Bayangan hitam itu tampak ganas dan mengerikan, terutama aura yang dipancarkannya. Begitu bayangan itu muncul, kerumunan di luar pun merasa sesak. Beberapa yang tubuhnya lemah bahkan mulai gemetaran, bercucuran keringat dingin, dan muntah."Dewa Guntur!" pekik Adam tiba-tiba. Saat berikutnya, dia mengendalikan bayangan di belakangnya untuk melayangkan tinju.Bayangan itu terlihat seperti hidup karena mengayunkan tinju ke arah kepala Luther. Tinju ini pun membawa kekuatan dahsyat.Duar! Ketika Luther hendak mengerahkan energi sejatinya, tiba-tiba terdengar suara guntur yang menggelegar. Suara mendadak ini membuat sekujur tubuh Luther bergetar dan pikirannya menjadi kosong. Kaki dan tangannya seolah-olah lumpuh karena tidak bisa mengerahkan tenaga.Tinju lawan makin dekat dengannya. Luther menyilangkan tangan secara naluriah untuk menahan pukulan itu. Bam! Terdengar suara benturan yang keras.Tinju hitam itu bak palu besar yang memukul Luther sampai terperosok ke tanah. Kerumunan yang me
"Gulp ...."Julia dan Gretel menelan ludah dengan cemas dan menatap tajam ke arah suara aneh di reruntuhan karena khawatir Luther akan tiba-tiba melompat keluar. Adegan seperti itu akan sungguh mengerikan. Setelah menatap untuk beberapa saat dan memastikan memang tidak ada gerakan, keduanya baru menghela napas panjang dengan lega."Sepertinya kita sudah berpikir berlebihan. Serangan tadi begitu kuat, nggak ada yang bisa menahannya. Mungkin Luther sudah mati menjadi serpihan," kata Julia sambil menyeka keringat dingin di keningnya."Benar, bahkan orang yang sekuat besi pun nggak mungkin bisa selamat," kata Gretel sambil terus menganggukkan kepala. Suara aneh tadi jelas hanya sebuah kebetulan saja. Bagaimana mungkin Luther bisa selamat menghadapi serangan Adam dengan kekuatan penuh? Pada akhirnya, mereka hanya menakuti diri mereka sendiri."Huh ...." Adam juga diam-diam menghela napas. Sejujurnya, dia juga terkejut dengan suara aneh tadi, tetapi untungnya, tidak terjadi apa pun. Jika tid
"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Adam dengan mengernyitkan alis dan ekspresi muram. Saat ini, pakaian Luther terlihat compang-camping dan agak menyedihkan, tetapi tidak ada luka sedikit pun di tubuhnya. Yang paling penting adalah napas Luther teratur dan bersemangat, seolah-olah makin bersemangat setelah bertarung. Sungguh menakutkan!"Eh?" Pada saat ini, Adam sepertinya melihat sesuatu dan menyipitkan mata. Saat melihat melalui pakaian Luther yang compang-camping, dia terkejut karena menyadari ada tato Kirin di tubuh Luther.Tubuh Luther itu berwarna hitam dan kedua mata yang merah memancarkan cahaya yang menyeramkan di bawah sinar bulan. Yang paling mengerikan adalah hatinya tiba-tiba ketakutan setelah melihat mata dari Kirin itu. Ini adalah semacam tekanan jiwa yang tidak bisa dipahami dan sulit untuk dilawan."Begitu melihat Kirin, semuanya tunduk. Apa kamu adalah Putra Kirin, Gerald?" kata Adam secara langsung setelah tertegun sejenak. Dia sudah mendengar nama Putra Kirin sejak lama
"Nggak mungkin! Gerald adalah seorang genius yang dibanggakan, bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan Luther? Pasti hanya kebetulan saja!" Julia tidak berani percaya dengan hasil ini. Dia sudah mengenal Luther cukup lama dan jelas Luther hanya rakyat jelata dari lapisan bawah masyarakat. Bagaimana mungkin Luther bisa tiba-tiba menjadi Putra Kirin yang tak tertandingi di seluruh dunia? Ini hanya sebuah mimpi."Pasti hanya sebuah kesalahan. Sebuah tato Kirin nggak berarti apa-apa, siapa pun bisa punya tato seperti itu. Mungkin Luther membuat tato ini hanya untuk berpura-pura dan menakut-nakuti orang," kata Gretel dengan ekspresi ragu setelah terkejut melihat tato itu. Tidak ada yang lebih tahu tentang latar belakang Luther dibandingkan dia. Saat keduanya pertama kali bertemu di Provinsi Narata dan sesuai cerita dari Roselyn dan Helen, Luther hanya seorang sampah dan bisa sedikit ilmu bela diri. Luther benar-benar berbeda jauh dengan Putra Kirin yang merupakan seorang genius luar bias
"Daripada menunggu lain hari, lebih baik hari ini saja," kata Adam dengan penuh semangat.Setelah mengatakan itu, Adam tiba-tiba menarik napas dalam-dalam, lalu sejumlah besar energi spiritual dari segala arah terus memasuki tubuhnya. Setelah itu, kekuatannya meningkat lagi, menjadi makin mengerikan dan mengejutkan orang. Kedua matanya yang awalnya hitam langsung menjadi putih, rambutnya berdiri tegak, dan jubahnya berkibar. Terdengar suara petir yang terus menyambar di sekitar tubuhnya. Pada detik berikutnya, kedua kakinya terangkat dan melayang di udara, sehingga terlihat begitu mengesankan dan tak tertandingi.Meskipun belum menyerang, tekanan dari teknik Adam yang kuat sudah membuat orang-orang sulit untuk bernapas. Pada saat ini, hati semua orang merasa sangat kagum hingga terdorong untuk berlutut dan menyembah Adam, seolah-olah merasa Agam sangat luar biasa."Ini adalah teknik paling mematikan dari Teknik Empat Dewa, Dewa Listrik. Semuanya cepat menjauh, jangan sampai terkena imb
"Astaga! Bukankah ini Dewa Militer Yogi? Kenapa dia juga datang ke sini?""Astaga! Dia benar-benar Dewa Militer Yogi! Ada pertunjukan menarik kali ini!""Sialan! Dewa Militer memang tampan, lebih tampan daripada di televisi!"Kemunculan Yogi yang mendadak itu membuat kerumunan menjadi gempar. Mata beberapa gadis muda menjadi bersinar dan ekspresi mereka penuh dengan kekaguman.Ada empat dewa perang di Negara Drago, tetapi hanya ada satu dewa militer. Sebagai dewa militer, Yogi dikenal sebagai sosok yang memiliki keberanian dan kecerdasan baik dalam hal sipil ataupun militer. Bukan hanya itu, dia juga memiliki wajah yang mampu memikat banyak wanita. Dalam hal popularitas, dia berada di posisi teratas di Negara Drago dan selalu menimbulkan kegemparan ke mana pun dia pergi."Adam, cukup sampai di sini saja. Sudah malam, kenapa nggak pulang rumah dan tidur saja? Apa gunanya terus bertarung?" kata Yogi dengan tenang."Yogi, apa kamu tahu siapa yang ada di depanku ini?" tanya Adam sambil men
Ini adalah kesempatan yang langka, Adam benar-benar tidak rela untuk melepaskan kesempatan ini."Yogi, kamu adalah Dewa Militer juga, apa kamu nggak takut akan ditertawakan orang kalau bertarung dengan cara mengeroyok?" kata Adam yang sengaja menantang Yogi."Dunia persilatan punya peraturan sendiri, tapi medan perang juga punya ciri khas tersendiri. Kalian terbiasa dengan duel, aku menghormati pilihan kalian. Tapi, kami terbiasa bertarung secara berkelompok, bukankah kamu juga harus menghormati kebiasaan kami?" kata Yogi dengan tenang."Kamu ... benar-benar keras kepala!" kata Adam yang marah. Jelas-jelas tidak adil, tetapi Yogi malah berbicara seolah-olah yang dikatakannya benar. Dia belum pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti ini."Sudahlah, jangan banyak omong kosong lagi. Kalau mau bertarung, silakan. Kalau nggak, pergilah. Jangan bertele-tele seperti ini," kata Yogi yang mulai kesal.Perkataan Yogi ini membuat Adam marah hingga menggertakkan gigi dan hampir keh
"Hah?" Melihat senyuman Luther yang dingin, Gretel ketakutan hingga tubuhnya bergetar dan hampir mengompol.Setelah tersadar kembali, Gretel segera memohon ampun. "Luther, ayo kita bicarakan hal ini. Apa yang terjadi tadi hanya sebuah kesalahpahaman. Kalau kamu ada keluhan, kita bisa duduk dan bicara baik-baik.""Beri aku satu alasan untuk nggak membunuh kalian," kata Luther sambil perlahan-lahan mendekat dan tatapannya penuh dengan niat membunuh.Gretel segera mencari alasan dan berkata, "Alasan? Alasannya adalah ... kami masih berguna untukmu. Bukankah sebelumnya kamu ingin setengah harta kami? Kami setuju dengan syaratmu. Asalkan kamu nggak membunuh kami, kami akan menyetujui semua syaratmu."Luther menggelengkan kepala. "Sudah terlambat. Kalau kalian menyadari kesalahan kalian lebih awal, aku mungkin akan mempertimbangkan untuk melepaskan kalian. Tapi sekarang, aku menyadari kalian ini benar-benar keras kepala dan nggak pantas untuk hidup.""Luther, kami bersalah. Kami benar-benar