Orang itu ternyata adalah Bahran yang terluka parah karena Luther."Tetua Bahran, kamu terluka ya?" kata pria bertopeng di kursi naga itu tiba-tiba dengan suara yang rendah dan serak."Hanya luka kecil saja, nggak akan mati," kata Bahran dengan napas yang terengah-engah dan memuntahkan darah."Sepertinya lukamu cukup parah. Makanlah obat ini." Pria bertopeng itu tiba-tiba mengayunkan tangannya dan mengeluarkan sebuah pil hitam."Terima kasih." Bahran langsung mengambil pil itu dan menelannya tanpa ragu-ragu. Pil ajaib dari Paviliun Lingga sangat langka dan berharga, sehingga luka parah pun bisa segera sembuh. Pil ini tentu saja hanya bisa dinikmati oleh para eksekutif paviliun itu."Tuan Kenji ...."Saat Bahran hendak mengatakan sesuatu, pria bertopeng itu mengangkat tangannya untuk menghentikan Bahran. "Sekarang namaku adalah Yusuf, kamu boleh memanggilku Tuan Wiyasa atau Tuan Kenji. Jangan menyebut identitas yang lama lagi.""Baik, Tuan Yusuf," kata Bahran sambil membungkuk dan menga
Entah sudah berapa lama berlalu, Luther perlahan-lahan sadar dari pingsannya. Tubuh bagian atasnya diperban dengan tebal, keempat anggota tubuhnya tidak bertenaga, dan napasnya sangat lemah."Aku ... belum mati?" kata Luther sambil melihat tangannya sendiri, lalu melihat ke sekeliling. Tempat ini agak familier, sepertinya pernah datang ke sini sebelumnya.Pada saat itu, Misandari perlahan-lahan berjalan masuk ke dalam kamar sambil membawa semangkuk bubur. "Kamu sudah sadar? Kamu terluka parah, untungnya dasar tubuhmu kuat. Kalau nggak, akan sangat sulit untuk menyelamatkanmu.""Kamu yang menyelamatkanku?" tanya Luther dengan terkejut.Misandari berkata dengan tenang, "Jadi? Jimat pelindung yang kuberikan padamu sebelumnya sudah melindungi jantungmu di saat kritis dan menyuntikkan energi kehidupan yang kuat ke dalam tubuhmu. Jadi, kamu akhirnya berhasil ditarik kembali dari pintu kematian.""Nggak disangka jimat pelindung itu bisa menghidupkan kembali orang yang hampir mati. Kamu masih
Luther lebih merasa pukulan dalam bidang emosional."Gerald, aku harus memperingatkanmu. Meskipun Paviliun Lingga sudah hancur, masih ada sisa-sisanya yang tetap sangat kuat. Kamu harus sangat berhati-hati," kata Misandari dengan nada serius.Luther menganggukkan kepala. "Aku mengerti. Setelah pengalaman ini, aku nggak akan membiarkan hal yang sama terjadi lagi.""Sebaiknya begitu," jawab Misandari."Apa ada kejadian penting yang terjadi selama aku pingsan tiga hari ini?" tanya Luther lagi.Seolah-olah teringat sesuatu, Misandari tiba-tiba berkata, "Pertanyaanmu ini mengingatkanku pada sesuatu. Menurut intelijen keluarga raja, belakangan ini sisa-sisa Paviliun Lingga sudah meninggalkan Midyar. Beberapa properti rahasia mereka sudah ditutup.""Meninggalkan Midyar? Mereka pergi ke mana?" tanya Luther."Nggak ada informasi pastinya. Tapi, berdasarkan beberapa petunjuk, sisa-sisa Paviliun Lingga itu harusnya pergi ke Atlandia," kata Misandari.Luther mengernyitkan alis. "Atlandia? Apa mere
"Kamu?"Mendengar perkataan itu, Luther tertegun sejenak. Setelah melihat Misandari dari atas ke bawah, dia berkata, "Putri, kamu adalah wanita dengan status terhormat, nggak cocok untuk hal berbahaya seperti ini. Aku nggak ingin melibatkanmu.""Kenapa? Kamu meremehkanku?" kata Misandari sambil tersenyum, lalu mengayunkan satu tangannya. Sebuah energi astral putih tiba-tiba memelesat melewati jendela dengan cepat dan langsung menghantam batu buatan di halaman."Bang!" Terdengar suara ledakan.Seluruh batu buatan itu langsung hancur berkeping-keping dan menjadi debu.Luther menyipitkan matanya. "Master energi astral? Ternyata kamu adalah seorang ahli tingkat master."Wanita lebih sulit untuk berlatih ilmu bela diri dibandingkan pria karena alasan fisik, sehingga ahli wanita tingkat master sangat langka. Dia tidak menyangka Misandari yang terlihat lemah lembut ini telah mencapai tingkat master. Yang paling pentingnya adalah dia malah tidak menyadari hal ini padahal dia sudah berinteraksi
"Posisi ke-4 yaitu Pedang Blizzard milik Logan, posisi ke-5 yaitu Pedang Infinit milik Yusril, posisi ke-6 yaitu Pedang Antariksa milik Frost, posisi ke-7 yaitu Pedang Halilintar milik Koa, posisi ke-8 yaitu Pedang Akhirat milik Hasta, posisi ke-9 yaitu Pedang Cakrawala milik Gerald, dan posisi ke-10 yaitu Jarum Stratus milik Kiehl," ucap Misandari sambil menatap daftar itu.Bukan hanya nama senjata ilahi, tetapi juga ada informasi tentang pemilik. Semua tertulis dengan sangat jelas."Aku nggak sangka kedua senjataku bisa masuk 10 besar Peringkat Senjata Ilahi. Entah ini kabar baik atau kabar buruk." Luther menggeleng setelah mendengarnya.Meskipun masuk ke Peringkat Senjata Ilahi terlihat hebat, sebenarnya ada banyak bahaya yang tersembunyi di dalamnya. Memiliki senjata ilahi saja tidak cukup, seseorang juga harus memiliki kemampuan untuk menjaganya. Jika tidak, semua orang akan datang untuk merebut senjata ilahi itu."Aku tahu kamu sebenarnya merasa senang." Misandari tersenyum tipis
"Tentunya, Koa punya kehebatannya tersendiri. Kalau nggak, mana mungkin dia bisa menempati urutan ke-3 di Daftar Genius. Kalian bisa berkenalan. Lagi pula, dia kerabatmu," goda Misandari."Belum bisa dipastikan dia teman atau musuhku. Soalnya aku nggak punya kesan baik apa pun terhadap Keluarga Edison," balas Luther dengan nada datar.Emily adalah orang yang begitu lembut dan baik, tetapi malah didesak oleh Keluarga Edison hingga meninggalkan rumah. Hanya dengan masalah ini, Luther bisa menilai bahwa Keluarga Edison bukan keluarga biasa.Adapun Koa, Luther tidak punya hubungan apa pun dengannya. Akan tetapi, harus diakui bahwa Keluarga Edison sangat pintar dalam membina bakat."Omong-omong, kamu juga sangat hebat. Kenapa nggak ada namamu di Peringkat Genius?" tanya Luther tiba-tiba."Daftar ini untuk orang-orang dunia persilatan. Nama anggota kekaisaran nggak boleh masuk," sahut Misandari sambil tersenyum.Misandari meneruskan, "Faktanya, meskipun Paviliun Enigma sangat besar, mereka n
"Hm, masuk akal juga." Luther mengangguk."Perubahan Peringkat Nirwana sangat besar kali ini. Deska dan Azka gugur, Edran nggak diketahui keberadaannya, sedangkan Anderson terbunuh hanya dengan satu tebasan pedang. Ini termasuk kerugian besar karena kehilangan 4 ahli bela diri. Untungnya, ada ahli bela diri baru yang mengisi kekosongan ini. Kalian adalah generasi baru," ucap Misandari."Kamu tahu apa saja tentang orang-orang yang baru tergabung dengan Peringkat Nirwana?" tanya Luther."Yusuf yang menempati urutan ke-5 adalah Master Paviliun Lingga yang baru. Dulu namanya adalah Kenji. Ayahku pernah memberitahuku tentang ini. Setelah Deska mati, dia pun punya kesempatan untuk menjadi pemimpin," timpal Misandari."Aku tahu tentang dia. Tapi, aku nggak ngerti kenapa sebelumnya nggak ada nama dia? Kenapa dia baru masuk Peringkat Nirwana setelah Deska mati? Apalagi, urutannya bukan di belakang." Luther merasa heran."Yusuf sangat pintar dalam merahasiakan kemampuan. Sebelumnya kehadiran Des
Di kota kerajaan Atlandia.Setelah turun dari pesawat, Luther dan Misandari pun menaiki mobil MPV. Mereka berusaha untuk tidak terlihat mencolok supaya tidak menarik perhatian siapa pun.Mereka berangkat tanpa membawa bawahan apa pun. Para bawahan sudah tiba duluan kemarin malam. Dengan begini, posisi mereka akan lebih aman.Dari jendela mobil, Misandari bisa melihat jalanan yang makmur. Jika dibandingkan dengan Midyar yang ramai, pemandangan di Atlandia tentu berbeda.Baik itu wilayah ataupun adat istiadat Atlandia, semua jauh berbeda dari Midyar. Hal ini membuat Misandari yang jarang meninggalkan Midyar tak kuasa merasa takjub."Aku nggak sangka perubahan di Midyar sebesar ini. Waktu aku masih kecil, rata-rata bangunan di tempat ini sangat rendah. Dalam belasan tahun, Atlandia sudah hampir setara dengan Midyar," ujar Misandari sambil mengamati ke sekeliling."Benar. Perubahannya terlalu besar sampai-sampai aku bisa tersesat." Ekspresi Luther terlihat agak rumit. Dia tidak pernah meng