Melihat Charlotte yang tersenyum seperti gadis ramah, Julia dan yang lainnya merinding dan langsung berkeringat dingin. Gadis ini jelas-jelas terlihat tak berbahaya, tetapi kata-katanya begitu kejam. Gadis ini sudah meracuni mereka, tapi masih berani menyuruh mereka untuk bertahan sebentar lagi. Apakah kata-kata ini wajar? Dasar gila!"Siapa kamu? Berani-beraninya meracuni kami!" teriak Gretel dengan ekspresi ganas.Charlotte berkata sambil tersenyum ceria, "Nggak penting siapa aku. Sekarang, masalahnya adalah apa pilihan kalian? Kalian hanya punya dua pilihan yaitu kuracuni hingga mati atau minta maaf pada Paman dan ganti rugi.""Mau kami meminta maaf padanya? Jangan bermimpi!" kata Gretel dengan ekspresi tidak puas. Namun begitu ucapan itu dilontarkan, kepalanya makin sakit dan dia mulai merintih."Aku nggak peduli siapa kamu, segera berikan penawarnya. Kalau nggak, kamu akan menghadapi masalah besar!" Julia masih mencoba untuk mengancam."Menghadapi masalah besar?"Charlotte membung
"Obat penawar ... beri aku obat penawarnya! Aku sudah salah! Aku minta maaf!" Gretel akhirnya tidak tahan lagi dengan siksaan kematian sehingga mulai memohon dan meratap. Charlotte hanya berjongkok sambil menatapnya. Kedua tangannya menopang dagu. Dia tidak memperlihatkan reaksi apa pun."Kepalaku sakit sekali! Aku juga nggak tahan lagi! Aku akan minta maaf dan bayar kompensasi! Beri aku obat penawarnya!" Roselyn juga menyerah. Jika dibandingkan dengan nyawa, harga diri tidak ada apa-apanya. Sementara itu, Charlotte menatap Julia yang masih belum bersuara."Julia! Cepat ... cepat minta maaf! Wanita ini sudah gila! Kalau kamu nggak minta maaf, kita semua akan mati di sini!" seru Gretel dengan panik."Kalau terus diam, teman-temanmu akan mati lho," ucap Charlotte sambil tersenyum."Julia! Kenapa diam saja? Cepat minta maaf! Kalau mau mati, jangan libatkan kami!" teriak Gretel dengan cemas. Untuk apa berpura-pura lagi? Pada akhirnya, mereka memang harus menyerah."Aku akan minta maaf! Cep
"Cantik sekali! Auranya benar-benar elegan!""Siapa wanita cantik ini? Kenapa aku nggak pernah melihatnya?""Dari paras dan karismanya, dia bisa dibilang sebagai wanita tercantik di dunia!"Kemunculan Ariana membuat orang-orang sontak menjadi heboh. Baik itu pria ataupun wanita, semuanya terpana dengan kecantikannya.Ada banyak wanita cantik di Midyar, tetapi kecantikan Ariana termasuk langka di sini. Aura dingin di tubuhnya membuatnya terlihat seperti dewi yang turun dari kayangan dan tidak nyata."Kak!" Begitu melihat Ariana, Roselyn langsung menyambut dengan wajah berseri-seri, seolah-olah telah bertemu dengan penyelamatnya."Aku menyuruhmu datang untuk membahas kerja sama, tapi kamu malah gagal dan bahkan harus membayar kompensasi 200 miliar? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ariana dengan dingin."Aku ...." Roselyn seketika tidak bisa berkata-kata. Dia tidak mungkin memberi tahu Ariana bahwa dirinya mengambil token emas Ernest untuk menyombongkan diri, tetapi malah diberi pelaja
"Jadi menurutmu, mereka boleh menindas kami, tapi kami nggak boleh melawan? Memangnya orang nggak berkuasa seperti kami harus menerima penindasan dan penghinaan kalian begitu saja? Kami bahkan berdosa karena melindungi diri sendiri?" ejek Luther.Meskipun Ariana hilang ingatan, sikapnya sama sekali tidak berubah. Wanita ini tetap merasa diri sendiri paling benar dan tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah."Aku nggak ngerti ucapanmu. Kami datang untuk membahas bisnis. Kalau kamu pemegang saham Perusahaan Farmasi Chuwardi, kamu seharusnya memperlakukan kami dengan sopan, bukannya mengancam seperti ini," ujar Ariana sambil mengernyit."Kami tentu menyambut para tamu. Tapi kalau musuh yang datang, jangan salahkan kami bertindak kejam," sindir Luther."Kamu sudah salah dan membuat masalah, tapi masih nggak merasa menyesal?" tanya Ariana yang masih mengernyit."Nona, semua ini salah paham." Berry akhirnya maju untuk mencairkan suasana. "Nona Roselyn ini ngotot memotong barisan, bahk
"Luther, kamu dengar itu? Segera berlutut dan meminta maaf, lalu bayar kompensasi 600 miliar. Kalau nggak, aku akan membuatmu dipenjara seumur hidup!" seru Roselyn yang berkacak pinggang dengan angkuh.Dengan sokongan Ariana, Roselyn tidak takut pada apa pun. Dia memang bukan siapa-siapa, tetapi kakak sepupunya ini adalah putri angkat Ernest. Di kediaman Keluarga Luandi, Ariana yang paling dimanjakan. Sebagian besar aset Ernest bahkan telah diserahkan kepada Ariana.Bisa dibilang, status Ariana ini tidak ada bedanya dengan tuan putri Negara Drago. Siapa pun yang melihatnya pasti harus memberi hormat. Meskipun Luther punya kemampuan, dia tidak akan bisa dibandingkan dengan Ariana."Luther, Kak Ariana sangat dekat dengan Keluarga Luandi sekarang. Sebaiknya kamu pertimbangkan statusmu!" bentak Gretel sambil tersenyum sinis. Dia merasa sangat senang atas penderitaan Luther.Jika Luther mengaku salah dan meminta maaf, Gretel akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mempermalukannya. Namun, ad
Glek! Roselyn tanpa sadar menelan ludah. Sesudah tersadar, dia segera menjulurkan tangannya untuk mengorek tenggorokannya, berharap pil tersebut bisa dimuntahkan.Alhasil, setelah muntah beberapa kali, tidak ada hasil apa pun. Pil itu telah meleleh dan larut dalam tubuhnya.Saat ini, ekspresi Roselyn berubah drastis. Dia bertanya dengan suara bergetar, "A ... apa yang kamu berikan kepadaku?""Bukan apa-apa, hanya suplemen," jawab Charlotte sambil tersenyum."Kamu bohong! Itu jelas-jelas racun!" Roselyn sungguh panik sekarang."Eh, tertebak, ya? Maaf sekali," balas Charlotte dengan senyuman yang masih tidak berubah."Dasar siluman! Cepat berikan obat penawarnya kepadaku!" pekik Roselyn."Kusarankan kamu jangan emosional karena itu hanya akan membuatmu cepat mati. Omong-omong, racunnya nggak akan bekerja secepat itu. Kamu akan disiksa dengan perlahan sampai organ dalammu membusuk," jelas Charlotte."Apa?" Begitu mendengarnya, kedua kaki Roselyn sontak melemas. Dia memohon kepada Ariana,
Luther menarik napas dalam-dalam sambil menatap wajah familier itu. Kemudian, dia berucap dengan dingin, "Bukan aku yang keras kepala, tapi kamu terlalu percaya diri. Atas dasar apa kamu merasa semua ini salahku? Atas dasar apa kamu merasa aku berada di bawah kalian?""Masalah sudah seperti ini, tapi kamu masih mau berdalih?" Ariana mengernyit sambil membalas, "Aku sudah bertanya tadi, orang itu jelas mengatakan kamu yang bersalah. Jangan kira kamu bisa semena-mena di Midyar karena ada yang menyokongmu. Asal kamu tahu, ada banyak orang hebat yang bersembunyi di sini!""Sudahlah. Aku malas berbasa-basi denganmu, terserah kamu saja." Luther menggeleng, tidak ingin berdebat dengan Ariana lagi. Sifat wanita ini tidak ada bedanya dengan sebelum hilang ingatan. Dia tidak punya tenaga untuk berbicara panjang lebar lagi."Luther, sikap macam apa ini? Aku berniat baik menasihatimu, tapi kamu malah nggak mau dengar. Kalau sampai terjadi masalah, kamu baru akan menyesal!" Ariana seperti seorang i
"Tampan, sepertinya kita dalam masalah besar." Berry menatap orang-orang yang pergi itu, lalu berucap dengan cemas, "Keluarga Fabiano dan Keluarga Ghanim masih mending karena ada Tuan Hemdar yang membantu. Tapi, Keluarga Luandi nggak mudah untuk diusik. Ariana ataupun Daniel, mereka bukan orang yang bisa kita singgung."Sebenarnya, Berry tidak terlalu takut pada Ariana karena wanita ini punya reputasi yang baik. Ariana seharusnya tidak akan bersikap perhitungan pada mereka.Namun, hal ini tidak berlaku untuk Daniel. Pria ini memiliki reputasi yang buruk di dunia bisnis. Dia terkenal pendendam. Selain itu, dia selalu menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuannya."Nggak perlu cemas. Mereka pasti akan mencariku kalau ingin membalas dendam. Masalah ini nggak akan melibatkan perusahaan," sahut Luther."Tampan, aku bukan takut kamu melibatkan kami. Maksudku adalah kamu harus bersembunyi dulu untuk sementara waktu ini supaya nggak terkena masalah," nasihat Berry."Bersembunyi nggak akan
Saat ini, di sebuah vila mewah lainnya di dalam kota. Seorang mata-mata wanita yang mengenakan pakaian hitam dan jubah sedang melapor pada Nivan tentang hasil penyelidikannya."Tuan, belakangan ini orang-orang dari Keluarga Luandi sangat aktif. Mereka sedang sibuk membentuk aliansi dari delapan keluarga besar dan berbagai pihak lainnya. Banyak yang sudah berpihak pada Keluarga Luandi. Kalau terus membiarkan mereka seperti ini, ini akan menjadi ancaman besar bagi kita," kata mata-mata wanita itu sambil berlutut dengan satu kaki dan menundukkan kepala."Keluarga Luandi mendukung Kak Nolan, 'kan?" tanya Nivan yang duduk dengan tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Keluarga Luandi punya ambisi besar. Katanya mendukung, tapi sebenarnya mereka sedang menjadi Pangeran Nolan sebagai boneka untuk memperbesar kekuasaan mereka sendiri," kata mata-mata wanita itu yang mengungkapkan rahasia di balik semua itu. Dia sudah menyusup di Keluarga Luandi selama bertahun-tahun, sehingga sangat me
Malam harinya, dua pemuda sedang bermain catur dengan santai di sebuah vila mewah yang tersembunyi di dalam kota. Yang sebelah kirinya adalah pria yang baru saja bertamu ke Keluarga Paliama, Roman, sedangkan yang sebelah kanan adalah pangeran kedua yang bertubuh kekar dengan pakaian mewah, Nolan.Keduanya bermain catur dengan konsentrasi penuh, kadang-kadang melangkah dengan cepat dan kadang-kadang berpikir dengan lama. Setelah bermain sekitar sepuluh menit, Roman akhirnya mengaku kalah."Roman, beberapa hari nggak bertemu, kemampuan caturmu makin hebat. Aku hampir saja kalah," kata Nolan sambil mengusap janggutnya, terlihat agak terkejut."Pangeran Nolan terlalu memujiku. Kemampuan caturku nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan denganmu. Kalau Pangeran Nolan nggak sengaja mengalah, aku pasti sudah kalah sejak awal. Mana mungkin aku bisa bermain selam ini," kata Roman sambil tersenyum."Hahahaha ... kamu memang pandai berbicara," kata Nolan sambil tertawa terbahak-bahak dan ekspresiny
"Sebenarnya, kita nggak perlu bingung siapa yang lebih cocok menjadi kaisar. Yang lebih penting adalah siapa yang paling mungkin menjadi kaisar?" ucap Gandara tiba-tiba.Sebagai seorang pebisnis, Gandara selalu mengejar keuntungan secara maksimal. Jadi, dia tidak peduli siapa yang menjadi kaisar.Yang Gandara pedulikan adalah siapa yang lebih mungkin menjadi kaisar. Memilih orang itu dan mendukungnya adalah pilihan yang paling bijak."Siapa yang paling mungkin? Itu tergantung pada siapa yang punya paling banyak pendukung," ujar Gusdur sambil merenung."Oh ya, tadi aku lupa tanya, pangeran mana yang didukung oleh Keluarga Luandi?" Gema menepuk kepalanya.Setelah berdiskusi panjang lebar, mereka masih belum tahu siapa yang sebenarnya didukung oleh Keluarga Luandi."Aku rasa itu Pangeran Ketiga." Gandara menyipitkan mata dan menganalisis, "Pangeran Ketiga punya hubungan pribadi yang baik dengan Roman dan punya potensi yang luar biasa. Dia sangat disukai oleh Kaisar, jadi Keluarga Luandi m
Tanpa perlu kaisar turun tangan, orang-orang yang penuh ambisi itu akan menelan Keluarga Paliama tanpa menyisakan apa-apa. Sebaliknya, jika mereka memilih untuk berpihak dan pilihan mereka benar, Keluarga Paliama dapat berjaya selama ratusan tahun. Namun jika mereka salah, Keluarga Paliama bisa hancur hanya dalam semalam!Jadi, sekarang Ezra tidak tahu harus memilih yang mana. Masalah ini bukan masalah sepele. Jika salah langkah, semuanya akan berakhir dengan kekalahan."Biar aku pertimbangkan dulu. Aku belum bisa memberi jawaban kepada kalian saat ini," kata Ezra sekali lagi.Masalah ini berkaitan dengan banyak aspek. Jika Ezra membuat keputusan yang salah, semuanya akan hancur. Oleh karena itu, dia harus sangat hati-hati."Aku ngerti. Bagaimanapun, ini bukan perkara kecil. Tapi, aku harap kamu bisa segera memutuskan," ucap Roman dengan senyuman tipis."Adipati Ezra, Keluarga Paliama bukan satu-satunya yang ingin beraliansi melalui pernikahan dengan Keluarga Luandi. Waktu nggak menung
"Adipati Ezra, perjodohan di antara dua keluarga ini bukan hanya kehendakku, tapi juga kehendak ayah angkatku dan seluruh Keluarga Luandi," ujar Roman dengan tersenyum."Menurut aturan yang sudah diterima, pernikahan antara keluarga kerajaan yang masih berkerabat langsung nggak diperbolehkan. Apa kalian sudah lupa akan hal ini?" tanya Ezra dengan tenang."Berpegang pada aturan yang kaku nggak akan berguna untuk perkembangan," jawab Roman sambil menggeleng dan tersenyum. "Sekarang, Negara Drago sedang dalam masa kacau. Selain itu, aku dengar kesehatan Kaisar kurang baik dan ada kemungkinan dia akan menunjuk pewaris lebih awal dan mundur dari takhta.""Aku yakin Midyar akan mengalami kerusuhan dalam waktu dekat ini. Pada saat itu, baik Empat Keluarga Kerajaan, Delapan Keluarga Kaya, maupun kekuatan lainnya, semua akan terseret dalam pusaran ini. Makanya sebelum itu terjadi, aku harap Keluarga Luandi dan Keluarga Paliama bisa beraliansi melalui pernikahan untuk mengatasi kesulitan bersama
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar