Tubuh pria berjanggut itu gemetar sesaat, lalu akhirnya terjatuh dan tewas."Apa gunanya menepati janji dengan bajingan sepertimu?" sahut Luther dengan dingin. Sesudah itu, dia berjalan melewati jenazah si pria berjanggut dan membantu Berry melepaskan ikatannya. Luther melepaskan kain hitam yang menutupi mata Berry, lalu bertanya, "Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, untung kamu datang tepat waktu. Kalau nggak, aku pasti sudah dinodai mereka!" timpal Berry yang menghela napas lega. Meskipun telah menghadapi banyak rintangan, ini pertama kalinya dia mengalami insiden seperti ini.Apabila Luther terlambat selangkah saja, Berry bukan hanya akan dilecehkan oleh mereka, bahkan mungkin akan dijual ke luar negeri. Ketika saat itu tiba, dia lebih memilih untuk mati."Maaf, semua ini salahku." Luther merasa agak bersalah. Dia menyinggung Daniel, jadi Daniel berniat mengancamnya dengan menggunakan Berry."Jangan sembarangan bicara. Kita ini mitra, sudah seharusnya menanggung suka dan duka
Kabar tentang Geng Beruang yang binasa menyebar dengan cepat. Sementara itu, kelompok yang sebelumnya menjadikan Luther sebagai mangsa hanya bisa menjauh sebisa mungkin sekarang.Geng Beruang adalah geng besar di kawasan kumuh ini, tetapi para elitenya seketika terbunuh dalam waktu setengah jam. Orang cerdas tidak mungkin berani mencari masalah.Dengan demikian, Luther membawa Berry meninggalkan kawasan kumuh dengan lancar. Tiga puluh menit kemudian, mobil berhenti di depan vila Berry."Tampan, mau masuk nggak?" tanya Berry sambil tersenyum setelah turun dari mobil. Pakaian Berry robek sehingga memperlihatkan pahanya yang putih dan tubuhnya yang seksi."Nggak perlu. Sudah malam, istirahatlah," tolak Luther."Aku agak takut karena tinggal sendirian. Kamu mau menemaniku nggak malam ini? Kalau penjahat datang, kamu bisa melindungiku." Berry mencari alasan."Kalau kamu takut, aku akan mengutus orang berjaga di depan vila," usul Luther."Orang luar nggak bisa dipercaya. Selain itu, gimana k
"Cantik kok," puji Luther dengan sopan. Sejak dulu, Berry memang sudah sangat cantik."Masa lalu nggak perlu dikenang lagi." Berry membuka kulkasnya, lalu menoleh dan bertanya, "Kamu mau minum apa?""Terserah," jawab Luther."Oke." Berry mengeluarkan bir dari kulkas, lalu meletakkannya di atas meja. Kemudian, dia membuka beberapa bungkus camilan sebagai teman bir."Ayo, mari kita bersulang." Setelah membuka kaleng bir, Berry menyodorkan salah satunya kepada Luther. Keduanya bersulang, lalu langsung meminumnya.Sesudah menghabiskan setengah kaleng bir, Berry tersenyum menyipitkan mata. Di cuaca panas, bir dingin seperti ini sungguh menyegarkan. Tiba-tiba, Berry bertanya sambil tersenyum, "Tampan, apa pendapatmu tentangku?""Baik dan cantik," jawab Luther secara singkat. Sejak awal, keduanya memang cukup kompak. Berry memang sering bertingkah aneh, tetapi sikapnya masih masuk akal. Yang paling penting adalah Berry benar-benar menganggapnya sebagai teman."Hehe, penilaianmu kedengaran tul
Luther merasa kasihan pada Berry. Meskipun beberapa putri keluarga kaya diperlakukan dengan sangat istimewa, mereka harus memberikan kontribusi untuk keluarga sendiri. Ada yang memiliki bakat luar biasa sehingga terus menghasilkan keuntungan untuk keluarga, ada juga yang cantik sehingga dijodohkan untuk memberi manfaat kepada keluarga.Adapun wanita seperti Berry, dia bukan hanya cantik, tetapi juga unggul. Berry adalah eksistensi penting bagi keluarganya untuk berkembang. Itu sebabnya, dia tidak bisa memutuskan pernikahannya sendiri. Seluruh keluarga menaruh harapan padanya.Luther akhirnya mengerti alasan Berry lebih memilih digosipi. Wanita ini melakukannya karena tidak punya cara lain lagi. Tanpa berbasa-basi, Luther mengajaknya bersulang lagi. "Ayo, bersulang."Berry tersenyum, lalu mengangkat birnya dan meneguk semuanya hingga habis. Kemudian, dia membuka 2 kaleng lagi dan menyodorkan salah satunya kepada Luther."Sebenarnya aku merasa sangat beruntung karena bertemu denganmu. Ka
Bianca adalah seorang wanita yang sangat cantik. Baik itu paras ataupun bodinya, semuanya lebih unggul daripada Berry.Apalagi, Bianca adalah cucu Adipati Ezra. Status seperti ini sudah cukup membuatnya dijunjung tinggi oleh orang-orang. Jika dibandingkan dengan Bianca, Berry memang kalah telak.Untuk sesaat, Berry merasa malu pada diri sendiri. Namun, dia juga merasa penilaiannya tidak salah karena Luther dipilih oleh wanita seunggul Bianca."Jujur saja, aku juga cukup terkejut. Aku awalnya nggak tahu dia cucu Adipati Ezra," ujar Luther yang mengedikkan bahu."Artinya, kamu nggak sengaja mendapatkan harta karun?" goda Berry."Bisa dibilang begitu." Luther tersenyum."Kalau begitu, kudoakan kalian berdua bersama sampai kakek nenek!" Berry mengangkat birnya dan bersulang dengan Luther, lalu meneguknya hingga habis.Keduanya minum sambil mengobrol. Karena telah merelakan Luther, Berry merasa lebih terbuka saat mengobrol. Dia memilih untuk memendam perasaan suka itu sedalam-dalamnya. Lagi
"Nona Berry, jangan sembarangan bergerak, hati-hati dengan pistol ini." Saat terdengar suara dengan nada dingin dari belakangnya, Berry secara refleks menoleh untuk melihat dan kebetulan berhadapan langsung dengan lubang pistol dan wajah yang terlihat ganas."Siapa kalian? Berani-beraninya kalian sewenang-wenang di Keluarga Chuwardi!" teriak Berry."Nona Berry, nggak perlu seemosi itu, aku hanya menjalankan perintah saja," kata pria berpistol dengan tenang."Menjalankan perintah? Perintah siapa?" tanya Berry."Tentu saja perintahku." Pada saat itu, seorang pria mengenakan jas dengan postur tubuh kurus dan memiliki bentuk wajah yang tajam tiba-tiba masuk ke dalam ruang rapat. Pria itu adalah Daniel."Kamu?" Setelah melihat orang yang datang, ekspresi Berry segera berubah. Dia baru saja lolos dari bahaya dan melarikan diri dari permukiman orang miskin, dia tidak menyangka Daniel akan begitu cepat datang mencarinya.Daniel melangkah maju sambil tersenyum, lalu jarinya mengangkat dagu Berr
Meskipun Daniel sedang tersenyum, wajahnya menunjukkan dia bukan orang yang baik."Apa yang Tuan Daniel ingin aku lakukan?" Berry tiba-tiba merasa gelisah."Mudah sekali. Besok kamu cari sebuah alasan untuk mengundang Luther makan di rumahmu, lalu kamu masukan racun ini ke dalam anggurnya. Setelah efek racunnya bekerja, kamu boleh pergi dan serahkan sisanya untuk kutangani."Saat mengatakan itu, Daniel mengeluarkan sebuah botol obat hitam dan meletakkannya di atas meja. Botol itu berisi Racun Uzur yang khusus digunakan untuk menghadapi para ahli bela diri. Ahli mana pun yang berada di bawah tingkat master yang terkena racun ini, seluruh tubuhnya akan menjadi lemas dan tidak bisa mengeluarkan kekuatan apa pun."Tuan Daniel, kita bisa mencoba memaafkan orang, nggak perlu sampai bertindak sekejam itu, 'kan?" kata Berry dengan ekspresi yang agak muram. Bahkan orang bodoh pun tahu apa yang akan dilakukan Daniel. Jika dia meracuni Luther, bukankah dia akan menjadi pembantu pembunuhan?Daniel
Mendengar ancaman Daniel, semua anggota Keluarga Chuwardi langsung menjadi panik. Mereka jelas tidak melakukan apa pun, tetapi tiba-tiba menjadi korban. Ini benar-benar sebuah kesialan.Alfon terkejut hingga berlutut di lantai dan mulai memohon ampun, "Tuan Daniel, mohon ampuni kami. Keluarga Chuwardi selalu taat hukum, Anda nggak boleh sembarangan membunuh orang nggak bersalah!""Tuan Daniel, Anda adalah orang yang baik hati, tolong lepaskan kami!" Semua anggota Keluarga Chuwardi menjadi panik.Namun, Daniel tetap tidak goyah dan berkata dengan tenang, "Nggak ada gunanya kalian memohon padaku. Kalian harusnya memohon pada Nona Berry, nyawa kalian ada di tangannya."Alfon menjadi panik dan berteriak, "Berry, kenapa kamu masih bengong di sana? Cepat setuju! Apa kamu ingin melihat semua kerabat kita mati?""Paman Alfon, Luther adalah penyelamatku, aku nggak boleh mengkhianatinya!" kata Berry sambil mengernyitkan alis dengan erat.Alfon langsung memarahinya, "Penyelamat apa? Apa nyawa Lut
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru