"Orang yang menghalangimu akan mati? Kamu kebanyakan menonton drama televisi ya sampai menganggap dirimu begitu istimewa? Sungguh lucu!"Daniel menyilang kedua tangannya dengan ekspresi yang mencemooh. "Mayat Perunggu, kamu temani dia bermain-main dulu. Tapi jangan sampai membunuhnya, Kak Roman masih membutuhkannya."Dengan kemampuan Mayat Perunggu yang sudah mencapai tingkat semi-master dan seluruh tubuhnya yang kuat seperti besi, pasti mudah menghadapi Luther."Baik!" Setelah merespons, Mayat Perunggu pun melangkah maju. Baginya, Luther sudah pasti akan mati.Mayat Perunggu berkata suara serak, "Anak Muda, kamu pasti sedang sial bisa bertemu denganku haari ini. Kalau kamu mematahkan kedua tangan dan kakimu sendiri sekarang, aku akan membiarkanmu hidup. Kalau aku yang melakukannya, kamu akan sangat menderita.""Minggir. Kalau nggak, akan kubunuh," jawab Luther dengan dingin."Huh! Cari mati. Sepertinya aku harus memberimu sedikit pelajaran agar kamu tahu kehebatanku." Setelah mendengu
Tinju Luther dan Mayat Perunggu berbenturan, menciptakan lingkaran riak energi. Pada saat yang sama, Mayat Perunggu terhempas hingga belasan meter, seolah-olah ditabrak kereta api.Sebelum mendarat, tubuh Mayat Perunggu pun meledak di tempat. Tubuh kekar itu tampak hancur, begitu juga dengan tulang-tulangnya. Situasi ini terlihat seolah-olah tersimpan sebuah bom di perut Mayat Perunggu.Suasana seketika menjadi hening. Semua orang membelalakkan mata dengan tidak percaya. Mayat Perunggu yang menyebut diri sendiri kuat dan kebal terhadap senjata malah meledak hanya karena sebuah tinju? Bagaimana mungkin?"Aku nggak salah lihat, 'kan? Mayat Perunggu benar-benar mati?""Ini bukan Mayat Perunggu lagi, ini cuma sampah!""Astaga! Dia menghancurkan Mayat Perunggu hanya dengan satu tinju. Siapa sebenarnya dia?"Setelah hening sejenak, suasana menjadi gempar. Semua orang menatap Luther seperti menatap monster. Mayat Perunggu telah mencapai tingkat semi-master. Dia sangat berbakat, sampai-sampai
Semua terjadi terlalu mendadak. Asap putih yang diembuskan oleh Penyihir Keji sangatlah aneh. Dalam sekejap, segala sesuatu dalam radius belasan meter membeku, termasuk Luther."Hahaha! Berhasil! Dia membeku! Dia pasti akan mati hari ini!" Begitu melihat situasi ini, Daniel pun tertawa terbahak-bahak. Dia tak kuasa merasa gugup saat Luther membunuh Mayat Perunggu. Kini, dia tentu merasa senang melihat Luther kalah."Penyihir Keji memang luar biasa. Metodenya ini benar-benar unik!" puji orang-orang yang merasa takjub. Hanya dengan satu embusan napas, Penyihir Keji berhasil membekukan seorang ahli bela diri."Matilah kamu!" Mata Penyihir Keji tampak merah. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk meninju dada Luther tanpa berbelaskasihan. Pembekuan ini adalah jurus pamungkasnya. Siapa pun yang dibekukannya akan hancur begitu menerima pukulan dahsyat darinya.Bam! Tinju Penyihir Keji mengenai dada Luther. Dalam sekejap, es retak dan retakan mulai menyebar. Mengejutkannya, tubuh Luther ba
Kelopak mata Daniel seketika berkedut. Dia ketakutan hingga mundur beberapa langkah. Saat ini, keringat dingin telah bercucuran, bahkan bulu kuduknya meremang. Dia telah menyadari betapa berbahayanya Luther.Pemuda ini berhasil membunuh Mayat Perunggu dan Penyihir Keji hanya dalam satu serangan. Ini bukan lagi kemampuan yang dimiliki ahli bela diri tingkat sejati, melainkan kemampuan ahli bela diri tingkat master.'Sialan! Gimana bisa seseorang yang bukan siapa-siapa memiliki kemampuan sehebat itu? Ini benar-benar gawat!' batin Daniel."Sobat, aku sangat takjub dengan kemampuanmu. Aku berniat memberimu kesempatan untuk meningkatkan statusmu. Asalkan kamu bersedia bergabung dengan pasukanku, aku nggak akan bersikap perhitungan padamu. Kamu juga bisa masuk ke kemiliteran dan memegang jabatan penting. Kamu bisa mendapatkan apa pun yang kamu mau," ujar Roman yang sedari tadi diam."Eh?" Begitu mendengarnya, ekspresi Daniel berubah drastis. Dia buru-buru menyahut, "Kak, bocah ini nggak ada
Sekujur tubuh Daniel sontak gemetaran. Senyumannya membeku. Cahaya putih itu terlalu cepat, sampai-sampai dia tidak sempat bereaksi."Apa yang terjadi?" tanya Daniel dengan panik. Jantungnya berdetak kencang. Dia merasakan hawa dingin di lehernya. Ketika merabanya, seluruh tangannya dipenuhi darah."Kok bisa ada darah?" Begitu memikirkan ini, Daniel tiba-tiba merasa pemandangan di hadapannya berputar. Saat berikutnya, sepertinya ada sesuatu yang terjatuh. Dia mengangkat pandangannya, lalu melihat tubuhnya yang memakai jas. Namun, tidak terlihat kepalanya lagi.'Di mana kepalaku?' Daniel ingin berteriak, tetapi tidak bisa mengeluarkan suara lagi. Pada akhirnya, dia hanya bisa membelalakkan matanya dan pandangannya berangsur menggelap. Daniel pun tewas karena kepalanya dipenggal Luther.Kecepatan Luther terlalu tinggi, sampai-sampai Daniel tidak menyangka kehidupannya akan berakhir seperti ini. Siapa suruh dia begitu sombong? Jika terus bersembunyi di belakang Roman, mungkin dia tidak ak
Luther ingin menjadikan kepala ini sebagai persembahan untuk Berry. Sikap Luther yang tak kenal takut ini pun membuat Roman naik pitam. Pria itu membentak, "Kamu benar-benar cari mati!"Tanpa berbasa-basi lagi, Roman sontak maju dan melancarkan tinju kepada Luther. Cahaya emas yang panas terpancar dari permukaan tinju Roman. Serangan itu bak meriam yang memelesat ke dada Luther.Luther sama sekali tidak menghindar. Dia mengangkat tangannya untuk melancarkan serangan, lalu segumpal cahaya putih pun meledak.Duar! Cahaya emas dan cahaya putih bertabrakan hingga mengeluarkan suara ledakan yang dahsyat. Pada saat yang sama, gelombang udara yang kuat menyapu ke sekitar. Semua orang yang menyaksikan pertarungan ini pun ditiup angin kencang hingga kesulitan untuk membuka mata dan berdiri stabil.Bagaimanapun, manusia biasa tidak akan bisa menahan gelombang energi sekuat ini. Mereka yang menyadari situasi bahaya ini pun menjauh demi keselamatan masing-masing."Ternyata kamu memang sudah mencap
Setelah suasana kembali tenang, terlihat sebuah lubang besar pada pusat ledakan. Kedalamannya sekitar 10 meter, persis dengan sebuah kolam.Sementara itu, Luther dan Roman bertatapan di pinggir lubang tersebut. Luther masih memasang ekspresi datar sambil memegang kepala Daniel, sedangkan Roman memasang ekspresi serius seperti sedang berhadapan dengan musuh kuat. Tidak ada seorang pun yang bergerak."Ini serius? Bocah ini berhasil menahan serangan dahsyat yang dilancarkan Dewa Perang?""Dia bukan hanya menahannya, tapi sama sekali nggak terluka.""Astaga! Sejak kapan ada genius sehebat ini di Midyar? Kemampuannya sampai setara dengan Dewa Perang! Luar baisa sekali!"Para senior Keluarga Luandi bertatapan dengan terkejut. Mereka tahu betapa hebatnya Roman. Di seluruh Negara Drago, hanya beberapa orang yang bisa bersanding dengannya dan mereka semua adalah genius tak tertandingi.Siapa sangka, seseorang yang tidak dikenal justru memperlihatkan kemampuan yang setara dengan Roman hari ini.
Ketika melihat Roman memelotot, pria botak itu pun bergidik. Dia buru-buru meminta maaf dan berpamitan. Dia hanya ingin menarik perhatian Roman, tetapi malah menggusarkannya. Benar-benar sial!Saat ini, Roman melambaikan tangannya. Kedua pengawal pribadinya bergegas berlari menghampiri dan bertanya, "Apa yang bisa kami bantu, Tuan?""Kerahkan seluruh koneksi untuk menyelidiki pria bernama Luther. Aku ingin tahu latar belakangnya," perintah Roman dengan suara rendah."Baik!" Kedua pengawal pribadi mengiakan, lalu langsung pergi."Berani sekali kamu bertindak semena-mena di wilayahku. Mari kita lihat, siapa sebenarnya kamu," gumam Roman dengan ekspresi dingin.Memahami musuh adalah suatu bagian penting dalam pertempuran. Begitu mengetahui identitas musuhnya, Roman tentu punya cara untuk melawan.....Dengan demikian, Luther meninggalkan Vila Dewarom dengan mengangkat kepala Daniel. Dia tahu bahwa tindakan ini akan mendatangkan banyak kerepotan untuknya, tetapi dia tidak peduli lagi. Dia