Ketika Roman bertanya demikian, para prajurit di sekitar sudah mengepung Luther dan Charlotte. Semua mata menatap mereka dengan penuh waspada.Luther menunduk sambil membalas, "Salam, Jenderal. Namaku Lucas. Ini adikku, Caroline.""Kamu terlihat familier, apa kita pernah bertemu?" tanya Roman dengan sorot mata tajam sembari mengamati Luther dari atas hingga bawah, seolah-olah sedang mencari kebenaran."Tahun lalu, Raja Ernest mengadakan pesta besar saat Jenderal pulang membawa kemenangan. Aku beruntung bisa hadir dan melihat kehebatan Jenderal. Aku nggak sangka Jenderal masih ingat padaku sampai sekarang," sahut Luther dengan pura-pura tersanjung.Ucapan Luther ini tidak sepenuhnya benar. Tahun lalu, Roman memang memenangkan perang dan Ernest mengadakan pesta besar. Tentu saja, Luther tidak punya waktu untuk menghadirinya. Semua ini adalah informasi yang diberikan oleh Simon. Demi berjaga-jaga, Luther menghafal semua data itu."Oh ya?" Roman memicingkan matanya sedikit sambil menatap L
Begitu melihat wajah menjengkelkan itu, Luther tanpa sadar mengerutkan alisnya. Dia sudah menduga akan bertemu kenalannya di pesta ini, makanya sengaja menyamar agar identitasnya tidak terungkap.Hanya saja, Luther tidak menyangka dia akan bertemu Helen dengan cara seperti ini. Kenapa dirinya bisa sesial ini?Untungnya, Helen tidak mengenali Luther. Sambil mempertahankan sikap tenang, Luther berinisiatif untuk meminta maaf. "Maaf, aku nggak melihatmu tadi. Kamu baik-baik saja, 'kan?""Cih! Dasar buta!" Helen bangkit, lalu membentak dengan gusar, "Kamu tahu siapa aku? Beraninya kamu menabrakku! Benar-benar cari mati!"Status Helen yang sekarang sudah berbeda dengan dulu. Siapa pun yang berani menyinggungnya berarti cari mati."Hei! Kamu sendiri yang nggak melihat jalan! Kamu yang menabrak orang, tapi malah menyalahkan kami! Nggak masuk akal sekali!" hardik Charlotte."Memangnya kamu siapa? Berani sekali kamu berteriak-teriak kepadaku!" Helen memelotot sambil bersikap makin angkuh. "Kupe
Luther sudah mengalah, bahkan bersedia mengaku salah. Alhasil, wanita gila ini malah merajalela dan bersikeras ingin memperbesar masalah. Luther tidak bisa menerima perlakuan seperti ini."Oke! Sepertinya kalian nggak akan jera sebelum diberi pelajaran! Pengawal, mereka membuat onar di kediaman Keluarga Luandi, bahkan main tangan denganku! Tangkap mereka!" seru Helen dengan angkuh.Seiring dengan perintah ini, pengawal di depan pintu bergegas mengepung Luther dan Charlotte. Bagaimanapun, Ariana sangat dekat dengan Ernest sekarang. Ibunya bahkan menjadi tamu terhormat acara ini. Tentu tidak ada yang berani menyinggung mereka."Tunggu!" Ketika para pengawal hendak menangkap Luther, Ariana tiba-tiba mendekat dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi? Kenapa membuat keributan di hari besar seperti ini? Kalian nggak tahu hari ini ulang tahun siapa?""Putriku, kamu datang tepat waktu!" Helen buru-buru mengadu, "Mereka menantangku barusan, bahkan main tangan. Mereka sama sekali ngga
Setelah menenangkan Helen, Ariana menghadap ke Luther dan Charlotte lagi dan berkata dengan tenang, "Tuan, Nona, aku minta maaf untuk insiden tadi, aku janji hal ini nggak akan terulang lagi. Maaf sudah membuat kalian terkejut."Setelah mengatakan itu, Ariana membungkuk dan memberi hormat sebagai tanda ketulusannya.Melihat adegan itu, para tamu di sekitar menganggukkan kepala sebagai tanda kagum terhadap Ariana. Sebagai anak angkat Ernest, status Ariana hanya di bawah Ernest, tetapi Ariana bersedia meminta maaf di depan umum. Ini adalah tindakan yang tidak mudah untuk dilakukan. Kesadaran Ariana akan kepentingan umum ini membuktikan Ernest tidak salah menilai seseorang."Nona Ariana terlalu segan. Kami juga nggak ingin memperbesar masalah ini. Menyelesaikan masalah ini dengan damai adalah pilihan terbaik," kata Luther sambil menganggukkan kepala."Tuan memang orang yang berlogika. Boleh tahu nama Tuan?" tanya Ariana dengan sopan."Namaku Lucas dan ini adalah adikku, Caroline," kata Lu
Saat berkata demikian, Ernest mengayunkan tangannya dan sikapnya sama sekali tidak angkuh."Ini adalah Tuan Ernest yang terkenal itu? Kenapa terlihat agak berbeda dengan yang kubayangkan?" kata Charlotte dengan aneh saat melihat paman gemuk di depannya yang ramah. Menurutnya, seorang pangeran harusnya memiliki aura yang dominan dan sangat berwibawa, sehingga orang-orang akan langsung menghormatinya begitu melihatnya. Namun, penampilan dan sikap Ernest membuatnya agak kecewa."Apa kamu merasa orang ini nggak sesuai dengan citra seorang pangeran?" tanya Luther sambil tersenyum."Benar. Dia terlihat nggak ada bedanya dengan orang biasa, beda jauh dengan Roman," kata Charlotte sambil menganggukkan kepala.Luther menggelengkan kepala. "Charlotte, kalau kamu berpikir seperti itu, kamu sudah salah besar. Saat ini Roman memang terlihat hebat, tapi dia memulai kariernya dengan memanfaatkan reputasi orang lain. Bukan hanya bisa memulai dengan cepat, tapi lebih mudah juga. Sementara itu, Tuan Ern
Setelah kain hitam itu dibuka, suasana di seluruh ruangan itu menjadi heboh. Semua orang terkejut saat menyadari ada seekor binatang buas yang terkurung di dalam kandang besi itu.Binatang buas itu menyerupai harimau, tetapi tubuhnya lebih besar dengan kulit yang hitam dan bersinar. Panjang kedua taringnya yang menonjol itu sekitar satu meter. Kukunya terlihat seperti cakar besi, bahkan masih menempel sedikit daging dan darah di atasnya. Penampilannya terlihat sangat ganas hingga membuat semua orang merinding. Untungnya, binatang buas itu masih tidur, sehingga tidak menunjukkan kekejamannya."Ayah Angkat, ini adalah seekor harimau hitam mutasi yang aku tangkap dari hutan belantara di perbatasan timur. Harimau ini adalah raja dari semua binatang buas dan sangat ganas. Bukan hanya kuat, kulitnya juga sangat keras hingga sulit dilukai dengan senjata dan sangat langka. Aku menghabiskan banyak tenaga untuk menangkap binatang ini dan akhirnya berhasil. Apa Ayah Angkat menyukainya?" kata Roma
Beberapa saat kemudian, harimau hitam yang sedang tidur akhirnya perlahan-lahan membuka matanya.Pada saat yang bersamaan, sekelompok pengawal bersenjata lengkap segera mengelilingi kandang dan waspada dengan reaksi harimau hitam itu. Jika harimau hitam itu bertindak aneh ataupun menggila, mereka akan langsung menundukkan harimau hitam itu.Harimau hitam itu seolah-olah menyadari situasinya. Melihat kerumunan di sekitarnya, dia tidak berani bertindak gegabah dan tetap patuh."Keluar!" teriak Roman.Setelah menggeram, harimau hitam itu keluar dari kandang besi dengan santai. Tubuhnya yang begitu besar terlihat sangat menakutkan. Roman yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar pun terlihat sangat kecil saat berdiri di depannya, seolah-olah Roman akan langsung tertelan jika dia membuka mulutnya."Aku dengar kamu bisa membedakan orang yang baik dan jahat, sekarang tunjukkanlah pada semuanya. Tentu saja, kalau kamu berani sembarangan, aku akan langsung membunuhmu!" kata Roman dengan
Melihat harimau hitam yang tiba-tiba berhenti, ekspresi Charlotte menjadi aneh dan hatinya gelisah. Dia tidak takut dengan harimau hitam itu, tetapi khawatir identitasnya akan terungkap."Paman, bukankah kamu bilang binatang buas ini nggak punya kemampuan membedakan yang baik dan jahat? Kenapa dia berhenti di depan kita? Apa dia menemukan sesuatu?" kata Charlotte sambil menggertakkan gigi."Mungkin hanya kebetulan saja, jangan khawatir. Tenang saja, dia akan segera pergi," hibur Luther dengan lembut.Namun begitu Luther mengatakan itu, harimau hitam itu tiba-tiba menundukkan kepala, sehingga taringnya yang panjang hampir saja mengenai kepala Luther dan embusan napasnya yang kuat mengenai wajah Luther. Terasa hangat dan sedikit bau amis.Luther menahan napasnya dan bergumam dalam hati, 'Saudara, sebaiknya kamu nggak sembarangan. Kalau nggak, aku akan membunuhmu.'Seolah-olah merasakan ancaman dari Luther, harimau hitam itu menggeram dan mengalihkan pandangannya ke Charlotte.Charlotte m