"Lepaskan aku ...."Lukas terus berusaha meronta-ronta dengan wajah yang merah padam. Selain merasa terkejut, hatinya juga ketakutan! Selama ini, dia mengira bisa berbuat semena-mena di Jiloam karena memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Tak disangka, hari ini dia bertemu dengan seorang ahli tahap puncak!Selain itu, orang ini masih berusia 20-an. Orang ini sangat berbakat, bahkan di seluruh provinsi selatan. Mengapa orang berbakat seperti ini bisa muncul di sini?"Sialan! Anak ini ternyata begitu hebat, bahkan Pak Lukas juga bukan tandingannya!"Murid-murid sekolah bela diri terkejut dan terpaku, ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Beberapa murid yang lebih cerdik sudah mulai berusaha melarikan diri."Pak Lukas, sepertinya murid-muridmu ini kurang bisa diandalkan." Luther tersenyum."Siapa ... kamu sebenarnya?" Lukas menggertakkan giginya. Dia mencoba untuk melepaskan diri, tetapi tidak bisa mengeluarkan tenaganya sedikit pun."Tidak penting siapa aku sebenarnya. Pulanglah dan
Di sisi lain, di salah satu kantor di Rumah Sakit Sudarmo. Darwin sedang bersandar di kursi dan menutup matanya.Tok, tok .... Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Masuklah."Darwin perlahan-lahan membuka matanya dan melihat Farel masuk dengan ekspresi khawatir."Apa ada masalah?" Darwin tiba-tiba merasa cemas."Tuan Darwin, aku baru saja menerima kabar kemarin malam Pak Lukas dipukuli orang sampai luka parah," bisik Farel."Apa? Pak Lukas terluka parah? Siapa yang melakukan itu?" Ekspresi Darwin berubah.Ekspresi Farel menjadi serius dan berkata, "Luther! Pak Lukas yang turun tangan sendiri untuk menangkap orang ini. Tak disangka, dia malah kalah dan kultivasinya juga bahkan telah dilumpuhkan!""Luther? Anak ini punya kemampuan sehebat itu?" kata Darwin sambil mengernyitkan alisnya.Perlu diketahui, Lukas adalah salah satu bawahan Darwin yang paling andal. Selama ini, Lukas belum menemukan lawan yang sepadan. Keahliannya dalam seni bela diri membuat orang lain mera
"Tidak bisa diobati?"Darwin mengernyitkan alisnya dan ekspresinya terlihat muram. "Kalau begitu, hanya bocah yang bernama Luther itu yang bisa menyembuhkan penyakit putriku?""Hanya orang yang melakukan akupunktur itu yang bisa mengobatinya, jadi kamu harus mencari orang itu," kata dokter itu."Bocah ini benar-benar kejam! Dia malah melakukan trik murahan seperti ini!"Darwin menggertakkan giginya dan tatapan matanya penuh dengan niat jahat."Tuan Darwin, bagaimana sekarang?" tanya Farel.Usaha untuk membujuk Bianca sudah gagal dan Lukas juga dipukul hingga terluka parah. Baik dengan diskusi ataupun kekerasan juga tidak bisa. Dalam seketika, mereka merasa sepertinya tidak berdaya menghadapi Luther. Yang terpenting adalah nyawa Marie masih berada di tangan Luther. Meskipun dia berencana untuk balas dendam, saat ini dia menjadi merasa ragu juga dan tidak berani bertindak gegabah.Setelah merenung sejenak, Darwin akhirnya berkata, "Telepon bocah itu dan bersiap untuk bernegosiasi!""Baik
Melihat Helen yang bertindak kasar, Darius tidak bisa menahan diri dan berkata, "Sudah cukup! Sekarang bukan saatnya untuk menuntut tanggung jawab. Kita seharusnya saling membantu untuk menghadapi kesulitan dan melewati masa sulit bersama, bukan bertengkar di sini!""Mudah bagi Ayah berkata seperti itu, saat ini kita sedang menghadapi boikot dari Keluarga Sudarmo. Dalam beberapa hari lagi, kita mungkin akan bangkrut. Pada saat itu, tidak ada tempat lagi bagi kita di Jiloam!" Helen merasa sangat marah."Benar! Kalau bukan karena Luther membuat masalah dan membuat kita terlibat, mana mungkin Keluarga Warsono akan berada dalam situasi seperti ini sekarang?" Keenan dan sekelompok orang lainnya ikut berbicara."Luther, apa yang sebenarnya telah terjadi? Aku harap kamu bisa menjelaskannya kepadaku!" kata Ariana secara tiba-tiba.Saat ini, Ariana masih memberi kesempatan kepada Luther untuk menjelaskannya."Marie bertindak sewenang-wenang, aku hanya memberinya pelajaran," Luther tidak membant
"Hah?" Melihat anggota Keluarga Sudarmo yang berlutut, Keenan dan anggota Keluarga Warsono lainnya sontak tercengang. Mereka membelalakkan mata melihat kejadian ini dengan takjub. Mereka sama sekali tidak menyangka anggota Keluarga Sudarmo yang begitu mulia akan berlutut di hadapan mereka.Sejak kapan tokoh besar yang selalu semena-mena ini menjadi begitu rendah hati? Ada apa dengan mereka hari ini? Salah makan obat?"Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Bukankah mereka datang untuk balas dendam? Kenapa malah berlutut semuanya?""Apa yang sedang direncanakan Keluarga Sudarmo? Jangan-jangan mereka ada niat buruk lain yang tersembunyi?""Pasti ada yang tidak beres, menurutku Keluarga Sudarmo sepertinya akan melakukan hal yang mengerikan!"Melihat anggota Keluarga Sudarmo yang berlutut, anggota Keluarga Warsono sama sekali tidak terlihat senang. Sebaliknya, mereka malah merasa sangat ketakutan. Bahkan, ada beberapa orang yang langsung terhuyung-huyung karena kakinya terasa lemas.Sebab, ad
Setelah Marie dan beberapa orang lainnya pergi, anggota Keluarga Warsono masih belum tersadar dari keadaan tercengang. Mereka masih tidak berani membayangkan bahwa Nona Marie yang sangat mulia ini bukan hanya tidak menyalahkan mereka setelah dipukul hingga babak belur. Dia bahkan berinisiatif untuk merendahkan diri dan meminta maaf. Sungguh sulit dipercaya!"Ada apa dengan Keluarga Sudarmo hari ini? Kenapa mereka begitu rendah hati?""Iya nih! Kalau bukan karena aku mencubit diriku sendiri tadi, aku masih mengira semua ini hanya mimpi!""Jangan-jangan Nona Marie sudah jadi bijaksana? Dia menyadari kesalahannya dan datang untuk meminta maaf?""Sembarangan! Memangnya orang Keluarga Sudarmo itu orang baik?"Semua anggota Keluarga Warsono memberikan pendapat mereka secara bergantian. Suasana menjadi ricuh selama beberapa saat."Jangan-jangan, semua ini karena Luther?" Roselyn mengerutkan dahinya, dalam hatinya merasa ragu. Sejak kejadian memukul orang semalam, Luther tidak terlihat panik s
"Aku?" Ketika semua orang memandangnya, Roselyn langsung tertegun. Awalnya dia hanya datang untuk menyaksikan keramaian, tapi kenapa sekarang malah jadi kena getahnya?"Roselyn, ceritakanlah semua yang kamu lihat. Jangan menyembunyikan apa pun. Aku mau lihat bagaimana lagi orang ini bisa berdalih!" kata Helen sambil berkacak pinggang."Iya, Roselyn, katakanlah apa adanya. Kamu harus membongkar kebohongan orang ini!" sahut yang lainnya."Ini ...." Roselyn menghentikan ucapannya. Reaksinya ini membuat semua orang menjadi ragu, terutama Carlos. Saat ini, jantungnya berdetak kencang dan dahinya berkeringat dingin.Awalnya ketika mendengar ucapan Luther, dia sudah merasa sangat terkejut. Jika Roselyn juga mengetahui sesuatu dan membongkar kebohongannya, habislah harga diri Carlos di hadapan mereka semua."Roselyn, kamu yang paling jelas dengan semua kejadian semalam. Katakanlah semuanya kepada semua orang," ujar Luther dengan nada datar."Luther! Jangan buat onar lagi, jaga harga dirimu sed
"Plak!"Terdengar suara tamparan yang nyaring. Ariana menampar wajah Luther dengan keras. Luka Ariana yang sebelumnya dibalut dengan perban telah kembali robek karena menggunakan tenaga terlalu keras.Tetesan-tetesan darah mengalir melalui celah jarinya. Luther menyentuh wajahnya yang panas sambil berdiri diam di tempatnya dan terlihat tanpa ekspresi. Dia bisa menerima kesalahpahaman dan diremehkan, tetapi dia tidak bisa menerima wanita yang pernah menjadi istrinya menamparnya demi pria lain."Kenapa? Kenapa kamu tidak mau bertobat?"Ariana menggertakkan giginya dengan mata yang berkaca-kaca dan ekspresi yang terlihat kesal. Dia tidak mengerti kenapa Luther bisa menjadi seperti ini. Sifatnya picik, iri hati, menyebarkan fitnah, dan bahkan membalas kebaikan dengan kebencian. Semua sifat yang buruk itu berkumpul pada diri Luther. Dia ingin menggunakan tamparan ini membuat Luther sadar!"Huh! Bocah, ingin bersaing denganku? Masih terlalu dini!"Carlos diam-diam tersenyum sinis melihat mer