"Charlotte, ada banyak ahli bela diri di kediaman ini. Banyak tokoh besar yang akan datang nanti. Kamu harus hati-hati, jangan sampai ketahuan," pesan Luther dengan serius.Meskipun keduanya telah menyamar, ada banyak orang hebat di kediaman ini. Akan merepotkan jika mereka ketahuan.Terutama identitas Charlotte. Dia adalah Wanita Suci Sekte Sihir. Di mata orang-orang istana beserta pengikut ajaran benar, keberadaannya sama saja dengan momok besar yang harus disingkirkan. Itu sebabnya, mereka harus sangat berhati-hati."Tenang saja, Paman. Aku bukan anak kecil. Aku tahu batasan. Aku janji nggak akan menimbulkan masalah untukmu," sahut Charlotte sambil mengamati orang-orang kaya di sekitarnya dengan sorot mata serakah. Air liurnya bahkan hampir menetes ke luar."Tenang kepalamu!" tegur Luther dengan agak kesal. Dia sampai mengetuk kepala Charlotte. Kalau tahu seperti ini, dia tidak akan membawa gadis serakah ini keluar. Charlotte menatap semua orang kaya di sini seolah-olah sedang menat
Ketika Roman bertanya demikian, para prajurit di sekitar sudah mengepung Luther dan Charlotte. Semua mata menatap mereka dengan penuh waspada.Luther menunduk sambil membalas, "Salam, Jenderal. Namaku Lucas. Ini adikku, Caroline.""Kamu terlihat familier, apa kita pernah bertemu?" tanya Roman dengan sorot mata tajam sembari mengamati Luther dari atas hingga bawah, seolah-olah sedang mencari kebenaran."Tahun lalu, Raja Ernest mengadakan pesta besar saat Jenderal pulang membawa kemenangan. Aku beruntung bisa hadir dan melihat kehebatan Jenderal. Aku nggak sangka Jenderal masih ingat padaku sampai sekarang," sahut Luther dengan pura-pura tersanjung.Ucapan Luther ini tidak sepenuhnya benar. Tahun lalu, Roman memang memenangkan perang dan Ernest mengadakan pesta besar. Tentu saja, Luther tidak punya waktu untuk menghadirinya. Semua ini adalah informasi yang diberikan oleh Simon. Demi berjaga-jaga, Luther menghafal semua data itu."Oh ya?" Roman memicingkan matanya sedikit sambil menatap L
Begitu melihat wajah menjengkelkan itu, Luther tanpa sadar mengerutkan alisnya. Dia sudah menduga akan bertemu kenalannya di pesta ini, makanya sengaja menyamar agar identitasnya tidak terungkap.Hanya saja, Luther tidak menyangka dia akan bertemu Helen dengan cara seperti ini. Kenapa dirinya bisa sesial ini?Untungnya, Helen tidak mengenali Luther. Sambil mempertahankan sikap tenang, Luther berinisiatif untuk meminta maaf. "Maaf, aku nggak melihatmu tadi. Kamu baik-baik saja, 'kan?""Cih! Dasar buta!" Helen bangkit, lalu membentak dengan gusar, "Kamu tahu siapa aku? Beraninya kamu menabrakku! Benar-benar cari mati!"Status Helen yang sekarang sudah berbeda dengan dulu. Siapa pun yang berani menyinggungnya berarti cari mati."Hei! Kamu sendiri yang nggak melihat jalan! Kamu yang menabrak orang, tapi malah menyalahkan kami! Nggak masuk akal sekali!" hardik Charlotte."Memangnya kamu siapa? Berani sekali kamu berteriak-teriak kepadaku!" Helen memelotot sambil bersikap makin angkuh. "Kupe
Luther sudah mengalah, bahkan bersedia mengaku salah. Alhasil, wanita gila ini malah merajalela dan bersikeras ingin memperbesar masalah. Luther tidak bisa menerima perlakuan seperti ini."Oke! Sepertinya kalian nggak akan jera sebelum diberi pelajaran! Pengawal, mereka membuat onar di kediaman Keluarga Luandi, bahkan main tangan denganku! Tangkap mereka!" seru Helen dengan angkuh.Seiring dengan perintah ini, pengawal di depan pintu bergegas mengepung Luther dan Charlotte. Bagaimanapun, Ariana sangat dekat dengan Ernest sekarang. Ibunya bahkan menjadi tamu terhormat acara ini. Tentu tidak ada yang berani menyinggung mereka."Tunggu!" Ketika para pengawal hendak menangkap Luther, Ariana tiba-tiba mendekat dan bertanya dengan suara rendah, "Apa yang terjadi? Kenapa membuat keributan di hari besar seperti ini? Kalian nggak tahu hari ini ulang tahun siapa?""Putriku, kamu datang tepat waktu!" Helen buru-buru mengadu, "Mereka menantangku barusan, bahkan main tangan. Mereka sama sekali ngga
Setelah menenangkan Helen, Ariana menghadap ke Luther dan Charlotte lagi dan berkata dengan tenang, "Tuan, Nona, aku minta maaf untuk insiden tadi, aku janji hal ini nggak akan terulang lagi. Maaf sudah membuat kalian terkejut."Setelah mengatakan itu, Ariana membungkuk dan memberi hormat sebagai tanda ketulusannya.Melihat adegan itu, para tamu di sekitar menganggukkan kepala sebagai tanda kagum terhadap Ariana. Sebagai anak angkat Ernest, status Ariana hanya di bawah Ernest, tetapi Ariana bersedia meminta maaf di depan umum. Ini adalah tindakan yang tidak mudah untuk dilakukan. Kesadaran Ariana akan kepentingan umum ini membuktikan Ernest tidak salah menilai seseorang."Nona Ariana terlalu segan. Kami juga nggak ingin memperbesar masalah ini. Menyelesaikan masalah ini dengan damai adalah pilihan terbaik," kata Luther sambil menganggukkan kepala."Tuan memang orang yang berlogika. Boleh tahu nama Tuan?" tanya Ariana dengan sopan."Namaku Lucas dan ini adalah adikku, Caroline," kata Lu
Saat berkata demikian, Ernest mengayunkan tangannya dan sikapnya sama sekali tidak angkuh."Ini adalah Tuan Ernest yang terkenal itu? Kenapa terlihat agak berbeda dengan yang kubayangkan?" kata Charlotte dengan aneh saat melihat paman gemuk di depannya yang ramah. Menurutnya, seorang pangeran harusnya memiliki aura yang dominan dan sangat berwibawa, sehingga orang-orang akan langsung menghormatinya begitu melihatnya. Namun, penampilan dan sikap Ernest membuatnya agak kecewa."Apa kamu merasa orang ini nggak sesuai dengan citra seorang pangeran?" tanya Luther sambil tersenyum."Benar. Dia terlihat nggak ada bedanya dengan orang biasa, beda jauh dengan Roman," kata Charlotte sambil menganggukkan kepala.Luther menggelengkan kepala. "Charlotte, kalau kamu berpikir seperti itu, kamu sudah salah besar. Saat ini Roman memang terlihat hebat, tapi dia memulai kariernya dengan memanfaatkan reputasi orang lain. Bukan hanya bisa memulai dengan cepat, tapi lebih mudah juga. Sementara itu, Tuan Ern
Setelah kain hitam itu dibuka, suasana di seluruh ruangan itu menjadi heboh. Semua orang terkejut saat menyadari ada seekor binatang buas yang terkurung di dalam kandang besi itu.Binatang buas itu menyerupai harimau, tetapi tubuhnya lebih besar dengan kulit yang hitam dan bersinar. Panjang kedua taringnya yang menonjol itu sekitar satu meter. Kukunya terlihat seperti cakar besi, bahkan masih menempel sedikit daging dan darah di atasnya. Penampilannya terlihat sangat ganas hingga membuat semua orang merinding. Untungnya, binatang buas itu masih tidur, sehingga tidak menunjukkan kekejamannya."Ayah Angkat, ini adalah seekor harimau hitam mutasi yang aku tangkap dari hutan belantara di perbatasan timur. Harimau ini adalah raja dari semua binatang buas dan sangat ganas. Bukan hanya kuat, kulitnya juga sangat keras hingga sulit dilukai dengan senjata dan sangat langka. Aku menghabiskan banyak tenaga untuk menangkap binatang ini dan akhirnya berhasil. Apa Ayah Angkat menyukainya?" kata Roma
Beberapa saat kemudian, harimau hitam yang sedang tidur akhirnya perlahan-lahan membuka matanya.Pada saat yang bersamaan, sekelompok pengawal bersenjata lengkap segera mengelilingi kandang dan waspada dengan reaksi harimau hitam itu. Jika harimau hitam itu bertindak aneh ataupun menggila, mereka akan langsung menundukkan harimau hitam itu.Harimau hitam itu seolah-olah menyadari situasinya. Melihat kerumunan di sekitarnya, dia tidak berani bertindak gegabah dan tetap patuh."Keluar!" teriak Roman.Setelah menggeram, harimau hitam itu keluar dari kandang besi dengan santai. Tubuhnya yang begitu besar terlihat sangat menakutkan. Roman yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar pun terlihat sangat kecil saat berdiri di depannya, seolah-olah Roman akan langsung tertelan jika dia membuka mulutnya."Aku dengar kamu bisa membedakan orang yang baik dan jahat, sekarang tunjukkanlah pada semuanya. Tentu saja, kalau kamu berani sembarangan, aku akan langsung membunuhmu!" kata Roman dengan
"Pedang yang begitu cepat! Pengamatan yang sangat tajam!""Nggak disangka, jurus andalan Jenderal Benton bisa dihancurkan begitu saja. Sungguh tak terbayangkan!""Aku kira Jenderal Benton bisa membalikkan keadaan kita, tapi pada akhirnya dia tetap kalah."Melihat pedang besar yang patah dan ekspresi Benton yang terlihat terkejut, semua orang pun mulai berbisik-bisik. Mereka semua tahu jelas betapa kuatnya Benton. Sebagai seorang ahli grandmaster tahap sempurna, Benton hampir tak terkalahkan saat memegang pedang besarnya. Namun, pada saat kritis, jurus Benton malah dipatahkan dengan satu tebasan pedang Luther.Kekalahan Benton yang begitu mendadak dan mengejutkan, banyak orang yang merasa sayang. Mereka mengira dia hanya kurang beruntung, padahal dia memiliki peluang untuk menang.Namun, di mata ahli yang sebenarnya, keadaannya sama sekali berbeda. Dengan kondisi Benton yang sedang melancarkan jurus pemungkas dan tubuh yang sedang terikat, Luther malah masih mampu melayangkan serangan p
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.