Tidak! Lebih tepatnya, Luther ini sudah tidak bisa dianggap sebagai manusia lagi. Kecepatan Luther sangat luar biasa dan tubuhnya sangat kuat hingga bisa mengabaikan ancaman peluru sepenuhnya. Luther juga bisa membunuh yang lainnya dengan mudah dan metodenya sangat kejam. Pria di depan ini benar-benar seperti setan."Di mana Daniel?" Luther yang seluruh tubuhnya berlumuran darah langsung menatap tajam pada pria berotot itu dengan tatapan yang sangat dingin."Tolong ampuni aku! Kami hanya menjalankan perintah saja, kami nggak punya dendam padamu. Asalkan ...." Saat mengatakan itu, pria berotot itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah granat tangan dan langsung melemparnya ke arah Luther. Dia sudah mengatur waktunya dengan baik, sehingga granat tangan itu bisa langsung meledak. Meskipun luar biasa, Luther juga tidak mungkin bisa menahan kekuatan ledakan yang begitu besar. Dia pasti akan menang.Saat pria berotot itu diam-diam merasa senang karena mengira serangannya akan sukses, Luther tiba-tib
Luther masih berlutut di tanah dan menjaga mayat Berry dengan bengong. Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Saat akhirnya tersadar kembali dan mengangkat kepala, dia melihat Sabian membawa pengawalnya mendekat dengan tergesa-gesa. Suara tembakan tadi sudah mengejutkan seluruh anggota Keluarga Chuwardi.Melihat putrinya yang sudah keluar selama itu masih belum kembali, Sabian segera menyadari ada sesuatu yang tidak beres dan langsung memimpin pengawalnya untuk pergi membantu. Namun saat melihat situasinya, dia langsung terkejut dan berdiri bengong di tempatnya dengan ekspresi tidak percaya dengan kejadian itu. Dia berjalan dengan terhuyung-huyung ke depan jasad Berry. Setelah memastikan keadaan Berry, dia berteriak histeris."Berry! Putriku!" Sabian berlutut di depan mayat Berry dan mulai meraung-raung. Sejak kepergian istrinya, dia dan putrinya hidup saling mengandalkan satu sama lain. Awalnya, Sabian berpikir dia akan melihat putrinya menikah dan melahi
Roman mengadakan pesta pribadi seperti ini untuk memenangkan hati orang-orang di Keluarga Luandi itu dan juga untuk mengetahui pemikiran seseorang."Kalian semua bisa datang Vila Dewarom ini, aku benar-benar merasa sangat beruntung. Ayo bersulang," kata Roman sambil tersenyum dan mengangkat gelasnya, lalu memberi hormat ke sekeliling.Melihat adegan itu, semua orang merasa sangat ketakutan dan segera mengangkat gelas untuk membalas Roman. Perlu diketahui, orang di depan mereka ini adalah dewa perang terkuat di Negara Drago dan juga sosok kebanggaan dari seluruh Keluarga Luandi. Roman adalah tokoh besar yang dihormati semua orang di mana pun dia berada dan sekarang dia begitu sungkan terhadap mereka, mereka tentu saja terkejut."Kak Roman, kita semua adalah keluarga, apa kata-katamu ini nggak terlalu berlebihan? Lagi pula, harusnya kita yang berterima kasih, kamu yang seharusnya adalah pilar utama Keluarga Luandi!" Pada saat ini, Daniel mengangkat gelas dengan kedua tangannya sebagai u
"Eh?"Mendengar perkataan itu, senyuman Roman perlahan-lahan menghilang dan berkata dengan kesal, "Siapa yang berani menyerbu wilayahku?""Nggak tahu siapa orang itu, tapi dia sangat kuat hingga para saudara di vila nggak mampu menahannya. Tolong Tuan segera mengirim bantuan!" kata pengawal itu sambil mengepalkan kedua tangannya untuk memberi hormat."Kuat? Berapa banyak pasukan yang dibawa orang itu?" kata Roman sambil menyipitkan mata."Hanya seorang saja," kata pengawal itu.Roman mengernyitkan alis. "Apa? Hanya seorang saja kalian nggak mampu menahannya? Apa yang kalian makan selama ini?""Kami nggak berguna, tolong Tuan ampuni kami," kata pengawal itu sambil menundukkan kepala karena malu.Ada ratusan pengawal di vila dan semuanya adalah yang terbaik. Jika ahli bela diri biasa yang datang menyerang, orang itu pasti akan mati. Namun kali ini, lawan mereka sangat luar biasa dan bisa langsung menghancurkan semua dengan kekuatan yang tak tertahankan. Semua serangan dan pertahanan mere
Daniel tersenyum licik. "Kak Roman, jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan. Setelah menangkap anak ini, aku pasti akan menginterogasinya untuk mengungkap resep Salep Halimun."Roman berkata dengan tanggapan yang tidak jelas, "Orang ini sepertinya cukup kuat, pengawal biasa harusnya nggak bisa melawannya. Apa orangmu sanggup menghadapinya?""Kak Roman, jangan khawatir, aku sudah membuat persiapan untuk menghadapi anak ini," kata Daniel sambil tersenyum, lalu bertepuk tangan. Tak lama kemudian, terlihat seorang pria dan wanita muncul di belakangnya. Pria itu mengenakan kaus tanpa lengan berwarna hitam, tubuhnya besar, tingginya sekitar 190 cm, dan berotot. Kulitnya berwarna perunggu tidak seperti manusia biasa dan napasnya terdengar seperti bergemuruh. Sementara itu, wanita itu mengenakan topeng yang menutupi separuh wajahnya, bibir dan matanya berwarna ungu, dan seluruh tubuhnya terbungkus jubah hitam yang memberikan kesan kelam dan kejam."Kak Roman, kedua orang ini adalah
"Orang yang menghalangimu akan mati? Kamu kebanyakan menonton drama televisi ya sampai menganggap dirimu begitu istimewa? Sungguh lucu!"Daniel menyilang kedua tangannya dengan ekspresi yang mencemooh. "Mayat Perunggu, kamu temani dia bermain-main dulu. Tapi jangan sampai membunuhnya, Kak Roman masih membutuhkannya."Dengan kemampuan Mayat Perunggu yang sudah mencapai tingkat semi-master dan seluruh tubuhnya yang kuat seperti besi, pasti mudah menghadapi Luther."Baik!" Setelah merespons, Mayat Perunggu pun melangkah maju. Baginya, Luther sudah pasti akan mati.Mayat Perunggu berkata suara serak, "Anak Muda, kamu pasti sedang sial bisa bertemu denganku haari ini. Kalau kamu mematahkan kedua tangan dan kakimu sendiri sekarang, aku akan membiarkanmu hidup. Kalau aku yang melakukannya, kamu akan sangat menderita.""Minggir. Kalau nggak, akan kubunuh," jawab Luther dengan dingin."Huh! Cari mati. Sepertinya aku harus memberimu sedikit pelajaran agar kamu tahu kehebatanku." Setelah mendengu
Tinju Luther dan Mayat Perunggu berbenturan, menciptakan lingkaran riak energi. Pada saat yang sama, Mayat Perunggu terhempas hingga belasan meter, seolah-olah ditabrak kereta api.Sebelum mendarat, tubuh Mayat Perunggu pun meledak di tempat. Tubuh kekar itu tampak hancur, begitu juga dengan tulang-tulangnya. Situasi ini terlihat seolah-olah tersimpan sebuah bom di perut Mayat Perunggu.Suasana seketika menjadi hening. Semua orang membelalakkan mata dengan tidak percaya. Mayat Perunggu yang menyebut diri sendiri kuat dan kebal terhadap senjata malah meledak hanya karena sebuah tinju? Bagaimana mungkin?"Aku nggak salah lihat, 'kan? Mayat Perunggu benar-benar mati?""Ini bukan Mayat Perunggu lagi, ini cuma sampah!""Astaga! Dia menghancurkan Mayat Perunggu hanya dengan satu tinju. Siapa sebenarnya dia?"Setelah hening sejenak, suasana menjadi gempar. Semua orang menatap Luther seperti menatap monster. Mayat Perunggu telah mencapai tingkat semi-master. Dia sangat berbakat, sampai-sampai
Semua terjadi terlalu mendadak. Asap putih yang diembuskan oleh Penyihir Keji sangatlah aneh. Dalam sekejap, segala sesuatu dalam radius belasan meter membeku, termasuk Luther."Hahaha! Berhasil! Dia membeku! Dia pasti akan mati hari ini!" Begitu melihat situasi ini, Daniel pun tertawa terbahak-bahak. Dia tak kuasa merasa gugup saat Luther membunuh Mayat Perunggu. Kini, dia tentu merasa senang melihat Luther kalah."Penyihir Keji memang luar biasa. Metodenya ini benar-benar unik!" puji orang-orang yang merasa takjub. Hanya dengan satu embusan napas, Penyihir Keji berhasil membekukan seorang ahli bela diri."Matilah kamu!" Mata Penyihir Keji tampak merah. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk meninju dada Luther tanpa berbelaskasihan. Pembekuan ini adalah jurus pamungkasnya. Siapa pun yang dibekukannya akan hancur begitu menerima pukulan dahsyat darinya.Bam! Tinju Penyihir Keji mengenai dada Luther. Dalam sekejap, es retak dan retakan mulai menyebar. Mengejutkannya, tubuh Luther ba