. Kalau bisa tetap hidup, aku tentu saja nggak akan memilih untuk mati. Lagi pula, Paman Firus sudah berperang selama bertahun-tahun dan membunuh siapa pun yang menghalangi. Mengambil nyawaku hanya masalah mudah, nggak perlu usaha apa pun.""Kalau kamu takut mati, kenapa kamu tetap tenang?" kata Firus dengan bingung.Huston berkata dengan serius, "Takut mati dan berani untuk menghadapi kematian adalah hal yang berbeda. Sejak masuk ke sini, aku sudah memp
Sore hari, Huston dan Luther tiba di benteng perbatasan, Kota Demai. Kota Demai adalah wilayah Sandya. Belasan tahun lalu, kota ini masih sangat terbelakang.Di bawah pimpinan Sandya, kota ini menjadi salah satu dari lima kota teratas di Atlandia. Baik itu kemiliteran, ekonomi, politik, budaya, pendidikan, ataupun perawatan medis, semuanya adalah yang terbaik.Bisa dibilang, Kota Demai memiliki kejayaan seperti ini berkat kecerdasan dan kebijaksanaan Sandya. Sandya dan Firus sama-sama merupakan menteri yang berjasa.Saat ini, di luar kediaman Sandya, terlihat sebuah mobil MPV hitam pelan-pelan berhenti di pinggir jalan. Begitu pintu mobil dibuka, terlihat Luther dan Huston turun."Kak, ini tempat terakhir." Huston menatap papan nama di depan pintu, lalu mendesah dan berujar, "Tuan Sandya dan Ayah punya hubungan dekat. Dia orang yang ramah dan baik hati. Ditambah lagi surat dari Firus, seharusnya semua akan baik-baik saja.""Sulit dikatakan." Luther menggeleng. "Kita harus makin waspada
"Tuan Sandya tahu kamu akan datang, jadi menyuruhku menunggu di depan," sahut si kepala pelayan sambil mengangguk."Tahu aku akan datang?" Huston mengangkat alis dengan heran. Kemudian, dia melirik Luther yang berada di sebelahnya dan merasa agak gelisah.Sandya sudah menduga kedatangan mereka. Kemungkinannya hanya 2, yaitu Firus mengabarinya duluan atau utusan Jayden tiba duluan."Pangeran, Tuan Sandya sudah menunggu sejak tadi. Silakan masuk." Kepala pelayan membungkuk dan mempersilakan.Huston mengangguk tanpa berbasa-basi lagi. Dia tidak mungkin menyerah di tengah jalan begini. Sekalipun itu sarang harimau, dia tetap harus masuk.Luther dan Huston sama-sama masuk. Setelah melewati berbagai ruangan, mereka tiba di ruang makan.Saat ini, hidangan mewah telah disajikan. Aroma masakan dan aroma anggur yang bercampur sangat menggugah selera.Luther dan Huston bepergian seharian sampai tidak punya waktu untuk makan. Jadi, begitu melihat hidangan mewah itu, mereka tak kuasa merasa lapar.
Sandya tidak terburu-buru menjawab. Dia duduk, lalu menuangkan anggur untuk diri sendiri dan Huston. Setelah bersulang, Sandya meneguk anggurnya hingga habis dan berkata, "Hm, lezat sekali!"Huston juga tidak mendesak. Dia meneguk anggurnya dan menunggu jawaban Sandya. Kemudian, Sandya meneruskan, "Jayden ingin merekrutku, bahkan menawarkanku keuntungan besar. Tapi, aku menolaknya."Ekspresi Huston sontak dipenuhi kegembiraan. Namun, kalimat Sandya yang selanjutnya membuat Huston termangu."Pangeran, jangan senang terlalu cepat. Aku memang menolak tawaran Jayden, tapi aku juga nggak akan membantumu. Aku nggak suka perang, jadi aku memilih untuk netral," lanjut Sandya dengan terang-terangan."Netral?" Huston mengernyit, lalu membujuk, "Paman, kamu bagian dari Atlandia. Masa kamu tega melihat Atlandia terpecah?""Kemampuanku terbatas. Aku benar-benar nggak bisa membantu." Sandya menggeleng. "Aku nggak punya ambisi apa pun dan hanya ingin hidup tenang. Aku nggak ingin terlibat dalam peran
"Kalau Pangeran nggak ingin mewarisi takhta, kenapa ikut serta dalam perselisihan ini?" tanya Sandya dengan ekspresi tenang."Aku memang nggak pantas menjadi raja, tapi ada seseorang yang pantas, bahkan lebih pantas dari Jayden," sahut Huston dengan lantang."Oh? Siapa itu?" tanya Sandya sambil mengangkat alis."Kakakku, Gerald," jawab Huston dengan tegas."Gerald?" Sandya memicingkan mata sambil mengangguk. "Kamu benar. Pangeran Gerald lebih dari cukup untuk menjadi Raja Atlandia. Masalahnya, dia hilang selama 10 tahun, bahkan nggak bisa dipastikan masih hidup. Gimana dia bisa mewarisi takhta?""Kakakku nggak mati, bahkan sudah kembali ke Atlandia. Jadi, posisi itu harus menjadi miliknya," timpal Huston."Pangeran, apa kamu punya bukti?" tanya Sandya. Apabila Gerald benar-benar pulang ke Atlandia, orang-orang pasti sudah heboh. Sandya merasa Huston hanya mencari alasan untuk mendapatkan dukungannya."Paman, aku bisa memberimu buktinya. Tapi, aku ingin tanya. Apa kamu bersedia mendukun
"Paman merindukanku ya? Hehe. Aku masih hidup, Paman," sahut Luther yang mengangguk. Dia tidak mengetahui apa pun tentang masa lalu Sandya sehingga cukup terkejut melihat Sandya yang tampak terharu."Syukurlah!" Sandya merasa terkejut sekaligus gembira. "Tanpa disadari, 10 tahun sudah berlalu. Pangeran tinggi sekali sekarang. Aku hampir nggak bisa mengenalimu!""Ya, 10 tahun sudah berlalu. Banyak hal yang berubah." Luther turut merasa emosional. Ibunya meninggal 10 tahun lalu dan sekarang ayahnya juga meninggal. Dia telah kehilangan orang tuanya."Paman, tadi kamu bilang akan mendukung kami kalau melihat kakakku. Sekarang kakakku sudah menampakkan diri. Kamu nggak bakal ingkar janji, 'kan?" tanya Huston."Kalau Pangeran Gerald bersedia mewarisi takhta, aku pasti akan mendukungnya meskipun harus mengorbankan nyawaku!" ujar Sandya dengan serius. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, Sandya terlihat dipenuhi semangat juang sekarang. Sosoknya terlihat makin berwibawa."Oke! Paman memang ora
"Hm ...." Luther mengangkat alis dengan ragu."Pangeran!" Sandya tiba-tiba menangkupkan tangan dan berkata dengan lantang, "Kalau Pangeran percaya padaku, serahkan saja urusan ini kepadaku. Aku akan diam-diam menghubungi mereka dan mengumpulkan kekuatan untukmu. Setelah peluangnya tepat, kami pasti akan membantumu!""Paman Sandya memang setia. Aku salut sekali padamu," puji Huston dengan tulus."Baiklah, mohon bantuannya kalau begitu," balas Luther yang ikut menangkupkan tangan."Suatu kehormatan bagiku bisa membantu Pangeran," ujar Sandya."Tuan Amangkurat! Ini gawat!" Tiba-tiba, seorang pengawal berlari masuk dengan ekspresi panik. Dia melapor, "Kami menerima kabar kalau kediaman Raja Atlandia dikepung! Sekarang situasinya kritis!""Apa? Dikepung?" Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi Luther dah Huston sama-sama berubah. Mereka hanya keluar sebentar, tetapi sudah terjadi perubahan sebesar itu?"Apa yang terjadi? Jelaskan secara rinci," desak Huston.Pengawal itu melirik Sandya sek
Larut malam, di kota kerajaan, di depan istana. Sejumlah besar pasukan berkumpul membentuk tembok manusia. Mereka mengepung istana hingga tidak ada ruang untuk kabur. Jumlah pasukan setidaknya mencapai puluhan ribu orang.Semua ini baru pasukan garda depan. Faktanya, masih ada pasukan bersenjata di luar kota kerajaan. Mereka adalah pasukan Empat Amangkurat utara. Di antaranya adalah pasukan pribadi Jayden yang menyamar.Saat ini, di dalam istana. Haruna yang mengenakan pakaian polos tampak berdiri di depan pintu dengan ekspresi dingin. Dia juga memegang pedang tajam, membuatnya dipenuhi niat membunuh.Sebagai ratu, Haruna tidak takut mati dan akan melawan orang-orang yang hendak mengambil alih istana. Di belakangnya, berdiri Dodi dan Pasukan Naga Terbang. Jumlahnya tidak banyak, tetapi ini adalah kekuatan terbesar di istana.Di belakang Pasukan Naga adalah para pengawal dan pelayan. Para pengawal memegang pedang, sedangkan para pelayan memegang tongkat. Mereka terlihat siap untuk berta
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak
Satu jam kemudian, Nivan yang sudah menyamar diam-diam memasuki sebuah vila pribadi yang mewah. Naim sudah menyiapkan teh dan camilan di ruang tamu vila itu, terlihat sudah menunggu lama."Kak Naim, maaf sudah membuatmu menunggu lama," kata Nivan sambil melepaskan mantelnya, lalu tersenyum dan berjalan mendekat."Nggak apa-apa. Kita berdua jarang sekali bisa berkumpul. Kamu bisa inisiatif mengajakku bertemu saja, aku sudah merasa sangat senang. Menunggu beberapa menit bukan masalah besar," kata Naim dengan tersenyum sambil mempersilakan Nivan duduk, lalu menuangkan dua cangkir teh dan memberikan salah satunya untuk Nivan.Setelah menerima cangkir itu, Nivan langsung meletakkannya di samping dengan hati-hati. Dia sangat berhati-hati soal makanan dan minumannya saat berada di luar, ini sudah menjadi kebiasaannya."Nivan, kamu tiba-tiba mengajakku bertemu, apa kamu ingin membahas soal urusan resmi atau pribadi?" tanya Naim yang langsung ke topik pembicaraannya setelah menyesap tehnya."In
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama