"Hah?" Melihat Yudas yang begitu emosional, ekspresi Lemar terlihat bingung. Apakah anak ini sudah gegar otak? Omong kosong apa ini?"Ayah, jangan diam saja, cepat sampaikan perintah ini. Kalau nggak, Keluarga Suratman akan dalam bahaya besar!" kata Yudas dengan sangat cemas. Dia ingat dengan jelas semua perkataan Luther semalam. Meskipun berhasil lolos, bukan berarti dia sudah benar-benar aman. Jika dia masih bersekutu dengan Keluarga Ghanim, mereka hanya akan berakhir mati.Perlu diketahui, Luther bukan hanya seorang ahli bela diri tingkat master, tetapi juga guru dari wanita suci Sekte Sihir. Hanya dengan satu kata dari Luther, Keluarga Suratman akan musnah. Jangankan keluarga bangsawan, mungkin Empat Keluarga Kerajaan pun akan tunduk di hadapan sekte kejahatan terbaik di dunia."Dokter, bukankah kamu bilang putraku baik-baik saja? Kenapa dia bicara omong kosong seperti ini begitu bangun?" tanya Lemar sambil menoleh ke arah dokter.Mendengar pertanyaan itu, dokter itu terdiam.Yudas
Yudas tidak peduli lagi dan langsung berterus terang."Kak Yudas, aku tahu kamu kesulitan, tapi seorang pria sejati agak kesulitan sedikit nggak masalah, 'kan? Apa kamu tega gadis lemah sepertiku ini menghadapinya sendiri?" Julia cemberut karena tidak puas dengan sikap pria di depannya ini."Sudahlah, aku malas memperdebatkan masa lalu denganmu lagi. Mulai sekarang, kamu jangan datang mencariku lagi. Mengenai pernikahan kita, aku umumkan akan batal sekarang juga!" kata Yudas dengan ekspresi dingin.Mata Julia membelalak karena tidak percaya apa yang didengarnya. "Pernikahan dibatalkan? Kak Yudas, omong kosong apa ini?""Nggak mengerti ya? Aku katakan sekali lagi, aku ingin membatalkan pernikahan kita!" kata Yudas dengan kuat."Membatalkan pernikahan?" Julia benar-benar bingung. Dia tidak menyangka pria di depannya ini akan mengatakan kata-kata seperti ini. Sebelumnya, pria ini selalu patuh dengannya dan berusaha menyenangkan hatinya, kenapa tiba-tiba berubah drastis hanya dalam semalam
Di ruang rapat Keluarga Ghanim. Begitu pulang ke rumah, Julia langsung menceritakan semua penderitaan yang dialaminya di rumah sakit kepada orang tuanya."Ayah, Ibu, Yudas benar-benar sangat menyebalkan! Bukan hanya ingin membatalkan pernikahan, dia juga ingin putus hubungan dengan Keluarga Ghanim. Aku hanya tanya beberapa hal saja, dia malah memukulku. Lihat saja wajahku sudah dipukul sampai begini. Aku nggak peduli, kali ini kalian harus membelaku!" kata Julia sambil melampiaskan semua amarah di hatinya, kelihatan jelas dia sangat marah dengan kejadian tadi. Dia adalah putri keluarga bangsawan, tentu saja dia tidak bisa menerima amarah ini karena sekarang dia dipukul orang dan juga pernikahannya dibatalkan.Giotto menggenggam tangan Julia dan berkata dengan heran, "Julia, kamu tenang dulu. Sikap Yudas biasanya dewasa dan stabil, bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal seperti ini? Kalian berdua sedang bertengkar ya?"Julia cemberut. "Aku nggak tahu. Aku dengar semalam dia terluka, j
Flanna menganggukkan kepala. "Julia, kamu pergi mengaturnya, aku akan bertemu dengan nyonya besar Keluarga Fabiano untuk mencari tahu situasi mereka.""Nggak masalah!" jawab Julia dengan cepat."Tunggu sebentar .... Bagaimana dengan Luther? Apa kita masih perlu menghabisinya?" tanya Giotto secara tiba-tiba.Julia mendengus. "Tentu saja! Orang ini sudah memanfaatkan kekuasaan orang lain untuk menindas orang, sampai kita dan Keluarga Suratman menjadi musuh. Aku harus membalas perbuatannya ini!""Untuk menghindari kecurigaan, nggak boleh kita sendiri yang turun tangan. Kita harus meminta orang lain yang melakukannya," kata Flanna untuk mengingatkan mereka.Julia menyipitkan mata dan berkata dengan nada dingin, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku punya cara untuk menghadapi pria berengsek ini."....Saat ini, sebuah mobil sedan perlahan-lahan berhenti di depan gerbang Perusahaan Farmasi Chuwardi. Begitu pintu mobil terbuka, Luther dan Charlotte keluar dari mobil itu."
Di tengah tatapan publik, Roselyn melangkah masuk dengan angkuh sambil menenteng tas bermerek dan mengenakan sepatu hak tinggi mewah. Di belakangnya, ada dua sekretaris pria tampan yang selalu siap melayaninya. Ditambah lagi, ada puluhan pengawal di sekitarnya sehingga terlihat sangat megah seperti seorang putri dari keluarga bangsawan."Kenapa dia datang ke sini?" kata Luther dengan heran. Sudah lama tidak bertemu, penampilan Roselyn jelas sudah berbeda. Namun hanya penampilannya saja yang mewah, auranya terlihat seperti orang kaya baru."Paman, kamu kenal dia?" tanya Charlotte dengan penasaran."Kenalan lama, tapi hubungan kami nggak begitu baik," jawab Luther."Pantas saja .... Melihat wajahnya, aku merasa sebal," kata Charlotte dengan cemberut."Orang-orang dari Perusahaan Farmasi Chuwardi, dengarkan baik-baik. Suruh bos kalian keluar, aku ingin membahas sebuah bisnis besar dengannya!" kata Roselyn dengan lantang setelah melepaskan kacamata hitamnya.Pada saat itu, seorang pria ber
"Dia punya token Raja Ernest, sepertinya latar belakangnya nggak sederhana!""Aku dengar belakangan ini Raja Ernest mengangkat seorang putri angkat, apa dia orangnya?"Setelah melihat token itu, semua orang mulai berbisik-bisik dengan terkejut. Perlu diketahui, murid biasa dari Keluarga Luandi saja tidak berhak memiliki token ini, hanya orang yang sangat dihormati Ernest yang akan memiliki token emas ini. Kelihatan jelas, betapa tingginya posisi wanita di depan mereka ini.Setelah menyadari situasinya, pria berjas itu segera berlutut di lantai dan berkata degan panik, "Nona Luandi ... maafkan aku, aku yang bersalah! Tadi aku sudah meremehkanmu dan kata-kataku kasar, mohon Nona Luandi memakluminya dan maafkan aku kali ini." Saat mengatakan itu, pria berjas itu terus membenturkan kepalanya ke lantai dengan keras."Huh! Sekarang baru tahu takut? Kenapa nggak seperti ini dari awal?" kata Roselyn dengan nada angkuh sambil mengangkat dagunya. Dia sangat menikmati perasaan dikagumi dan ditak
Setelah kebohongannya dibongkar, Roselyn langsung berkata dengan marah karena malu, "Kamu ... lancang! Luther, sekarang aku adalah orang dari Keluarga Luandi, kamu berani nggak menghormatiku? Kamu sudah bosan hidup ya?""Sudahlah, kamu nggak usah berpura-pura di depanku. Kita juga bukan pertama kali bertemu, aku sangat mengerti kepribadianmu," kata Luther dengan ekspresi yang tetap tenang.Roselyn memelototi Luther dan berteriak, "Omong kosong! Jangan merendahkan orang. Aku sudah berbeda dengan dulu, sampah sepertimu ini nggak akan bisa menandingi statusku yang sekarang seumur hidupmu. Aku perintahkan kamu untuk segera berlutut dan minta maaf padaku. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri konsekuensinya!"Luther tersenyum sinis. "Dasar orang aneh. Kamu benar-benar berpikir kamu bisa merendahkan orang lain dan bertindak sewenang-wenang karena statusmu naik?"Roselyn mengeluarkan token emasnya lagi dan berkata dengan angkuh, "Kenapa kalau aku bertindak sewenang-wenang? Apa kamu berani melawa
"Siapa yang berani membuat keributan di wilayahku?" kata Berry dengan ekspresi dingin. Terasa auranya yang sangat kuat di seluruh tempat yang dilewatinya, bahkan para pengawal yang menakutkan itu pun secara refleks memberinya jalan."Siapa kamu? Berani-beraninya kamu ikut campur dengan urusanku!" kata Roselyn sambil menyilangkan kedua tangannya dan mengangkat kepala. Dia tiba-tiba menyadari wanita di depannya ini ternyata lebih cantik, berbakat, dan kaya dari dirinya. Dia merasa cemburu."Aku adalah ketua Perusahaan Farmasi Chuwardi, aku yang mengurus semua urusan di sini," kata Berry dengan tenang."Kamu ketua ya? Kebetulan sekali kamu datang."Roselyn menunjuk pada Luther dan Charlotte, lalu berkata dengan angkuh, "Sekarang aku perintahkan kamu untuk segera mengusir mereka, nggak boleh berbisnis dengan mereka!""Usir mereka?"Setelah melihat Luther sekilas, Berry menatap Roselyn kembali dan berkata, "Maaf, aku nggak bisa melakukannya. Tuan Luther adalah mitraku dan juga pemegang saha