"Paman, kamu saja yang memutuskan harus bagaimana menangani orang ini," kata Charlotte sambil menunjuk Yudas yang berlutut di lantai dengan dagunya dan tatapan yang meremehkan.Pada saat itu, Yudas tiba-tiba tersadar kembali dan berkata dengan panik, "Luther ... jangan bunuh aku. Aku sudah tahu kesalahanku, aku nggak akan mengulanginya lagi. Aku jamin kelak nggak akan melawanmu lagi, tolong ampuni aku."Luther mendengus. "Ampuni kamu? Kalian terus-menerus berusaha mencelakaiku dengan berbagai trik yang kejam. Sekarang kamu masih berani memohonku untuk mengampunimu? Menurutmu, mungkinkah?"Yudas berlutut di lantai dan langsung merangkak ke hadapan Luther, lalu memegang ujung celananya dan berkata sambil menangis, "Kak Luther! Tuan Luther! Semua ini nggak ada hubungannya denganku, aku nggak pernah berniat untuk mencelakaimu. Semua ini adalah ide Julia si wanita gila itu, aku hanya mengikuti perintah saja. Tolong Tuan maafkan aku dan lepaskan aku ya?"Luther menyipitkan mata. "Julia? Coba
"Oh? Sampai butuh ahli sebanyak itu dari Sekte Sihir yang turun tangan? Sepertinya bisnis ini nggak mudah," kata Luther dengan terkejut.Ada beberapa pesilat ulung tingkat master di belakang Charlotte, yang lainnya adalah ahli bela diri tingkat semi-master ataupun tingkat sejati tahap sempurna. Tim sekuat ini sangat langka dan cukup untuk menandingi Empat Keluarga Kerajaan."Memang nggak mudah karena orang yang memberikan bisnis ini adalah ...."Charlotte baru saja hendak melanjutkan perkataannya, tiba-tiba muncul seseorang di belakangnya yang menyela, "Wanita Suci, ini adalah rahasia penting Sekte Sihir, nggak boleh beri tahu orang luar!""Eh?"Charlotte langsung menoleh untuk menatapnya hingga orang tua itu terkejut dan merinding. "Aku katakan sekali lagi. Dia adalah guruku, bukan orang luar. Sebaiknya kamu perhatikan kata-katamu.""Hamba mohon maaf." Orang tua itu segera menundukkan kepala dengan ketakutan.Luther menggelengkan kepala. "Charlotte, sudahlah. Kalau ini adalah rahasia,
"Hah?" Melihat Yudas yang begitu emosional, ekspresi Lemar terlihat bingung. Apakah anak ini sudah gegar otak? Omong kosong apa ini?"Ayah, jangan diam saja, cepat sampaikan perintah ini. Kalau nggak, Keluarga Suratman akan dalam bahaya besar!" kata Yudas dengan sangat cemas. Dia ingat dengan jelas semua perkataan Luther semalam. Meskipun berhasil lolos, bukan berarti dia sudah benar-benar aman. Jika dia masih bersekutu dengan Keluarga Ghanim, mereka hanya akan berakhir mati.Perlu diketahui, Luther bukan hanya seorang ahli bela diri tingkat master, tetapi juga guru dari wanita suci Sekte Sihir. Hanya dengan satu kata dari Luther, Keluarga Suratman akan musnah. Jangankan keluarga bangsawan, mungkin Empat Keluarga Kerajaan pun akan tunduk di hadapan sekte kejahatan terbaik di dunia."Dokter, bukankah kamu bilang putraku baik-baik saja? Kenapa dia bicara omong kosong seperti ini begitu bangun?" tanya Lemar sambil menoleh ke arah dokter.Mendengar pertanyaan itu, dokter itu terdiam.Yudas
Yudas tidak peduli lagi dan langsung berterus terang."Kak Yudas, aku tahu kamu kesulitan, tapi seorang pria sejati agak kesulitan sedikit nggak masalah, 'kan? Apa kamu tega gadis lemah sepertiku ini menghadapinya sendiri?" Julia cemberut karena tidak puas dengan sikap pria di depannya ini."Sudahlah, aku malas memperdebatkan masa lalu denganmu lagi. Mulai sekarang, kamu jangan datang mencariku lagi. Mengenai pernikahan kita, aku umumkan akan batal sekarang juga!" kata Yudas dengan ekspresi dingin.Mata Julia membelalak karena tidak percaya apa yang didengarnya. "Pernikahan dibatalkan? Kak Yudas, omong kosong apa ini?""Nggak mengerti ya? Aku katakan sekali lagi, aku ingin membatalkan pernikahan kita!" kata Yudas dengan kuat."Membatalkan pernikahan?" Julia benar-benar bingung. Dia tidak menyangka pria di depannya ini akan mengatakan kata-kata seperti ini. Sebelumnya, pria ini selalu patuh dengannya dan berusaha menyenangkan hatinya, kenapa tiba-tiba berubah drastis hanya dalam semalam
Di ruang rapat Keluarga Ghanim. Begitu pulang ke rumah, Julia langsung menceritakan semua penderitaan yang dialaminya di rumah sakit kepada orang tuanya."Ayah, Ibu, Yudas benar-benar sangat menyebalkan! Bukan hanya ingin membatalkan pernikahan, dia juga ingin putus hubungan dengan Keluarga Ghanim. Aku hanya tanya beberapa hal saja, dia malah memukulku. Lihat saja wajahku sudah dipukul sampai begini. Aku nggak peduli, kali ini kalian harus membelaku!" kata Julia sambil melampiaskan semua amarah di hatinya, kelihatan jelas dia sangat marah dengan kejadian tadi. Dia adalah putri keluarga bangsawan, tentu saja dia tidak bisa menerima amarah ini karena sekarang dia dipukul orang dan juga pernikahannya dibatalkan.Giotto menggenggam tangan Julia dan berkata dengan heran, "Julia, kamu tenang dulu. Sikap Yudas biasanya dewasa dan stabil, bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal seperti ini? Kalian berdua sedang bertengkar ya?"Julia cemberut. "Aku nggak tahu. Aku dengar semalam dia terluka, j
Flanna menganggukkan kepala. "Julia, kamu pergi mengaturnya, aku akan bertemu dengan nyonya besar Keluarga Fabiano untuk mencari tahu situasi mereka.""Nggak masalah!" jawab Julia dengan cepat."Tunggu sebentar .... Bagaimana dengan Luther? Apa kita masih perlu menghabisinya?" tanya Giotto secara tiba-tiba.Julia mendengus. "Tentu saja! Orang ini sudah memanfaatkan kekuasaan orang lain untuk menindas orang, sampai kita dan Keluarga Suratman menjadi musuh. Aku harus membalas perbuatannya ini!""Untuk menghindari kecurigaan, nggak boleh kita sendiri yang turun tangan. Kita harus meminta orang lain yang melakukannya," kata Flanna untuk mengingatkan mereka.Julia menyipitkan mata dan berkata dengan nada dingin, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku punya cara untuk menghadapi pria berengsek ini."....Saat ini, sebuah mobil sedan perlahan-lahan berhenti di depan gerbang Perusahaan Farmasi Chuwardi. Begitu pintu mobil terbuka, Luther dan Charlotte keluar dari mobil itu."
Di tengah tatapan publik, Roselyn melangkah masuk dengan angkuh sambil menenteng tas bermerek dan mengenakan sepatu hak tinggi mewah. Di belakangnya, ada dua sekretaris pria tampan yang selalu siap melayaninya. Ditambah lagi, ada puluhan pengawal di sekitarnya sehingga terlihat sangat megah seperti seorang putri dari keluarga bangsawan."Kenapa dia datang ke sini?" kata Luther dengan heran. Sudah lama tidak bertemu, penampilan Roselyn jelas sudah berbeda. Namun hanya penampilannya saja yang mewah, auranya terlihat seperti orang kaya baru."Paman, kamu kenal dia?" tanya Charlotte dengan penasaran."Kenalan lama, tapi hubungan kami nggak begitu baik," jawab Luther."Pantas saja .... Melihat wajahnya, aku merasa sebal," kata Charlotte dengan cemberut."Orang-orang dari Perusahaan Farmasi Chuwardi, dengarkan baik-baik. Suruh bos kalian keluar, aku ingin membahas sebuah bisnis besar dengannya!" kata Roselyn dengan lantang setelah melepaskan kacamata hitamnya.Pada saat itu, seorang pria ber
"Dia punya token Raja Ernest, sepertinya latar belakangnya nggak sederhana!""Aku dengar belakangan ini Raja Ernest mengangkat seorang putri angkat, apa dia orangnya?"Setelah melihat token itu, semua orang mulai berbisik-bisik dengan terkejut. Perlu diketahui, murid biasa dari Keluarga Luandi saja tidak berhak memiliki token ini, hanya orang yang sangat dihormati Ernest yang akan memiliki token emas ini. Kelihatan jelas, betapa tingginya posisi wanita di depan mereka ini.Setelah menyadari situasinya, pria berjas itu segera berlutut di lantai dan berkata degan panik, "Nona Luandi ... maafkan aku, aku yang bersalah! Tadi aku sudah meremehkanmu dan kata-kataku kasar, mohon Nona Luandi memakluminya dan maafkan aku kali ini." Saat mengatakan itu, pria berjas itu terus membenturkan kepalanya ke lantai dengan keras."Huh! Sekarang baru tahu takut? Kenapa nggak seperti ini dari awal?" kata Roselyn dengan nada angkuh sambil mengangkat dagunya. Dia sangat menikmati perasaan dikagumi dan ditak
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar