"Tuan Simon begitu berwaspada. Pantas saja, kariermu begitu mulus," goda Luther."Yang Mulia, berhenti mengejekku. Aku benar-benar nggak bisa tenang sekarang," balas Simon yang tersenyum getir.Kalau orang luar tahu Simon membantu kediaman Raja Atlandia, dia pasti akan dipecat atau seluruh keluarganya akan dibunuh. Tidak peduli seperti apa hasilnya, semua itu adalah kematian bagi Simon. Dia sudah menjadi pejabat selama bertahun-tahun dan sudah menyinggung banyak orang. Tanpa kekuasaan, entah berapa banyak orang yang ingin menjatuhkannya."Kalau aku berhasil, berarti aku berutang budi pada Keluarga Lambert. Kelak, aku akan membantu kalian sebisa mungkin kalau ada masalah." Luther memberi sebuah jaminan."Terima kasih banyak, Yang Mulia." Wajah Simon tampak berseri-seri. Dia membatin, 'Syukurlah, ini termasuk balik modal. Dengan mendapatkan bantuan dari keluarga Raja Atlandia, berarti Keluarga Lambert masih memiliki jalan mundur.'"Tuan Simon, aku mau peta itu secepat mungkin. Waktuku su
Tentunya, demi keamanan, Luther tetap membutuhkan bantuan seseorang.....Waktu terus berjalan. Dalam sekejap, 3 hari telah berlalu. Selama 3 hari ini, reputasi Perusahaan Farmasi Chuwardi menjadi makin besar. Setiap hari, ada banyak orang yang datang untuk membeli obat mereka.Sebelumnya, masih ada beberapa orang yang bersiap-siap untuk melihat lelucon Perusahaan Farmasi Chuwardi. Mereka mengira perusahaan ini sudah pasti dalam masalah besar karena menyinggung orang Keluarga Luandi.Alhasil, setelah 3 hari, tidak ada pergerakan apa pun dari Keluarga Luandi. Semuanya tenang seperti biasa. Perusahaan Farmasi Chuwardi juga beroperasi dengan normal, bahkan menghasilkan makin banyak uang.Di sisi lain, Klinik Svarga juga sudah selesai dibangun dan tinggal direnovasi. Luther tidak perlu mencemaskan proses pembangunan Klinik Svarga. Dia hanya perlu mengeluarkan uang dan semuanya diserahkan kepada tim konstruksi yang profesional.Luther juga sudah mendapatkan Teratai Es dengan bantuan wanita
"Charlotte, ada banyak ahli bela diri di kediaman ini. Banyak tokoh besar yang akan datang nanti. Kamu harus hati-hati, jangan sampai ketahuan," pesan Luther dengan serius.Meskipun keduanya telah menyamar, ada banyak orang hebat di kediaman ini. Akan merepotkan jika mereka ketahuan.Terutama identitas Charlotte. Dia adalah Wanita Suci Sekte Sihir. Di mata orang-orang istana beserta pengikut ajaran benar, keberadaannya sama saja dengan momok besar yang harus disingkirkan. Itu sebabnya, mereka harus sangat berhati-hati."Tenang saja, Paman. Aku bukan anak kecil. Aku tahu batasan. Aku janji nggak akan menimbulkan masalah untukmu," sahut Charlotte sambil mengamati orang-orang kaya di sekitarnya dengan sorot mata serakah. Air liurnya bahkan hampir menetes ke luar."Tenang kepalamu!" tegur Luther dengan agak kesal. Dia sampai mengetuk kepala Charlotte. Kalau tahu seperti ini, dia tidak akan membawa gadis serakah ini keluar. Charlotte menatap semua orang kaya di sini seolah-olah sedang menat
Ketika Roman bertanya demikian, para prajurit di sekitar sudah mengepung Luther dan Charlotte. Semua mata menatap mereka dengan penuh waspada.Luther menunduk sambil membalas, "Salam, Jenderal. Namaku Lucas. Ini adikku, Caroline.""Kamu terlihat familier, apa kita pernah bertemu?" tanya Roman dengan sorot mata tajam sembari mengamati Luther dari atas hingga bawah, seolah-olah sedang mencari kebenaran."Tahun lalu, Raja Ernest mengadakan pesta besar saat Jenderal pulang membawa kemenangan. Aku beruntung bisa hadir dan melihat kehebatan Jenderal. Aku nggak sangka Jenderal masih ingat padaku sampai sekarang," sahut Luther dengan pura-pura tersanjung.Ucapan Luther ini tidak sepenuhnya benar. Tahun lalu, Roman memang memenangkan perang dan Ernest mengadakan pesta besar. Tentu saja, Luther tidak punya waktu untuk menghadirinya. Semua ini adalah informasi yang diberikan oleh Simon. Demi berjaga-jaga, Luther menghafal semua data itu."Oh ya?" Roman memicingkan matanya sedikit sambil menatap L
Begitu melihat wajah menjengkelkan itu, Luther tanpa sadar mengerutkan alisnya. Dia sudah menduga akan bertemu kenalannya di pesta ini, makanya sengaja menyamar agar identitasnya tidak terungkap.Hanya saja, Luther tidak menyangka dia akan bertemu Helen dengan cara seperti ini. Kenapa dirinya bisa sesial ini?Untungnya, Helen tidak mengenali Luther. Sambil mempertahankan sikap tenang, Luther berinisiatif untuk meminta maaf. "Maaf, aku nggak melihatmu tadi. Kamu baik-baik saja, 'kan?""Cih! Dasar buta!" Helen bangkit, lalu membentak dengan gusar, "Kamu tahu siapa aku? Beraninya kamu menabrakku! Benar-benar cari mati!"Status Helen yang sekarang sudah berbeda dengan dulu. Siapa pun yang berani menyinggungnya berarti cari mati."Hei! Kamu sendiri yang nggak melihat jalan! Kamu yang menabrak orang, tapi malah menyalahkan kami! Nggak masuk akal sekali!" hardik Charlotte."Memangnya kamu siapa? Berani sekali kamu berteriak-teriak kepadaku!" Helen memelotot sambil bersikap makin angkuh. "Kupe
Luther sudah mengalah, bahkan bersedia mengaku salah. Alhasil, wanita gila ini malah merajalela dan bersikeras ingin memperbesar masalah. Luther tidak bisa menerima perlakuan seperti ini."Oke! Sepertinya kalian nggak akan jera sebelum diberi pelajaran! Pengawal, mereka membuat onar di kediaman Keluarga Luandi, bahkan main tangan denganku! Tangkap mereka!" seru Helen dengan angkuh.Seiring dengan perintah ini, pengawal di depan pintu bergegas mengepung Luther dan Charlotte. Bagaimanapun, Ariana sangat dekat dengan Ernest sekarang. Ibunya bahkan menjadi tamu terhormat acara ini. Tentu tidak ada yang berani menyinggung mereka."Tunggu!" Ketika para pengawal hendak menangkap Luther, Ariana tiba-tiba mendekat dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi? Kenapa membuat keributan di hari besar seperti ini? Kalian nggak tahu hari ini ulang tahun siapa?""Putriku, kamu datang tepat waktu!" Helen buru-buru mengadu, "Mereka menantangku barusan, bahkan main tangan. Mereka sama sekali ngga
Setelah menenangkan Helen, Ariana menghadap ke Luther dan Charlotte lagi dan berkata dengan tenang, "Tuan, Nona, aku minta maaf untuk insiden tadi, aku janji hal ini nggak akan terulang lagi. Maaf sudah membuat kalian terkejut."Setelah mengatakan itu, Ariana membungkuk dan memberi hormat sebagai tanda ketulusannya.Melihat adegan itu, para tamu di sekitar menganggukkan kepala sebagai tanda kagum terhadap Ariana. Sebagai anak angkat Ernest, status Ariana hanya di bawah Ernest, tetapi Ariana bersedia meminta maaf di depan umum. Ini adalah tindakan yang tidak mudah untuk dilakukan. Kesadaran Ariana akan kepentingan umum ini membuktikan Ernest tidak salah menilai seseorang."Nona Ariana terlalu segan. Kami juga nggak ingin memperbesar masalah ini. Menyelesaikan masalah ini dengan damai adalah pilihan terbaik," kata Luther sambil menganggukkan kepala."Tuan memang orang yang berlogika. Boleh tahu nama Tuan?" tanya Ariana dengan sopan."Namaku Lucas dan ini adalah adikku, Caroline," kata Lu
Saat berkata demikian, Ernest mengayunkan tangannya dan sikapnya sama sekali tidak angkuh."Ini adalah Tuan Ernest yang terkenal itu? Kenapa terlihat agak berbeda dengan yang kubayangkan?" kata Charlotte dengan aneh saat melihat paman gemuk di depannya yang ramah. Menurutnya, seorang pangeran harusnya memiliki aura yang dominan dan sangat berwibawa, sehingga orang-orang akan langsung menghormatinya begitu melihatnya. Namun, penampilan dan sikap Ernest membuatnya agak kecewa."Apa kamu merasa orang ini nggak sesuai dengan citra seorang pangeran?" tanya Luther sambil tersenyum."Benar. Dia terlihat nggak ada bedanya dengan orang biasa, beda jauh dengan Roman," kata Charlotte sambil menganggukkan kepala.Luther menggelengkan kepala. "Charlotte, kalau kamu berpikir seperti itu, kamu sudah salah besar. Saat ini Roman memang terlihat hebat, tapi dia memulai kariernya dengan memanfaatkan reputasi orang lain. Bukan hanya bisa memulai dengan cepat, tapi lebih mudah juga. Sementara itu, Tuan Ern