Jadi, tidak peduli apa yang terjadi hari ini, Julia dan Gretel akan terus menyalahkan Luther. Bagaimanapun, mereka tidak punya pilihan lain."Pak Adam." Begitu melihat Adam, Elon berusaha untuk bangkit dan berlari ke depannya dengan terhuyung-huyung. Dia berlutut dengan satu kaki saat menyapa."Amber tewas?" tanya Adam tanpa berbasa-basi sedikit pun. Ekspresinya terlihat sangat dingin."Be ... benar, maafkan aku karena datang terlambat," sahut Elon dengan ekspresi bersalah."Dasar nggak berguna!" Adam sontak melayangkan tamparan ke wajah Elon. Tenaga besar itu pun membuat Elon terhempas beberapa meter dan memuntahkan darah lagi. Elon pun tidak kuat untuk berdiri lagi."Siapa yang membunuh Amber? Cepat keluar," perintah Adam sambil mengamati sekeliling. Pria ini tidak berteriak ataupun terlihat marah. Hanya saja, ekspresinya benar-benar dingin."Dia! Dia pembunuhnya!" Julia segera menunjuk Luther."Benar! Kami melihat dengan mata kepala sendiri kalau dia membunuh Amber!" tambah Gretel.
"Nggak penting siapa aku. Kalau kamu nggak ingin dimanfaatkan oleh orang lain, sebaiknya tenangkan diri dan berpikir dengan jernih. Aku dan adikmu nggak punya perselisihan. Kenapa aku harus membunuhnya?" Luther memperingatkan."Pertanyaan ini seharusnya ditanyakan kepadamu," sahut Adam sambil memicingkan mata."Semua yang kukatakan adalah kebenaran. Ada yang ingin menjebakku dan memanfaatkanmu untuk membunuhku," ucap Luther dengan sungguh-sungguh."Siapa yang berani memanfaatkanku?" tanya Adam."Dua orang di belakangmu tahu betul apa yang terjadi, sebaiknya kamu tanyakan kepada mereka," timpal Luther sambil mengangkat dagunya untuk menunjuk Julia dan Gretel."Sembarangan!" Begitu mendengarnya, Julia langsung membantah, "Dia hanya ingin terbebas dari tanggung jawab, jadi memfitnah kami. Jangan tertipu. Cepat bunuh dia untuk membalaskan dendam Amber!""Benar. Kalau dia nggak mati, Amber nggak bakal tenang di dalam sana!" sahut Gretel. Kesempatan emas ini tidak boleh dilewatkan. Adam bisa
Dengan kemampuan yang ditunjukkan Adam, mereka mungkin akan tercabik-cabik jika terisap pusaran itu. Saking takutnya, orang-orang hanya bisa menggenggam barang di sekitar dengan erat supaya tidak terisap."Dewa Angin!" Setelah menarik napas dalam-dalam, Adam sontak melayangkan pukulan. Ilusi di belakangnya pun melakukan gerakan yang sama dengan Adam.Bam! Energi astral yang dahsyat berubah menjadi bayangan tapak yang besar dan mengandung kekuatan tak terbendung. Semua itu memelesat ke arah Luther.Angin kencang menderu. Bilah angin beterbangan, memunculkan bekas goresan yang dalam pada lantai. Kekuatan destruktif serangan ini sungguh mengerikan.Luther tidak menghindar, melainkan melancarkan serangan untuk melawan. Dia ingin menguji kekuatan Teknik Empat Dewa ini."Kura-kura hitam!" Tubuh Luther pun bergetar, lalu energi sejati dalam tubuhnya memancar keluar. Seketika, energi itu membentuk sebuah perisai di permukaan tubuhnya.Terlihat banyak tulisan misterius di perisai itu, juga terd
"Apa yang terjadi? Bocah itu nggak mati?" Kerumunan bertatapan dengan terkejut saat melihat Luther baik-baik saja.Teknik Empat Dewa adalah teknik hebat yang diakui oleh seluruh dunia persilatan. Kekuatan yang terkandung benar-benar dahsyat. Lantas, bagaimana Luther bisa menahan serangan seperti itu? Apa mungkin Adam berbelaskasihan padanya?"Serius? Dia masih hidup? Apa aku nggak salah lihat?" Gretel membelalakkan matanya dengan tidak percaya. Serangan Adam jelas-jelas begitu menakutkan, terutama kekuatan destruktifnya. Manusia besi sekalipun akan hancur, tetapi Luther malah baik-baik saja. Realitas ini benar-benar sulit untuk diterima."Mungkin Tuan Adam nggak mengerahkan seluruh tenaganya, makanya Luther bisa selamat. Masih ada dua kesempatan, seharusnya sudah cukup untuk membunuh Luther." Setelah termangu sesaat, Julia segera bersikap tenang kembali.Meskipun Luther hebat, Julia yakin bahwa kemampuan Adam berada jauh di atasnya. Selama Adam serius bertarung, dia pasti bisa menghabi
Brr .... Perisai bergetar sedikit. Cahaya emas memancar dan tampak silau karena cahaya api itu. Detik berikutnya, terdengar suara ledakan keras.Naga itu membentur perisai Luther, menyebabkan api memercik dan gelombang panas melonjak. Dengan berpusat pada titik benturan, udara panas menyapu seluruh Restoran Raksi.Restoran Raksi bergetar lagi, sampai-sampai banyak ornamen yang jatuh dan ubin di atas terjatuh. Sementara itu, percikan api mulai membakar kayu di sekitar."Cepat padamkan apinya!" Sonia tidak sempat memedulikan hal lain lagi. Dia segera menginstruksi seluruh staf Restoran Raksi untuk memadamkan api.Benar-benar sial. Luther dan Adam baru bertarung sesaat, tetapi gedung ini sudah kacau balau. Jika situasi terus berlanjut, bukankah gedung ini akan runtuh?Berbeda dengan para staf yang sibuk memadamkan api, kerumunan sibuk mencari sosok Luther. Setelah serangan tadi, lubang di lantai pun menjadi makin besar dan dalam."Hahaha! Sudah mati! Luther pasti sudah mati!" Ketika melih
"Ka ... kamu baik-baik saja?" Adam termangu sesaat melihat Luther yang begitu santai. Asal tahu saja, kekuatan Dewa Api hampir dua kali lipat lebih hebat daripada Dewa Angin. Mudah saja baginya untuk membunuh seorang master. Namun, Luther bukan hanya selamat, tetapi tidak terluka sedikit pun. Pertahanan ini sungguh mengerikan."Aku nggak apa-apa, tapi pakaianku jadi hangus," ujar Luther seraya menunjuk area yang hangus itu. Ketika melihat itu, Adam merasa Luther telah menghina dirinya."Teknik Empat Dewa diakui oleh seluruh dunia persilatan. Pemuda ini malah berhasil menahan dua serangan Adam? Hebat sekali!""Harus kuakui bahwa bocah ini memang luar biasa!""Ahli bela diri dari mana dia? Kenapa wajahnya terlihat begitu asing?"Sesudah tersadar dari keterkejutan, orang-orang mulai merasa heran. Kekuatan Teknik Empat Dewa jelas-jelas tak terbendung, tetapi Luther berhasil menahan dua serangan Adam. Kekuatan seperti ini benar-benar menakutkan."Tuan Adam, jangan berbelaskasihan lagi. Kera
Bayangan hitam itu tampak ganas dan mengerikan, terutama aura yang dipancarkannya. Begitu bayangan itu muncul, kerumunan di luar pun merasa sesak. Beberapa yang tubuhnya lemah bahkan mulai gemetaran, bercucuran keringat dingin, dan muntah."Dewa Guntur!" pekik Adam tiba-tiba. Saat berikutnya, dia mengendalikan bayangan di belakangnya untuk melayangkan tinju.Bayangan itu terlihat seperti hidup karena mengayunkan tinju ke arah kepala Luther. Tinju ini pun membawa kekuatan dahsyat.Duar! Ketika Luther hendak mengerahkan energi sejatinya, tiba-tiba terdengar suara guntur yang menggelegar. Suara mendadak ini membuat sekujur tubuh Luther bergetar dan pikirannya menjadi kosong. Kaki dan tangannya seolah-olah lumpuh karena tidak bisa mengerahkan tenaga.Tinju lawan makin dekat dengannya. Luther menyilangkan tangan secara naluriah untuk menahan pukulan itu. Bam! Terdengar suara benturan yang keras.Tinju hitam itu bak palu besar yang memukul Luther sampai terperosok ke tanah. Kerumunan yang me
"Gulp ...."Julia dan Gretel menelan ludah dengan cemas dan menatap tajam ke arah suara aneh di reruntuhan karena khawatir Luther akan tiba-tiba melompat keluar. Adegan seperti itu akan sungguh mengerikan. Setelah menatap untuk beberapa saat dan memastikan memang tidak ada gerakan, keduanya baru menghela napas panjang dengan lega."Sepertinya kita sudah berpikir berlebihan. Serangan tadi begitu kuat, nggak ada yang bisa menahannya. Mungkin Luther sudah mati menjadi serpihan," kata Julia sambil menyeka keringat dingin di keningnya."Benar, bahkan orang yang sekuat besi pun nggak mungkin bisa selamat," kata Gretel sambil terus menganggukkan kepala. Suara aneh tadi jelas hanya sebuah kebetulan saja. Bagaimana mungkin Luther bisa selamat menghadapi serangan Adam dengan kekuatan penuh? Pada akhirnya, mereka hanya menakuti diri mereka sendiri."Huh ...." Adam juga diam-diam menghela napas. Sejujurnya, dia juga terkejut dengan suara aneh tadi, tetapi untungnya, tidak terjadi apa pun. Jika tid
"Tunggu sebentar!"Melihat dirinya akan ditangkap, Rigen benar-benar panik dan segera berteriak, "Nggak ada pemeriksaan menyeluruh dan keputusan dari hakim, apa hakmu menangkapku? Kamu ini jelas-jelas bertindak sewenang-wenang.""Heh .... Saat aku berbicara denganmu menggunakan logika, kamu bermain licik. Sekarang aku yang bermain licik, kamu malah ingin membahas hukum denganku. Kamu pikir ini masuk akal?" sindir Huston."Tuan Rigen, kita bicarakan soal logika ini di dalam penjara saja, kita bisa berbicara lama di sana," kata Wirya sambil tersenyum sinis dan melangkah maju, lalu langsung menekan bahu Rigen."Tunggu! Masih ada yang ingin kukatakan."Rigen menelan ludahnya. Menyadari situasinya tidak bisa diselamatkan lagi, dia akhirnya tidak bersikeras lagi dan mulai memohon, "Huston, kita ini keluarga, kenapa harus seperti ini? Anggap saja semua ini salah Paman Rigen. Dilihat dari hubungan ini, bisakah kamu memaafkanku sekali ini?"Sebelumnya, Rigen masih bisa membalikkan keadaan denga
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi