"Nggak mungkin! Gerald adalah seorang genius yang dibanggakan, bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan Luther? Pasti hanya kebetulan saja!" Julia tidak berani percaya dengan hasil ini. Dia sudah mengenal Luther cukup lama dan jelas Luther hanya rakyat jelata dari lapisan bawah masyarakat. Bagaimana mungkin Luther bisa tiba-tiba menjadi Putra Kirin yang tak tertandingi di seluruh dunia? Ini hanya sebuah mimpi."Pasti hanya sebuah kesalahan. Sebuah tato Kirin nggak berarti apa-apa, siapa pun bisa punya tato seperti itu. Mungkin Luther membuat tato ini hanya untuk berpura-pura dan menakut-nakuti orang," kata Gretel dengan ekspresi ragu setelah terkejut melihat tato itu. Tidak ada yang lebih tahu tentang latar belakang Luther dibandingkan dia. Saat keduanya pertama kali bertemu di Provinsi Narata dan sesuai cerita dari Roselyn dan Helen, Luther hanya seorang sampah dan bisa sedikit ilmu bela diri. Luther benar-benar berbeda jauh dengan Putra Kirin yang merupakan seorang genius luar bias
"Daripada menunggu lain hari, lebih baik hari ini saja," kata Adam dengan penuh semangat.Setelah mengatakan itu, Adam tiba-tiba menarik napas dalam-dalam, lalu sejumlah besar energi spiritual dari segala arah terus memasuki tubuhnya. Setelah itu, kekuatannya meningkat lagi, menjadi makin mengerikan dan mengejutkan orang. Kedua matanya yang awalnya hitam langsung menjadi putih, rambutnya berdiri tegak, dan jubahnya berkibar. Terdengar suara petir yang terus menyambar di sekitar tubuhnya. Pada detik berikutnya, kedua kakinya terangkat dan melayang di udara, sehingga terlihat begitu mengesankan dan tak tertandingi.Meskipun belum menyerang, tekanan dari teknik Adam yang kuat sudah membuat orang-orang sulit untuk bernapas. Pada saat ini, hati semua orang merasa sangat kagum hingga terdorong untuk berlutut dan menyembah Adam, seolah-olah merasa Agam sangat luar biasa."Ini adalah teknik paling mematikan dari Teknik Empat Dewa, Dewa Listrik. Semuanya cepat menjauh, jangan sampai terkena imb
"Astaga! Bukankah ini Dewa Militer Yogi? Kenapa dia juga datang ke sini?""Astaga! Dia benar-benar Dewa Militer Yogi! Ada pertunjukan menarik kali ini!""Sialan! Dewa Militer memang tampan, lebih tampan daripada di televisi!"Kemunculan Yogi yang mendadak itu membuat kerumunan menjadi gempar. Mata beberapa gadis muda menjadi bersinar dan ekspresi mereka penuh dengan kekaguman.Ada empat dewa perang di Negara Drago, tetapi hanya ada satu dewa militer. Sebagai dewa militer, Yogi dikenal sebagai sosok yang memiliki keberanian dan kecerdasan baik dalam hal sipil ataupun militer. Bukan hanya itu, dia juga memiliki wajah yang mampu memikat banyak wanita. Dalam hal popularitas, dia berada di posisi teratas di Negara Drago dan selalu menimbulkan kegemparan ke mana pun dia pergi."Adam, cukup sampai di sini saja. Sudah malam, kenapa nggak pulang rumah dan tidur saja? Apa gunanya terus bertarung?" kata Yogi dengan tenang."Yogi, apa kamu tahu siapa yang ada di depanku ini?" tanya Adam sambil men
Ini adalah kesempatan yang langka, Adam benar-benar tidak rela untuk melepaskan kesempatan ini."Yogi, kamu adalah Dewa Militer juga, apa kamu nggak takut akan ditertawakan orang kalau bertarung dengan cara mengeroyok?" kata Adam yang sengaja menantang Yogi."Dunia persilatan punya peraturan sendiri, tapi medan perang juga punya ciri khas tersendiri. Kalian terbiasa dengan duel, aku menghormati pilihan kalian. Tapi, kami terbiasa bertarung secara berkelompok, bukankah kamu juga harus menghormati kebiasaan kami?" kata Yogi dengan tenang."Kamu ... benar-benar keras kepala!" kata Adam yang marah. Jelas-jelas tidak adil, tetapi Yogi malah berbicara seolah-olah yang dikatakannya benar. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti ini."Sudahlah, jangan banyak omong kosong lagi. Kalau mau bertarung, silakan. Kalau nggak, pergilah. Jangan bertele-tele seperti ini," kata Yogi yang mulai kesal.Perkataan Yogi ini membuat Adam marah hingga menggertakkan gigi dan hampir keh
"Hah?" Melihat senyuman Luther yang dingin, Gretel ketakutan hingga tubuhnya bergetar dan hampir mengompol.Setelah tersadar kembali, Gretel segera memohon ampun. "Luther, ayo kita bicarakan hal ini. Apa yang terjadi tadi hanya sebuah kesalahpahaman. Kalau kamu ada keluhan, kita bisa duduk dan bicara baik-baik.""Beri aku satu alasan untuk nggak membunuh kalian," kata Luther sambil perlahan-lahan mendekat dan tatapannya penuh dengan niat membunuh.Gretel segera mencari alasan dan berkata, "Alasan? Alasannya adalah ... kami masih berguna untukmu. Bukankah sebelumnya kamu ingin setengah harta kami? Kami setuju dengan syaratmu. Asalkan kamu nggak membunuh kami, kami akan menyetujui semua syaratmu."Luther menggelengkan kepala. "Sudah terlambat. Kalau kalian menyadari kesalahan kalian lebih awal, aku mungkin akan mempertimbangkan untuk melepaskan kalian. Tapi sekarang, aku menyadari kalian ini benar-benar keras kepala dan nggak pantas untuk hidup.""Luther, kami bersalah. Kami benar-benar
Luther berkata dengan ekspresi merendahkan, "Benar-benar nggak tahu diri. Apa kamu pikir aku akan takut pada Roman? Kalau aku benar-benar takut padanya, aku nggak akan membunuh Daniel."Begitu mendengar perkataan itu, Julia langsung terkejut dan bengong di tempat. Dia hampir lupa Luther bahkan berani membunuh Daniel, apalagi mereka berdua. Orang ini benar-benar gila."Sudahlah, sekarang aku juga sudah malas omong kosong dengan kalian. Setelah masuk ke penjara, kalian pasti akan buka mulut," kata Luther dengan tenang."Bawa mereka pergi," kata Yogi sambil memberi isyarat, lalu kedua pejabat wanita itu langsung menyeret Julia serta Gretel dan bersiap untuk membawa mereka pergi dengan mobil."Nggak! Aku nggak mau masuk penjara! Luther, tolong lepaskan aku, aku benar-benar sudah menyesal. Aku akan menjadi pesuruhmu dan mendengar semua perintahmu. Aku mohon, ampuni aku." Gretel benar-benar ketakutan hingga meraung-raung dan memohon dengan air mata yang bercucuran. Sekarang Keluarga Fabiano
Melihat dua mayat yang tergeletak di lantai, Luther mengernyitkan alis. Para ahli ilmu bela diri biasanya memiliki indra yang tajam, sehingga mereka akan merasakan firasat bahaya dan secara refleks menghindar saat akan diserang. Namun, kedua serangan tadi sangat tersembunyi dan ditambah lagi tidak memiliki niat untuk membunuhnya, sehingga dia tidak merasakan adanya serangan itu terlebih dahulu.Meskipun Wira tidak peduli dengan nyawa Julia dan Gretel, membunuh keduanya di depannya berarti pembunuh itu menantangnya. Dia mengangkat kepala dan melihat ke tempat tinggi dengan pemandangan yang luas di mana peluru itu berasal, tetapi sekarang pembunuh itu sudah pergi."Cepat! Segara panggil orang untuk menutup tempat ini, kita harus segera menangkap pelakunya," perintah Yogi setelah menyadari apa yang terjadi."Nggak perlu, pelakunya sudah kabur," kata Luther sambil mengangkat tangan untuk menghentikan Yogi. Julia dan Gretel memang pantas untuk mati, tidak perlu mempermasalahkannya. Sayangny
Luther berkata dengan tatapan penuh tekad, "Tentu saja. Aku sudah punya petunjuk tentang kebenaran insiden sepuluh tahun yang lalu. Apa pun yang terjadi, aku tetap nggak boleh pergi.""Baiklah. Kalau kamu sudah membuat keputusan, aku akan tetap mendukungmu. Kalau butuh bantuan, katakan saja," kata Yogi sambil menepuk dadanya.Luther tersenyum. "Tenang saja, aku nggak akan sungkan. Kalau nanti ada tugas yang sulit, aku akan mengandalkanmu.""Apa yang kamu katakan? Apa aku hanya pantas dengan tugas sulit?" kata Yogi dengan kesal."Orang yang berbakat harus bekerja lebih banyak. Kamu adalah dewa militer yang terkenal, apa ada yang nggak bisa kamu tangani?" puji Luther.Yogi berkata dengan bangga, "Benar juga sih. Kamu memang Putra Kirin, tapi ada beberapa yang masih kalah dariku."Luther terus menganggukkan kepala dan berkata dengan santai, "Ah ya. Jangan bahas soal ini dulu. Urus mayat ini dulu, aku harus pergi."Setelah mengatakan itu, Luther menepuk bahu Yogi dan pergi."Kalian lihat,