"Ka ... kamu baik-baik saja?" Adam termangu sesaat melihat Luther yang begitu santai. Asal tahu saja, kekuatan Dewa Api hampir dua kali lipat lebih hebat daripada Dewa Angin. Mudah saja baginya untuk membunuh seorang master. Namun, Luther bukan hanya selamat, tetapi tidak terluka sedikit pun. Pertahanan ini sungguh mengerikan."Aku nggak apa-apa, tapi pakaianku jadi hangus," ujar Luther seraya menunjuk area yang hangus itu. Ketika melihat itu, Adam merasa Luther telah menghina dirinya."Teknik Empat Dewa diakui oleh seluruh dunia persilatan. Pemuda ini malah berhasil menahan dua serangan Adam? Hebat sekali!""Harus kuakui bahwa bocah ini memang luar biasa!""Ahli bela diri dari mana dia? Kenapa wajahnya terlihat begitu asing?"Sesudah tersadar dari keterkejutan, orang-orang mulai merasa heran. Kekuatan Teknik Empat Dewa jelas-jelas tak terbendung, tetapi Luther berhasil menahan dua serangan Adam. Kekuatan seperti ini benar-benar menakutkan."Tuan Adam, jangan berbelaskasihan lagi. Kera
Bayangan hitam itu tampak ganas dan mengerikan, terutama aura yang dipancarkannya. Begitu bayangan itu muncul, kerumunan di luar pun merasa sesak. Beberapa yang tubuhnya lemah bahkan mulai gemetaran, bercucuran keringat dingin, dan muntah."Dewa Guntur!" pekik Adam tiba-tiba. Saat berikutnya, dia mengendalikan bayangan di belakangnya untuk melayangkan tinju.Bayangan itu terlihat seperti hidup karena mengayunkan tinju ke arah kepala Luther. Tinju ini pun membawa kekuatan dahsyat.Duar! Ketika Luther hendak mengerahkan energi sejatinya, tiba-tiba terdengar suara guntur yang menggelegar. Suara mendadak ini membuat sekujur tubuh Luther bergetar dan pikirannya menjadi kosong. Kaki dan tangannya seolah-olah lumpuh karena tidak bisa mengerahkan tenaga.Tinju lawan makin dekat dengannya. Luther menyilangkan tangan secara naluriah untuk menahan pukulan itu. Bam! Terdengar suara benturan yang keras.Tinju hitam itu bak palu besar yang memukul Luther sampai terperosok ke tanah. Kerumunan yang me
"Gulp ...."Julia dan Gretel menelan ludah dengan cemas dan menatap tajam ke arah suara aneh di reruntuhan karena khawatir Luther akan tiba-tiba melompat keluar. Adegan seperti itu akan sungguh mengerikan. Setelah menatap untuk beberapa saat dan memastikan memang tidak ada gerakan, keduanya baru menghela napas panjang dengan lega."Sepertinya kita sudah berpikir berlebihan. Serangan tadi begitu kuat, nggak ada yang bisa menahannya. Mungkin Luther sudah mati menjadi serpihan," kata Julia sambil menyeka keringat dingin di keningnya."Benar, bahkan orang yang sekuat besi pun nggak mungkin bisa selamat," kata Gretel sambil terus menganggukkan kepala. Suara aneh tadi jelas hanya sebuah kebetulan saja. Bagaimana mungkin Luther bisa selamat menghadapi serangan Adam dengan kekuatan penuh? Pada akhirnya, mereka hanya menakuti diri mereka sendiri."Huh ...." Adam juga diam-diam menghela napas. Sejujurnya, dia juga terkejut dengan suara aneh tadi, tetapi untungnya, tidak terjadi apa pun. Jika tid
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Adam dengan mengernyitkan alis dan ekspresi muram. Saat ini, pakaian Luther terlihat compang-camping dan agak menyedihkan, tetapi tidak ada luka sedikit pun di tubuhnya. Yang paling penting adalah napas Luther teratur dan bersemangat, seolah-olah makin bersemangat setelah bertarung. Sungguh menakutkan!"Eh?" Pada saat ini, Adam sepertinya melihat sesuatu dan menyipitkan mata. Saat melihat melalui pakaian Luther yang compang-camping, dia terkejut karena menyadari ada tato Kirin di tubuh Luther.Tubuh Luther itu berwarna hitam dan kedua mata yang merah memancarkan cahaya yang menyeramkan di bawah sinar bulan. Yang paling mengerikan adalah hatinya tiba-tiba ketakutan setelah melihat mata dari Kirin itu. Ini adalah semacam tekanan jiwa yang tidak bisa dipahami dan sulit untuk dilawan."Begitu melihat Kirin, semuanya tunduk. Apa kamu adalah Putra Kirin, Gerald?" kata Adam secara langsung setelah tertegun sejenak. Dia sudah mendengar nama Putra Kirin sejak lama
"Nggak mungkin! Gerald adalah seorang genius yang dibanggakan, bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan Luther? Pasti hanya kebetulan saja!" Julia tidak berani percaya dengan hasil ini. Dia sudah mengenal Luther cukup lama dan jelas Luther hanya rakyat jelata dari lapisan bawah masyarakat. Bagaimana mungkin Luther bisa tiba-tiba menjadi Putra Kirin yang tak tertandingi di seluruh dunia? Ini hanya sebuah mimpi."Pasti hanya sebuah kesalahan. Sebuah tato Kirin nggak berarti apa-apa, siapa pun bisa punya tato seperti itu. Mungkin Luther membuat tato ini hanya untuk berpura-pura dan menakut-nakuti orang," kata Gretel dengan ekspresi ragu setelah terkejut melihat tato itu. Tidak ada yang lebih tahu tentang latar belakang Luther dibandingkan dia. Saat keduanya pertama kali bertemu di Provinsi Narata dan sesuai cerita dari Roselyn dan Helen, Luther hanya seorang sampah dan bisa sedikit ilmu bela diri. Luther benar-benar berbeda jauh dengan Putra Kirin yang merupakan seorang genius luar bias
"Daripada menunggu lain hari, lebih baik hari ini saja," kata Adam dengan penuh semangat.Setelah mengatakan itu, Adam tiba-tiba menarik napas dalam-dalam, lalu sejumlah besar energi spiritual dari segala arah terus memasuki tubuhnya. Setelah itu, kekuatannya meningkat lagi, menjadi makin mengerikan dan mengejutkan orang. Kedua matanya yang awalnya hitam langsung menjadi putih, rambutnya berdiri tegak, dan jubahnya berkibar. Terdengar suara petir yang terus menyambar di sekitar tubuhnya. Pada detik berikutnya, kedua kakinya terangkat dan melayang di udara, sehingga terlihat begitu mengesankan dan tak tertandingi.Meskipun belum menyerang, tekanan dari teknik Adam yang kuat sudah membuat orang-orang sulit untuk bernapas. Pada saat ini, hati semua orang merasa sangat kagum hingga terdorong untuk berlutut dan menyembah Adam, seolah-olah merasa Agam sangat luar biasa."Ini adalah teknik paling mematikan dari Teknik Empat Dewa, Dewa Listrik. Semuanya cepat menjauh, jangan sampai terkena imb
"Astaga! Bukankah ini Dewa Militer Yogi? Kenapa dia juga datang ke sini?""Astaga! Dia benar-benar Dewa Militer Yogi! Ada pertunjukan menarik kali ini!""Sialan! Dewa Militer memang tampan, lebih tampan daripada di televisi!"Kemunculan Yogi yang mendadak itu membuat kerumunan menjadi gempar. Mata beberapa gadis muda menjadi bersinar dan ekspresi mereka penuh dengan kekaguman.Ada empat dewa perang di Negara Drago, tetapi hanya ada satu dewa militer. Sebagai dewa militer, Yogi dikenal sebagai sosok yang memiliki keberanian dan kecerdasan baik dalam hal sipil ataupun militer. Bukan hanya itu, dia juga memiliki wajah yang mampu memikat banyak wanita. Dalam hal popularitas, dia berada di posisi teratas di Negara Drago dan selalu menimbulkan kegemparan ke mana pun dia pergi."Adam, cukup sampai di sini saja. Sudah malam, kenapa nggak pulang rumah dan tidur saja? Apa gunanya terus bertarung?" kata Yogi dengan tenang."Yogi, apa kamu tahu siapa yang ada di depanku ini?" tanya Adam sambil men
Ini adalah kesempatan yang langka, Adam benar-benar tidak rela untuk melepaskan kesempatan ini."Yogi, kamu adalah Dewa Militer juga, apa kamu nggak takut akan ditertawakan orang kalau bertarung dengan cara mengeroyok?" kata Adam yang sengaja menantang Yogi."Dunia persilatan punya peraturan sendiri, tapi medan perang juga punya ciri khas tersendiri. Kalian terbiasa dengan duel, aku menghormati pilihan kalian. Tapi, kami terbiasa bertarung secara berkelompok, bukankah kamu juga harus menghormati kebiasaan kami?" kata Yogi dengan tenang."Kamu ... benar-benar keras kepala!" kata Adam yang marah. Jelas-jelas tidak adil, tetapi Yogi malah berbicara seolah-olah yang dikatakannya benar. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti ini."Sudahlah, jangan banyak omong kosong lagi. Kalau mau bertarung, silakan. Kalau nggak, pergilah. Jangan bertele-tele seperti ini," kata Yogi yang mulai kesal.Perkataan Yogi ini membuat Adam marah hingga menggertakkan gigi dan hampir keh
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un