"Argh!" teriak Edran yang merasakan ancaman kematian secara terus-menerus dengan marah. Energi astral di dalam tubuhnya mengalir keluar dengan deras untuk terus memperkuat pertahanan dan memperbaiki retakan perisai itu. Namun, kekuatan pedang raksasa emas itu makin kuat, sehingga retakan yang baru saja diperbaiki pun segera muncul kembali. Dia merasa tubuhnya seolah-olah tertekan dan akan hancur berkeping-keping jika tidak bisa menahannya. Pada saat ini, dia baru benar-benar menyadari betapa mengerikannya kekuatan dewa pedang Azka."Hitam Putih Tak Terbatas, Teknik Meminjam Kekuatan Alam!" Melihat perisainya tidak bisa menahan lagi, Edran langsung menggunakan esensi darahnya untuk mengaktifkan teknik rahasianya. Dia mengentakkan kakinya dengan kuat, lalu tiba-tiba muncul sebuah pusaran di perisainya dan mulai menyerap kekuatan yang mengerikan dari tebasan pedang raksasa emas itu.Setelah pusaran itu penuh dengan kekuatan dan memancarkan cahaya emas, Edran mendorong tangannya ke atas sa
Pedang Arkais belum keluar dari sarungnya pun sudah menunjukkan kekuatan yang begitu menghancurkan. Kekuatan dari serangan kali ini jelas lebih hebat dan mengerikan dibandingkan kedua serangan sebelumnya. Edran ketakutan hingga gemetar dan merinding. Di dalam hatinya, tiba-tiba muncul perasaan takut akan kematian."Kenapa kalian masih bersembunyi di sana? Cepat keluar dan bantu!" teriak Edran dengan sekuat tenaganya.Begitu Edran selesai berbicara, sebuah sosok biru dari arah selatan tiba-tiba memelesat ke langit dan melangkah di atas angin dengan kecepatan yang luar biasa. Pada saat yang bersamaan, sebuah sosok hitam dari arah utara melompat keluar dari hutan dan berubah menjadi kabut hitam yang melayang mendekat.Setelah mendekat, semua orang baru menyadari sosok biru itu adalah seorang pria paruh baya yang tampan. Pria itu memeluk pedang dengan kedua tangannya, ekspresinya dingin dan seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang kuat. Semua tanaman di tempat yang dilewatinya langsun
Setelah mendekat, Luther menggerakkan pergelangan tangannya, lalu Pedang Cakrawala langsung mengeluarkan puluhan ribu bayangan pedang yang memenuhi langit dan menyerang ke arah Anderson."Amarah Arahat!" teriak Anderson dengan keras. Setelah itu, cahaya emas memancar dari dalam tubuhnya dan langsung berubah menjadi sosok arahat yang sangat besar. Sosok itu melindungi Anderson di dalamnya, seperti sebuah zirah."Klang klang klang klang klang ...." Saat bayangan pedang yang dikeluarkan Luther menghantam sosok arahat emas itu, tabrakannya akan membuat percikan cahaya-cahaya api dan tidak menimbulkan kerusakan apa pun."Huh! Kamu bahkan nggak bisa menembus pertahananku, bagaimana kamu bisa membunuhku?" kata Anderson sambil berdiri dengan angkuh dan gagah.Luther tidak mengatakan apa-apa dan terus melancarkan serangannya. Pedang Cakrawala di tangannya pun bergerak makin cepat dan mengeluarkan bayangan pedang yang makin banyak. Saat kedua energi itu bertabrakan, terbentuk sebuah gelombang en
"Kalah?"Frost mengernyitkan alis dan menjawab, "Sejak aku menguasai keterampilan pedang, aku selalu menang dan nggak pernah kalah."Azka menggelengkan kepala. "Kamu sangat beruntung, tapi sangat disayangkan juga. Segala sesuatu di dunia ini punya dua sisi yang berbeda. Terlalu kuat akan mudah hancur, berdiri di puncak pasti akan mudah jatuh. Ini adalah hukum yang tak berubah sejak dulu. Kamu nggak pernah merasakan kekalahan, bagaimana mungkin kamu bisa memahami puncak dari seni pedang ini?""Apa kamu pernah kalah?" tanya Frost kembali."Tentu saja nggak." Azka langsung menyangkal.Frost langsung terdiam. Setelah mengobrol begitu lama, ternyata semua hanya omong kosong.Tatapan Azka terlihat agak rumit. "Aku nggak pernah kalah dalam pertarungan, tapi aku adalah seorang pecundang dalam hal kehidupan. Aku menghabiskan setengah hidupku hanya untuk berlatih pedang. Aku sudah mengabaikan dan mengecewakan banyak orang, pada akhirnya aku menjadi orang yang kesepian. Saat aku menyembunyikan id
Saat itu, serangan Frost itu berhasil menghancurkan empat ribu tiga ratus zirah dan menggemparkan dunia, sehingga seratus ribu pasukan barbar di perbatasan utara itu terkejut dan melarikan diri dengan panik. Sejak saat itu, kota kecil di perbatasan itu resmi mengganti namanya menjadi Kota Embun, sedangkan Frost juga diangkat menjadi ketua kota itu. Sampai hari ini, rakyat di kota itu hidup dengan damai dan tidak ada yang berani mengganggu kota itu.Azka memang sudah terkenal sejak lama, tetapi dia sudah kehilangan ketajamannya seperti dahulu setelah menyembunyikan identitasnya selama sepuluh tahun. Sebaliknya, Frost sedang berada di puncak kejayaannya dan menjadi makin kuat setiap harinya, sehingga siapa yang akan menang di pertarungan ini masih belum bisa dipastikan."Orang-orang dari dunia persilatan selalu tidak tahu bagaimana mementingkan kepentingan bersama. Kalau kamu begitu suka menunjukkan kehebatanmu, ayo kita lihat seberapa hebat kemampuanmu," kata Edran sambil menyipitkan ma
"Duar!" Terdengar suara ledakan setelah Pedang Antariksa milik Frost bertabrakan dengan Pedang Arkais.Saat kedua ujung pedang bersentuhan, terbentuk sebuah gelombang energi yang mengerikan menyebar ke segala arah, sehingga batu-batu hancur dan pohon tumbang di mana pun gelombang energi itu lewat. Dinding Biara Isikala yang berada di kejauhan langsung roboh dan seluruh biara pun mulai berguncang.Saat ini, semua orang yang berada di kaki gunung merasa ada suara ledakan yang menggelegar di atas kepala mereka. Saat mengangkat kepala, mereka melihat sebuah gelombang energi yang menyebar dengan cepat dan memenuhi seluruh langit. Meskipun jarak mereka sangat jauh, mereka juga bisa merasakan tekanan yang mengerikan itu. Untungnya, pertarungan itu terjadi di puncak gunung. Jika ledakan itu terjadi di tengah kerumunan, entah ada berapa banyak orang yang terluka.Setelah serangan itu berakhir, Frost masih tidak menghentikan langkahnya dan segera melayangkan serangan yang sengit. Serangan pertam
"Wush!" Terdengar suara gemuruh.Ada sebuah pedang es raksasa yang perlahan-lahan muncul dari tengah Formasi Enam Bintang itu. Pedang es ini panjangnya sekitar 13 meter, lebarnya sekitar 2 meter, dan membawa hawa dingin yang menakutkan. Hawa dingin itu segera menyebar hingga ratusan meter dan semua tempat yang dilewatinya membeku. Bahkan ahli seperti Edran dan Ghost pun menggigil saat tersentuh oleh hawa dingin itu."Jurus apa ini? Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya," kata Edran dengan mata yang membelalak. Pedang es Frost bukan terbuat dari energi astral, melainkan terbentuk dari formasi dan kekuatannya meningkat seratus kali lipat. Pedang itu memiliki kekuatan yang hampir mampu menghancurkan dunia. Begitu serangan ini diluncurkan, bahkan Dewa Pedang Azka pun belum tentu bisa menahannya."Pedang ini dinamai Pemusnah Dunia. Aku sudah merawatnya di tempat yang sangat dingin selama delapan tahun penuh agar suatu hari nanti dia bisa mengalahkanmu. Pedang ini hanya bisa menyerang sat
Setelah ledakan itu, situasi di kaki gunung menjadi kacau balau, sedangkan situasi di puncak gunung sunyi. Saat semuanya mereda, seluruh puncak Gunung Talaka berubah menjadi kosong. Biara Isikala sudah menjadi rata dan semua tanaman juga sudah tersapu bersih. Bahkan Edran dan Ghost yang menyaksikan pertarungan itu pun terpaksa mundur hingga seratus meter karena gelombang ledakan itu.Saat ini, di tengah puncak gunung. Azka masih berdiri dengan tenang dan Pedang Arkais melayang di depannya sambil memancarkan cahaya emas yang tak stabil.Sementara itu, Pedang Antariksa yang berwarna biru tergeletak di tanah di puluhan meter jauhnya dan wajah Frost berubah menjadi pucat. Bagian telapak tangannya sudah retak dan meneteskan darah di atas batu. Kedua lengannya juga kehilangan kendali dan bergetar.Azka berkata dengan tenang, "Frost, kamu sudah kalah. Teknik pedangmu sangat hebat, tapi sayangnya kamu masih kalah."Frost menggertakkan gigi dan berkata dengan tatapan yang tegas, "Siapa bilang a
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban