Saat pisau menggores leher Juno, darahnya pun menyembur. Jasad Juno tergeletak di lantai, dia bahkan tampak tersenyum."Ayah?" panggil Zeona yang terdiam di tempat. Darah Juno juga menyembur di wajahnya. Ekspresi Zeona terlihat sangat mengerikan.Sementara itu, para anggota Keluarga Caonata yang merasa sedih dan juga marah memanggil Juno."Pak Juno!""Kak Juno!"Mereka adalah orang kepercayaan Juno yang telah mendampinginya sejak lama. Sekarang, Juno mati karena bunuh diri. Ke depannya, Keluarga Caonata pasti terpuruk.Zeona yang tadinya masih terdiam akhirnya merasa lega. Dia berteriak, "Pelakunya sudah mati! Luther, kamu sudah lihat, 'kan? Ayahku sudah mati! Pelaku utamanya sudah menebus kesalahannya! Ini berarti masalahnya sudah selesai, 'kan?"Zeona memang merasa sedih atas kematian ayahnya, tetapi dia merasa senang karena bisa selamat. Menurut Zeona, asalkan Juno yang menggantikannya untuk menanggung kesalahan, dia pasti aman."Masalahnya selesai? Mana mungkin semudah itu?" sahut
"Yang Mulia, ini nggak ada hubungannya dengan kami. Kami nggak melakukan apa-apa!" Para anggota Keluarga Caonata terlihat panik. Mereka berlutut untuk memohon belas kasihan.Namun, Luther malah berkata dengan nada dingin, "Pada saat terjadi longsor salju, nggak ada sekeping salju pun yang nggak bersalah. Kalian sudah berkhianat, bekerja sama dengan musuh, dan menyebabkan Keluarga Caonata terpuruk. Beraninya kalian masih bilang nggak melakukan apa pun?""Ini ...." Para anggota Keluarga Caonata terdiam seketika. Sebelumnya, Keluarga Caonata adalah salah satu keluarga terkemuka di ibu kota provinsi, tetapi sekarang telah hancur.Orang-orang ini tentu tidak bisa lepas dari tanggung jawab. Jika pada awalnya, mereka tidak ikut campur dalam perang kekuasaan Keluarga Caonata, juga tidak memicu perselisihan internal dalam keluarga, mungkin mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Sayangnya, penyesalan tidak ada gunanya."Aku nggak peduli dengan kesalahan kalian. Setelah Bianca bangun, di
Luther berkata, "Itu memang rencana yang bagus, tapi kenapa aku harus taruhan denganmu? Nyawamu ada di tanganku sekarang. Apa kamu berhak taruhan denganku?"Mendengar itu, Harry tampak menggigit bibirnya. Dia akhirnya berucap dengan serius, "Aku punya peta harta karun. Ini adalah hasil pencarianku selama bertahun-tahun. Aku bersedia pakai itu untuk taruhan denganmu!"Kalau bukan karena keputusasaan, Harry tidak akan pernah mengungkapkan rahasia ini. Secara keseluruhan, peta harta karun Keluarga Caonata dibagi menjadi tiga bagian. Dia mendapatkan salah satunya secara kebetulan.Harry bahkan mengetahui beberapa rahasia di antaranya. Justru karena hal inilah, dia diam-diam membuat rencana dan jebakan untuk merebut peta harta karun yang dimiliki oleh Keluarga Caonata. Tidak disangka, sebelum peta harta karun kedua didapatkannya, Harry sudah tertimpa masalah seperti ini. Kini, dia hanya bisa bertaruh dengan peta yang dimilikinya."Ternyata kamu juga punya peta harta karun, pantas saja nggak
"Bagus. Kamu yang bilang sendiri!" ucap Harry yang terlihat bersemangat. Ini adalah satu-satunya kesempatan bagi keluarganya untuk membalikkan keadaan, jadi tentu tidak boleh terlewatkan."Ayo, minggir. Semuanya, tolong menjauh. Duel akan segera dimulai, kalian jangan mengganggu," seru Huston dengan lugas. Dia meminta semua orang di sekitar menjauh. Meskipun sudah lama tidak bertemu, dia tetap percaya pada Luther. Julukan Putra Kirin milik kakaknya itu bukanlah pajangan, tetapi telah dibuktikan dengan aksi nyata.Sepuluh tahun yang lalu, banyak genius berbakat yang bermunculan sehingga persaingan di Midyar sangat sengit. Para jagoan saling beradu satu sama lain. Alhasil, Luther yang luar biasa tiba-tiba muncul. Dengan kekuatannya sendiri saja, dia bisa menaklukkan para jagoan dan membuat mereka kabur tergesa-gesa.Di seluruh Midyar, hampir tidak ada yang setara dengannya. Sejak saat itu, nama Luther telah menjadi mimpi buruk bagi para genius, serta membuat mereka ketakutan. Bahkan, par
Pedang Harry terlihat cepat dan ganas. Begitu digerakkan, itu bagaikan pelangi yang menembus langit. Angin kencang berembus di semua tempat yang dilaluinya. Debu terlihat beterbangan, bahkan udara pun terkoyak. Pemandangan itu sangat menakutkan."Pedangnya cepat sekali. Aura pedangnya sangat menakutkan. Dia memang pantas menjadi master bela diri!""Dengan serangan pedang seperti itu, bahkan dewa dan iblis akan mundur. Aku yakin Luther nggak akan bisa menghadapinya!""Aku punya firasat, Harry bisa meraih kemenangan dengan satu serangan ini!"Saat melihat ayunan pedang yang menakjubkan dari Harry, anggota Keluarga Sunaryo tampak sangat bersemangat. Mereka seolah-olah yakin bahwa Harry sudah pasti akan menang. Bahkan, Bintara yang sebelumnya masih cemas, kini juga tampak lega. Barusan, dia khawatir bahwa cucunya tidak benar-benar mencapai tingkat master bela diri. Namun, kini semua kekhawatirannya telah sirna.Harry bahkan terlihat lebih kuat daripada kebanyakan master bela diri. Dengan b
Aura Harry langsung berubah drastis dan kekuatannya meningkat dua kali lipat."Oh? Kamu akan bertarung habis-habisan?" tanya Luther dengan ekspresi sedikit terkejut.Jelas bahwa Harry baru saja mengonsumsi semacam obat rahasia yang dapat secara signifikan meningkatkan kekuatannya dalam waktu singkat. Namun, harga yang harus dibayarnya adalah mengorbankan potensi dan vitalitas. Siapa pun tidak akan mengonsumsinya, kecuali dalam situasi genting yang menyangkut nyawa."Itu adalah Pil Darah Ganas. Harry telah mengonsumsi Pil Darah Ganas!" Pada saat itu, terdengar teriakan seseorang dari kerumunan."Apa? Pil Darah Ganas? Bukankah itu obat terlarang?""Meskipun Pil Darah Ganas bisa memicu potensi tubuh menjadi dua kali lebih kuat, efek sampingnya sangat besar. Bukan hanya bisa kehilangan setengah nyawanya, tapi juga bisa membuat orang menjadi gila!""Ya ampun! Harry sudah nggak mau hidup lagi? Dia bahkan berani mengonsumsi Pil Darah Ganas?"Melihat perubahan besar dari Harry, orang-orang tak
"Apa?"Begitu melihat Harry yang tersungkur ke lantai, seluruh kerabat Keluarga Sunaryo sontak tercengang. Awalnya mereka kira dengan bantuan Pil Darah Ganas, Harry bisa membalikkan keadaan. Tidak disangka, Harry langsung kalah hanya dalam satu serangan. Dia bahkan kalah dengan sangat menyedihkan.Sebuah tinju yang dilayangkan oleh Luther mampu mematahkan pedang Harry, bahkan membuat pemilik pedang itu terluka. Serangan ini benar-benar mengerikan!"Gawat! Kita nggak tertolong lagi sekarang!" pekik Bintara dengan panik. Kedua tungkainya terasa lemas sehingga dia terduduk di lantai. Wajahnya juga pucat.Wajah para kerabatnya juga tampak sangat putus asa. Mereka terlalu membanggakan Harry dan meremehkan Luther. Kemampuan Harry dan Luther berbeda jauh. Genius yang mereka banggakan bukanlah lawan yang sepadan bagi Luther. Sekalipun mempertaruhkan nyawanya, itu juga tidak akan bisa melukai Luther."Kemampuanmu hanya begini? Kamu bahkan nggak bisa melawan Yogi, kenapa kamu berani melawanku?"
Di antara orang-orang seusianya, Harry yang paling menonjol. Orang lain harus berusaha keras selama bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil yang baik, sedangkan Harry bisa mendapatkannya dengan mudah tanpa tekanan sedikit pun.Harry selalu mengira dirinya adalah orang terpilih dan memiliki kedudukan tertinggi. Namun sekarang, dia baru mengerti bahwa di atas langit masih ada langit. Bakat dan prestasi yang selama ini dia banggakan, tidak berarti apa-apa di hadapan Luther."Ternyata aku bagaikan katak dalam tempurung," tutur Harry yang sangat terpukul seraya tersenyum getir.Kala ini, Harry benar-benar terpuruk dan tidak memiliki semangat tempur lagi. Yang tersisa di dalam dirinya hanya keputusasaan. Dia selalu menang seumur hidupnya, ini pertama kalinya dia kalah. Kekalahan ini telah menghancurkan hidupnya."Kalau berani bertarung, kamu juga harus bersedia menerima kekalahan. Serahkan peta harta karunnya," ujar Luther berjalan ke arah Harry dan menatapnya dari atas.Harry tidak memberika