"Hah?" Ketika kedua pisau itu diarahkan ke leher Roselyn, dia langsung tertegun dan tidak sempat memberi respons. Dari saat masuknya para pembunuh itu ke dalam kamar dan Luther menjatuhkan tuduhan padanya, semua ini terjadi begitu cepat dan mendadak. Ketika menyadari situasinya, Roselyn sudah berada dalam bahaya."Luther sialan! Beraninya kamu menjebakku!"Melihat dirinya akan diculik, Roselyn sangat panik. "Kak, kalian salah paham! Aku bukan Ariana, kalian salah orang!""Huh! Kamu kira kami ini bodoh? Dia sudah bilang kalau kamu itu Ariana!" bentak pemimpin para pembunuh tersebut."Dia ... dia ... bicara sembarangan! Kalian jangan percaya padanya!" teriak Roselyn dengan cemas. Dia tidak menyangka Luther akan membalas dendam padanya dengan cara seperti ini. Pria itu sungguh keji!"Dari hasil penyelidikan kami, Ariana dirawat di kamar ini. Kalau kamu bukan Ariana, lalu kenapa kamu bisa ada di sini?" Pemimpin pembunuh itu memasang wajah ganas."Aku ... hanya numpang lewat ....""Sialan!
Malam perlahan-lahan makin larut, hujan turun makin deras. Sudah tidak terlihat seorang pun di jalanan yang sunyi ini. Pada saat itu, beberapa mobil Hummer hitam tiba-tiba melaju dengan cepat dari pintu gerbang dan memercikkan genangan air yang besar itu. Akhirnya, mobil-mobil itu berhenti di depan salah satu gedung rumah sakit.Saat pintu mobil terbuka, sekelompok pria bertubuh kekar dan tegap turun dari mobil. Di antara mereka, ada seorang pria yang mengisap sebatang cerutu dan tubuhnya yang berotot besar. Tinggi pria itu hampir 2 meter. Di tengah-tengah kerumunan, perawakannya tampak paling mencolok. "Pak Lukas! Orang itu ada di dalam, dia belum pergi."Pembunuh yang bernama Andy yang sebelumnya melarikan diri ini menunjuk ke salah satu lantai di gedung rumah sakit. Dia terus mengawasi situasinya dan menunggu bantuan datang."Aku kira, cukup kalian beberapa orang saja sudah bisa menangani masalah ini dengan mudah. Tapi ternyata aku harus turun tangan sendiri."Pria berjanggut itu m
"Siapa?"Keributan yang terjadi secara mendadak itu membuat semua orang terkejut. Awalnya, mereka mengira ada orang yang bunuh diri. Namun, setelah melihat dengan saksama, mereka baru menyadari bayangan manusia yang jatuh dari ketinggian itu sedang berdiri di tengah hujan deras. Tangannya masih memegang sebuah payung hitam. Orang itu terlihat misterius dan membuat orang merasa tertekan."Pak Luther! Bahaya! Cepat kabur!" teriak Levi.Orang dari Sekolah Bela Diri Naga sudah datang menyerang, tapi Luther malah tidak melarikan diri. Bukankah itu sama saja dengan cari mati sendiri?"Bocah! Apa kamu yang bernama Luther?" tanya Lukas ketika melihat sosok yang tinggi dan ramping itu dengan senyuman di bibirnya."Benar," jawab Luther."Hehe ... besar juga nyalimu. Setelah melihatku, malah nggak mau melarikan diri!" kata Lukas sambil tersenyum lebar."Kenapa harus melarikan diri? Aku sedang menunggumu," kata Luther dengan tenang.Lukas mengernyitkan alisnya. "Oh ya? Menarik juga, sudah lama sek
"Lepaskan aku ...."Lukas terus berusaha meronta-ronta dengan wajah yang merah padam. Selain merasa terkejut, hatinya juga ketakutan! Selama ini, dia mengira bisa berbuat semena-mena di Jiloam karena memiliki kemampuan bela diri yang hebat. Tak disangka, hari ini dia bertemu dengan seorang ahli tahap puncak!Selain itu, orang ini masih berusia 20-an. Orang ini sangat berbakat, bahkan di seluruh provinsi selatan. Mengapa orang berbakat seperti ini bisa muncul di sini?"Sialan! Anak ini ternyata begitu hebat, bahkan Pak Lukas juga bukan tandingannya!"Murid-murid sekolah bela diri terkejut dan terpaku, ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Beberapa murid yang lebih cerdik sudah mulai berusaha melarikan diri."Pak Lukas, sepertinya murid-muridmu ini kurang bisa diandalkan." Luther tersenyum."Siapa ... kamu sebenarnya?" Lukas menggertakkan giginya. Dia mencoba untuk melepaskan diri, tetapi tidak bisa mengeluarkan tenaganya sedikit pun."Tidak penting siapa aku sebenarnya. Pulanglah dan
Di sisi lain, di salah satu kantor di Rumah Sakit Sudarmo. Darwin sedang bersandar di kursi dan menutup matanya.Tok, tok .... Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu."Masuklah."Darwin perlahan-lahan membuka matanya dan melihat Farel masuk dengan ekspresi khawatir."Apa ada masalah?" Darwin tiba-tiba merasa cemas."Tuan Darwin, aku baru saja menerima kabar kemarin malam Pak Lukas dipukuli orang sampai luka parah," bisik Farel."Apa? Pak Lukas terluka parah? Siapa yang melakukan itu?" Ekspresi Darwin berubah.Ekspresi Farel menjadi serius dan berkata, "Luther! Pak Lukas yang turun tangan sendiri untuk menangkap orang ini. Tak disangka, dia malah kalah dan kultivasinya juga bahkan telah dilumpuhkan!""Luther? Anak ini punya kemampuan sehebat itu?" kata Darwin sambil mengernyitkan alisnya.Perlu diketahui, Lukas adalah salah satu bawahan Darwin yang paling andal. Selama ini, Lukas belum menemukan lawan yang sepadan. Keahliannya dalam seni bela diri membuat orang lain mera
"Tidak bisa diobati?"Darwin mengernyitkan alisnya dan ekspresinya terlihat muram. "Kalau begitu, hanya bocah yang bernama Luther itu yang bisa menyembuhkan penyakit putriku?""Hanya orang yang melakukan akupunktur itu yang bisa mengobatinya, jadi kamu harus mencari orang itu," kata dokter itu."Bocah ini benar-benar kejam! Dia malah melakukan trik murahan seperti ini!"Darwin menggertakkan giginya dan tatapan matanya penuh dengan niat jahat."Tuan Darwin, bagaimana sekarang?" tanya Farel.Usaha untuk membujuk Bianca sudah gagal dan Lukas juga dipukul hingga terluka parah. Baik dengan diskusi ataupun kekerasan juga tidak bisa. Dalam seketika, mereka merasa sepertinya tidak berdaya menghadapi Luther. Yang terpenting adalah nyawa Marie masih berada di tangan Luther. Meskipun dia berencana untuk balas dendam, saat ini dia menjadi merasa ragu juga dan tidak berani bertindak gegabah.Setelah merenung sejenak, Darwin akhirnya berkata, "Telepon bocah itu dan bersiap untuk bernegosiasi!""Baik
Melihat Helen yang bertindak kasar, Darius tidak bisa menahan diri dan berkata, "Sudah cukup! Sekarang bukan saatnya untuk menuntut tanggung jawab. Kita seharusnya saling membantu untuk menghadapi kesulitan dan melewati masa sulit bersama, bukan bertengkar di sini!""Mudah bagi Ayah berkata seperti itu, saat ini kita sedang menghadapi boikot dari Keluarga Sudarmo. Dalam beberapa hari lagi, kita mungkin akan bangkrut. Pada saat itu, tidak ada tempat lagi bagi kita di Jiloam!" Helen merasa sangat marah."Benar! Kalau bukan karena Luther membuat masalah dan membuat kita terlibat, mana mungkin Keluarga Warsono akan berada dalam situasi seperti ini sekarang?" Keenan dan sekelompok orang lainnya ikut berbicara."Luther, apa yang sebenarnya telah terjadi? Aku harap kamu bisa menjelaskannya kepadaku!" kata Ariana secara tiba-tiba.Saat ini, Ariana masih memberi kesempatan kepada Luther untuk menjelaskannya."Marie bertindak sewenang-wenang, aku hanya memberinya pelajaran," Luther tidak membant
"Hah?" Melihat anggota Keluarga Sudarmo yang berlutut, Keenan dan anggota Keluarga Warsono lainnya sontak tercengang. Mereka membelalakkan mata melihat kejadian ini dengan takjub. Mereka sama sekali tidak menyangka anggota Keluarga Sudarmo yang begitu mulia akan berlutut di hadapan mereka.Sejak kapan tokoh besar yang selalu semena-mena ini menjadi begitu rendah hati? Ada apa dengan mereka hari ini? Salah makan obat?"Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Bukankah mereka datang untuk balas dendam? Kenapa malah berlutut semuanya?""Apa yang sedang direncanakan Keluarga Sudarmo? Jangan-jangan mereka ada niat buruk lain yang tersembunyi?""Pasti ada yang tidak beres, menurutku Keluarga Sudarmo sepertinya akan melakukan hal yang mengerikan!"Melihat anggota Keluarga Sudarmo yang berlutut, anggota Keluarga Warsono sama sekali tidak terlihat senang. Sebaliknya, mereka malah merasa sangat ketakutan. Bahkan, ada beberapa orang yang langsung terhuyung-huyung karena kakinya terasa lemas.Sebab, ad