Di tengah tatapan publik, Roselyn melangkah masuk dengan angkuh sambil menenteng tas bermerek dan mengenakan sepatu hak tinggi mewah. Di belakangnya, ada dua sekretaris pria tampan yang selalu siap melayaninya. Ditambah lagi, ada puluhan pengawal di sekitarnya sehingga terlihat sangat megah seperti seorang putri dari keluarga bangsawan."Kenapa dia datang ke sini?" kata Luther dengan heran. Sudah lama tidak bertemu, penampilan Roselyn jelas sudah berbeda. Namun hanya penampilannya saja yang mewah, auranya terlihat seperti orang kaya baru."Paman, kamu kenal dia?" tanya Charlotte dengan penasaran."Kenalan lama, tapi hubungan kami nggak begitu baik," jawab Luther."Pantas saja .... Melihat wajahnya, aku merasa sebal," kata Charlotte dengan cemberut."Orang-orang dari Perusahaan Farmasi Chuwardi, dengarkan baik-baik. Suruh bos kalian keluar, aku ingin membahas sebuah bisnis besar dengannya!" kata Roselyn dengan lantang setelah melepaskan kacamata hitamnya.Pada saat itu, seorang pria ber
"Dia punya token Raja Ernest, sepertinya latar belakangnya nggak sederhana!""Aku dengar belakangan ini Raja Ernest mengangkat seorang putri angkat, apa dia orangnya?"Setelah melihat token itu, semua orang mulai berbisik-bisik dengan terkejut. Perlu diketahui, murid biasa dari Keluarga Luandi saja tidak berhak memiliki token ini, hanya orang yang sangat dihormati Ernest yang akan memiliki token emas ini. Kelihatan jelas, betapa tingginya posisi wanita di depan mereka ini.Setelah menyadari situasinya, pria berjas itu segera berlutut di lantai dan berkata degan panik, "Nona Luandi ... maafkan aku, aku yang bersalah! Tadi aku sudah meremehkanmu dan kata-kataku kasar, mohon Nona Luandi memakluminya dan maafkan aku kali ini." Saat mengatakan itu, pria berjas itu terus membenturkan kepalanya ke lantai dengan keras."Huh! Sekarang baru tahu takut? Kenapa nggak seperti ini dari awal?" kata Roselyn dengan nada angkuh sambil mengangkat dagunya. Dia sangat menikmati perasaan dikagumi dan ditak
Setelah kebohongannya dibongkar, Roselyn langsung berkata dengan marah karena malu, "Kamu ... lancang! Luther, sekarang aku adalah orang dari Keluarga Luandi, kamu berani nggak menghormatiku? Kamu sudah bosan hidup ya?""Sudahlah, kamu nggak usah berpura-pura di depanku. Kita juga bukan pertama kali bertemu, aku sangat mengerti kepribadianmu," kata Luther dengan ekspresi yang tetap tenang.Roselyn memelototi Luther dan berteriak, "Omong kosong! Jangan merendahkan orang. Aku sudah berbeda dengan dulu, sampah sepertimu ini nggak akan bisa menandingi statusku yang sekarang seumur hidupmu. Aku perintahkan kamu untuk segera berlutut dan minta maaf padaku. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri konsekuensinya!"Luther tersenyum sinis. "Dasar orang aneh. Kamu benar-benar berpikir kamu bisa merendahkan orang lain dan bertindak sewenang-wenang karena statusmu naik?"Roselyn mengeluarkan token emasnya lagi dan berkata dengan angkuh, "Kenapa kalau aku bertindak sewenang-wenang? Apa kamu berani melawa
"Siapa yang berani membuat keributan di wilayahku?" kata Berry dengan ekspresi dingin. Terasa auranya yang sangat kuat di seluruh tempat yang dilewatinya, bahkan para pengawal yang menakutkan itu pun secara refleks memberinya jalan."Siapa kamu? Berani-beraninya kamu ikut campur dengan urusanku!" kata Roselyn sambil menyilangkan kedua tangannya dan mengangkat kepala. Dia tiba-tiba menyadari wanita di depannya ini ternyata lebih cantik, berbakat, dan kaya dari dirinya. Dia merasa cemburu."Aku adalah ketua Perusahaan Farmasi Chuwardi, aku yang mengurus semua urusan di sini," kata Berry dengan tenang."Kamu ketua ya? Kebetulan sekali kamu datang."Roselyn menunjuk pada Luther dan Charlotte, lalu berkata dengan angkuh, "Sekarang aku perintahkan kamu untuk segera mengusir mereka, nggak boleh berbisnis dengan mereka!""Usir mereka?"Setelah melihat Luther sekilas, Berry menatap Roselyn kembali dan berkata, "Maaf, aku nggak bisa melakukannya. Tuan Luther adalah mitraku dan juga pemegang saha
"Plak!" Suara tamparan yang nyaring tiba-tiba bergema di seluruh aula. Roselyn yang tadi masih berteriak-teriak langsung terjatuh di lantai karena pusing dan ekspresinya terlihat bingung."Hah?" Semua orang di sekitar menjadi bengong dan mata mereka membelalak karena tidak percaya dengan adegan itu. Tidak ada yang menyangka Luther berani memukul orang dari Keluarga Luandi. Apalagi, Roselyn masih memegang token emas Keluarga Luandi yang berarti kedudukannya tinggi. Memukul Roselyn sama saja dengan memukul wajah Raja Ernest. Apakah orang ini sudah gila?"Kamu ... berani memukulku?" Roselyn memegang wajahnya merasa terkejut dan heran, tetapi dia lebih merasa tidak percaya dengan adegan ini. Sejak menjadi bagian dari Keluarga Luandi, dia selalu merasa berkuasa karena menjadi tokoh yang dikagumi semua orang. Biasanya, orang-orang akan mengikuti keinginannya dan menyanjungnya, bahkan tidak berani membantahnya. Namun, orang di depannya ini malah berani menampar wajahnya di depan umum. Apa mak
Masalahnya adalah Roselyn sudah melemparkan kata-kata ancaman yang kejam tadi, bukankah hanya akan mempermalukan dirinya saja jika mundur pada saat ini? Bagaimana dia akan bertahan di industri ini lagi kelak?Saat Roselyn tidak tahu apa yang harus dilakukan, tiba-tiba terdengar suara dengan nada dingin. "Nona Roselyn, nggak perlu merepotkan kekuatan Keluarga Luandi untuk menghadapi tokoh kecil seperti ini, serahkan pada kami saja."Seiring dengan suara itu, terlihat dua wanita muda cantik yang berpakaian mewah memasuki aula itu bersama-sama. Wanita di sebelah kiri yang mengenakan pakaian merah dengan ekspresi angkuh dan mulia adalah Julia.Sementara itu, wanita di sebelah kanan yang mengenakan pakaian putih dengan ekspresi dingin dan juga angkuh adalah wanita yang pernah bertemu dengan Luther beberapa kali, Gretel. Saat masih di Provinsi Narata sebelumnya, keduanya pernah bertengkar di taman kanak-kanak. Setelah itu, keduanya bertemu lagi di arena pacuan kuda Keluarga Morgana dan berte
Seiring dengan perintah Gretel, tiba-tiba ada dua kelompok orang yang masuk dari pintu. Satunya adalah pengawal Keluarga Fabiano satunya lagi adalah pengawal Keluarga Ghanim. Kedua kelompok itu adalah para elite yang dipilih dengan cermat dan jumlah mereka lebih banyak daripada pengawal yang dibawa Roselyn. Begitu memasuki aula, mereka langsung mengelilingi para petugas keamanan Perusahaan Farmasi Chuwardi. Situasi di antara kedua belah pihak kembali berbalik.Melihat adegan itu, para penonton segera mundur ke sudut karena takut akan terkena imbasnya. Kemunculan dua anggota keluarga bangsawan, satu anggota keluarga bangsawan, dan sekelompok pengawal dari ketiga keluarga itu membuat semua orang di sana tidak berani membuat masalah."Dilihat dari pengawal sebanyak ini, sepertinya kalian sudah mempersiapkannya dengan baik," kata Luther sambil menyipitkan mata. Meskipun dikelilingi begitu banyak orang, Luther tetap tidak merasa takut."Luther, mengingat hubungan kita dulu, aku bisa memohon
Para penonton itu tidak tahu apa yang terjadi, tetapi kelihatan jelas racun ini sangat mematikan."Kenapa bisa seperti ini?" Julia dan yang lainnya saling memandang dan mengernyitkan alis. Ada begitu banyak orang di aula itu, tetapi mengapa hanya pengawal mereka yang terjatuh ke lantai dan yang lainnya baik-baik saja? Apakah racun ini bisa membedakan siapa lawan mereka? Apa ini nggak terlalu berlebihan?""Luther, kamu yang melakukan ini?" Roselyn segera menyadari."Jangan asal tuduh, aku nggak melakukan apa pun," kata Luther sambil mengayunkan tangannya."Masih berani membantah? Jelas-jelas kamu yang diam-diam melakukan ini, kamu ini benar-benar kejam!" teriak Roselyn."Luther, segera berikan penawarnya. Kalau ada yang tewas, aku akan membunuhmu!" teriak Gretel dengan tegas. Para pengawal yang dibawanya hari ini adalah pengawal elite Keluarga Fabiano. Bukan hanya kuat, tetapi juga sangat setia. Mereka adalah elite yang dilatih dengan biaya yang besar dan cermat oleh Keluarga Fabiano. K