"Oh? Sampai butuh ahli sebanyak itu dari Sekte Sihir yang turun tangan? Sepertinya bisnis ini nggak mudah," kata Luther dengan terkejut.Ada beberapa pesilat ulung tingkat master di belakang Charlotte, yang lainnya adalah ahli bela diri tingkat semi-master ataupun tingkat sejati tahap sempurna. Tim sekuat ini sangat langka dan cukup untuk menandingi Empat Keluarga Kerajaan."Memang nggak mudah karena orang yang memberikan bisnis ini adalah ...."Charlotte baru saja hendak melanjutkan perkataannya, tiba-tiba muncul seseorang di belakangnya yang menyela, "Wanita Suci, ini adalah rahasia penting Sekte Sihir, nggak boleh beri tahu orang luar!""Eh?"Charlotte langsung menoleh untuk menatapnya hingga orang tua itu terkejut dan merinding. "Aku katakan sekali lagi. Dia adalah guruku, bukan orang luar. Sebaiknya kamu perhatikan kata-katamu.""Hamba mohon maaf." Orang tua itu segera menundukkan kepala dengan ketakutan.Luther menggelengkan kepala. "Charlotte, sudahlah. Kalau ini adalah rahasia,
"Hah?" Melihat Yudas yang begitu emosional, ekspresi Lemar terlihat bingung. Apakah anak ini sudah gegar otak? Omong kosong apa ini?"Ayah, jangan diam saja, cepat sampaikan perintah ini. Kalau nggak, Keluarga Suratman akan dalam bahaya besar!" kata Yudas dengan sangat cemas. Dia ingat dengan jelas semua perkataan Luther semalam. Meskipun berhasil lolos, bukan berarti dia sudah benar-benar aman. Jika dia masih bersekutu dengan Keluarga Ghanim, mereka hanya akan berakhir mati.Perlu diketahui, Luther bukan hanya seorang ahli bela diri tingkat master, tetapi juga guru dari wanita suci Sekte Sihir. Hanya dengan satu kata dari Luther, Keluarga Suratman akan musnah. Jangankan keluarga bangsawan, mungkin Empat Keluarga Kerajaan pun akan tunduk di hadapan sekte kejahatan terbaik di dunia."Dokter, bukankah kamu bilang putraku baik-baik saja? Kenapa dia bicara omong kosong seperti ini begitu bangun?" tanya Lemar sambil menoleh ke arah dokter.Mendengar pertanyaan itu, dokter itu terdiam.Yudas
Yudas tidak peduli lagi dan langsung berterus terang."Kak Yudas, aku tahu kamu kesulitan, tapi seorang pria sejati agak kesulitan sedikit nggak masalah, 'kan? Apa kamu tega gadis lemah sepertiku ini menghadapinya sendiri?" Julia cemberut karena tidak puas dengan sikap pria di depannya ini."Sudahlah, aku malas memperdebatkan masa lalu denganmu lagi. Mulai sekarang, kamu jangan datang mencariku lagi. Mengenai pernikahan kita, aku umumkan akan batal sekarang juga!" kata Yudas dengan ekspresi dingin.Mata Julia membelalak karena tidak percaya apa yang didengarnya. "Pernikahan dibatalkan? Kak Yudas, omong kosong apa ini?""Nggak mengerti ya? Aku katakan sekali lagi, aku ingin membatalkan pernikahan kita!" kata Yudas dengan kuat."Membatalkan pernikahan?" Julia benar-benar bingung. Dia tidak menyangka pria di depannya ini akan mengatakan kata-kata seperti ini. Sebelumnya, pria ini selalu patuh dengannya dan berusaha menyenangkan hatinya, kenapa tiba-tiba berubah drastis hanya dalam semalam
Di ruang rapat Keluarga Ghanim. Begitu pulang ke rumah, Julia langsung menceritakan semua penderitaan yang dialaminya di rumah sakit kepada orang tuanya."Ayah, Ibu, Yudas benar-benar sangat menyebalkan! Bukan hanya ingin membatalkan pernikahan, dia juga ingin putus hubungan dengan Keluarga Ghanim. Aku hanya tanya beberapa hal saja, dia malah memukulku. Lihat saja wajahku sudah dipukul sampai begini. Aku nggak peduli, kali ini kalian harus membelaku!" kata Julia sambil melampiaskan semua amarah di hatinya, kelihatan jelas dia sangat marah dengan kejadian tadi. Dia adalah putri keluarga bangsawan, tentu saja dia tidak bisa menerima amarah ini karena sekarang dia dipukul orang dan juga pernikahannya dibatalkan.Giotto menggenggam tangan Julia dan berkata dengan heran, "Julia, kamu tenang dulu. Sikap Yudas biasanya dewasa dan stabil, bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal seperti ini? Kalian berdua sedang bertengkar ya?"Julia cemberut. "Aku nggak tahu. Aku dengar semalam dia terluka, j
Flanna menganggukkan kepala. "Julia, kamu pergi mengaturnya, aku akan bertemu dengan nyonya besar Keluarga Fabiano untuk mencari tahu situasi mereka.""Nggak masalah!" jawab Julia dengan cepat."Tunggu sebentar .... Bagaimana dengan Luther? Apa kita masih perlu menghabisinya?" tanya Giotto secara tiba-tiba.Julia mendengus. "Tentu saja! Orang ini sudah memanfaatkan kekuasaan orang lain untuk menindas orang, sampai kita dan Keluarga Suratman menjadi musuh. Aku harus membalas perbuatannya ini!""Untuk menghindari kecurigaan, nggak boleh kita sendiri yang turun tangan. Kita harus meminta orang lain yang melakukannya," kata Flanna untuk mengingatkan mereka.Julia menyipitkan mata dan berkata dengan nada dingin, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku punya cara untuk menghadapi pria berengsek ini."....Saat ini, sebuah mobil sedan perlahan-lahan berhenti di depan gerbang Perusahaan Farmasi Chuwardi. Begitu pintu mobil terbuka, Luther dan Charlotte keluar dari mobil itu."
Di tengah tatapan publik, Roselyn melangkah masuk dengan angkuh sambil menenteng tas bermerek dan mengenakan sepatu hak tinggi mewah. Di belakangnya, ada dua sekretaris pria tampan yang selalu siap melayaninya. Ditambah lagi, ada puluhan pengawal di sekitarnya sehingga terlihat sangat megah seperti seorang putri dari keluarga bangsawan."Kenapa dia datang ke sini?" kata Luther dengan heran. Sudah lama tidak bertemu, penampilan Roselyn jelas sudah berbeda. Namun hanya penampilannya saja yang mewah, auranya terlihat seperti orang kaya baru."Paman, kamu kenal dia?" tanya Charlotte dengan penasaran."Kenalan lama, tapi hubungan kami nggak begitu baik," jawab Luther."Pantas saja .... Melihat wajahnya, aku merasa sebal," kata Charlotte dengan cemberut."Orang-orang dari Perusahaan Farmasi Chuwardi, dengarkan baik-baik. Suruh bos kalian keluar, aku ingin membahas sebuah bisnis besar dengannya!" kata Roselyn dengan lantang setelah melepaskan kacamata hitamnya.Pada saat itu, seorang pria ber
"Dia punya token Raja Ernest, sepertinya latar belakangnya nggak sederhana!""Aku dengar belakangan ini Raja Ernest mengangkat seorang putri angkat, apa dia orangnya?"Setelah melihat token itu, semua orang mulai berbisik-bisik dengan terkejut. Perlu diketahui, murid biasa dari Keluarga Luandi saja tidak berhak memiliki token ini, hanya orang yang sangat dihormati Ernest yang akan memiliki token emas ini. Kelihatan jelas, betapa tingginya posisi wanita di depan mereka ini.Setelah menyadari situasinya, pria berjas itu segera berlutut di lantai dan berkata degan panik, "Nona Luandi ... maafkan aku, aku yang bersalah! Tadi aku sudah meremehkanmu dan kata-kataku kasar, mohon Nona Luandi memakluminya dan maafkan aku kali ini." Saat mengatakan itu, pria berjas itu terus membenturkan kepalanya ke lantai dengan keras."Huh! Sekarang baru tahu takut? Kenapa nggak seperti ini dari awal?" kata Roselyn dengan nada angkuh sambil mengangkat dagunya. Dia sangat menikmati perasaan dikagumi dan ditak
Setelah kebohongannya dibongkar, Roselyn langsung berkata dengan marah karena malu, "Kamu ... lancang! Luther, sekarang aku adalah orang dari Keluarga Luandi, kamu berani nggak menghormatiku? Kamu sudah bosan hidup ya?""Sudahlah, kamu nggak usah berpura-pura di depanku. Kita juga bukan pertama kali bertemu, aku sangat mengerti kepribadianmu," kata Luther dengan ekspresi yang tetap tenang.Roselyn memelototi Luther dan berteriak, "Omong kosong! Jangan merendahkan orang. Aku sudah berbeda dengan dulu, sampah sepertimu ini nggak akan bisa menandingi statusku yang sekarang seumur hidupmu. Aku perintahkan kamu untuk segera berlutut dan minta maaf padaku. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri konsekuensinya!"Luther tersenyum sinis. "Dasar orang aneh. Kamu benar-benar berpikir kamu bisa merendahkan orang lain dan bertindak sewenang-wenang karena statusmu naik?"Roselyn mengeluarkan token emasnya lagi dan berkata dengan angkuh, "Kenapa kalau aku bertindak sewenang-wenang? Apa kamu berani melawa