Share

Bab 1786

Luther tampak berang dan dipenuhi niat membunuh. Meskipun hubungannya dengan sang ayah sempat buruk, Luther telah memahami keputusan Walter seiring berjalannya waktu.

Terutama saat mendengar Walter sakit parah, amarah Luther langsung sirna. Dia hanya berharap Paviliun Lingga bisa segera dibinasakan dan berbakti di hari-hari terakhir Walter.

Tanpa diduga, sebelum keduanya bertemu, Walter sudah diserang pembunuh dan tewas. Pukulan ini sungguh besar untuk Luther.

"Pedang Cakrawala!" teriak Luther tiba-tiba. Kemudian, dia menyerbu ke luar dengan pedangnya. Ini adalah dendam kesumat yang harus dibalaskan.

"Yang Mulia, tenang sedikit." Ketika melihat Luther begitu emosional, Sutomo segera menahannya. "Paviliun Lingga pasti membuat persiapan matang. Kalau bertindak gegabah, bukan hanya dendam nggak bisa terbalaskan, tapi nyawamu juga bisa melayang."

"Minggir!" bentak Luther dengan mata memerah dan meletakkan pedang di leher Sutomo. Seketika, kulit Sutomo tergores dan darah mengalir keluar.

"Y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status