Di antara orang-orang seusianya, Harry yang paling menonjol. Orang lain harus berusaha keras selama bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil yang baik, sedangkan Harry bisa mendapatkannya dengan mudah tanpa tekanan sedikit pun.Harry selalu mengira dirinya adalah orang terpilih dan memiliki kedudukan tertinggi. Namun sekarang, dia baru mengerti bahwa di atas langit masih ada langit. Bakat dan prestasi yang selama ini dia banggakan, tidak berarti apa-apa di hadapan Luther."Ternyata aku bagaikan katak dalam tempurung," tutur Harry yang sangat terpukul seraya tersenyum getir.Kala ini, Harry benar-benar terpuruk dan tidak memiliki semangat tempur lagi. Yang tersisa di dalam dirinya hanya keputusasaan. Dia selalu menang seumur hidupnya, ini pertama kalinya dia kalah. Kekalahan ini telah menghancurkan hidupnya."Kalau berani bertarung, kamu juga harus bersedia menerima kekalahan. Serahkan peta harta karunnya," ujar Luther berjalan ke arah Harry dan menatapnya dari atas.Harry tidak memberika
Setelah semua urusan sudah beres, Luther membawa pasukan kembali ke Vila Embun. Bianca dan Belinda masih belum sadarkan diri. Luther juga tidak berniat membangunkan mereka berdua. Kevin dan Juno sudah tewas. Keluarga Caonata menjadi terpecah belah. Bagi Bianca, ini adalah pukulan yang sangat besar. Dia tentu saja tidak bisa menerimanya.Yang bisa Luther lakukan sekarang hanya mempersiapkan pemakaman Juno. Dia akan berusaha untuk mengurangi kesedihan Bianca. Ayahnya telah meninggal, tidak ada lagi yang bisa memahami Bianca sekarang. Dia harus melewati kesedihan ini sendirian.Kala ini, Luther sedang memberikan perintah di ruang pertemuan."Kita nggak bisa menyentuh kekayaan Keluarga Caonata untuk sementara waktu. Kali ini, Keluarga Caonata sangat hancur dan perlu ditata ulang. Orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi sudah ditahan. Kita akan menanganinya lagi setelah Bianca bangun. Satu hal lagi, pemakaman Juno harus dilakukan sesuai standar tertinggi. Nggak boleh terjadi kesalahan s
"Benarkah? Bagaimana dengan Pemberontakan Kota Terlarang 10 tahun yang lalu?" tanya Luther dengan dingin."Hah?" pekik Huston. Raut wajahnya sontak menegang begitu mendengar ucapan Luther. Dia terdiam sejenak, lalu menatap ibunya.Pemberontakan Kota Terlarang yang terjadi 10 tahun lalu adalah hal tabu bagi Kerajaan Atlandia dan Negara Drago. Sejak saat itu, kejadian tersebut ditutup dengan rapat dan tidak seorang pun yang berani mengungkitnya. Huston benar-benar tidak menduga bahwa Luther akan mengungkit kejadian itu."Gerald, yang lalu biarlah berlalu. Kejadian itu sudah berakhir. Nggak perlu diungkit lagi," ucap Haruna sembari menggeleng."Berakhir?" Luther menatap Haruna dan bertanya, "Kematian ibuku masih belum jelas. Para pengawal pribadiku juga mati mengenaskan. Bagaimana bisa berakhir begitu saja?""Aku juga sangat sedih atas kematian ibumu. Tapi, pembunuh sebenarnya sudah dijatuhi hukuman mati. Semua orang yang terlibat juga sudah dimusnahkan. Sudah waktunya untuk melupakan den
"Membantuku?" Mendengar ini, Luther seketika tertegun. Da membalas dengan bingung, "Baginda Ratu, dilihat dari statusmu, sepertinya nggak mudah untuk ikut campur dalam urusan ini."Pemberontakan 10 tahun yang lalu tidak akan terjadi tanpa campur tangan kekuasaan kekaisaran. Haruna adalah kerabat kaisar. Dengan status seperti ini, Luther tentu saja tidak percaya."Kenapa? Apa menurutmu aku nggak bisa membantumu? Atau jangan-jangan kamu nggak memercayaiku?" tanya Haruna."Aku hanya khawatir akan merepotkan Baginda," jawab Luther dengan ragu-ragu."Gerald, aku tahu kamu meragukanku, tapi aku benar-benar ingin membantumu." Haruna menambahkan dengan tulus, "Sekarang, statusku adalah Ratu Wedani sekaligus ibu tirimu. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Aku yakin kamu tahu maksud pepatah ini.""Aku mengerti, tapi aku sangat penasaran kenapa Baginda mau membantuku?" tanya Luther."Selama ini, kerajaan diam-diam menyelidiki peristiwa 10 tahun yang lalu d
Atlandia yang sangat kuat sekalipun tidak mungkin berbuat semena-mena di bawah kekuasaan Kaisar. Apalagi, masalah ini juga sangat sensitif. Orang Istana Atlandia tidak mungkin bisa terang-terangan terlibat."Aku mengerti, terima kasih atas bantuanmu, Bibi Haruna," ucap Luther. Dia berdiri dan membungkuk untuk mengungkapkan terima kasih dengan tulus. Dia sangat menghargai informasi yang diberikan Haruna ini. Tidak hanya mendapat peluang baru untuk menyelidiki kebenaran, kini bertambah satu orang lagi yang mendukungnya."Nggak perlu sungkan, kita semua keluarga," sahut Haruna.Haruna buru-buru membantu Luther kembali berdiri tegak. Kemudian, dia mengingatkan dengan serius, "Gerald, aku nggak akan menghentikanmu membalas dendam. Tapi, kamu harus mengerti, satu perbuatan saja bisa membuat dampak yang sangat besar. Jangan sampai kamu kehilangan arah dan mengecewakan orang-orang yang kamu sayangi.""Aku nggak akan melupakan nasihat Bibi Haruna," ujar Luther sambil mengangguk."Kak, kalau kel
Sore itu, setelah Haruna dan Huston beristirahat di kamar masing-masing, Luther memanggil semua ketua aula Faksi Kirin ke ruang pertemuan. Dia hendak mengadakan pertemuan penting.Luther duduk di kursi utama dan meminta semua orang untuk ikut duduk. Kemudian, dia berkata, "Hari ini sungguh sibuk. Semuanya, terima kasih atas kerja keras kalian. Aku memanggil kalian semua karena ada dua hal yang ingin aku umumkan. Pertama, aku menunjuk Johan sebagai wakil ketua. Mulai sekarang, dia bertugas membantuku mengatur semua urusan di Faksi Kirin."Mendengar itu, semua ketua aula sontak berdiri dan berujar pada Johan, "Selamat Tuan Johan!"Johan adalah anggota senior faksi yang sangat kuat. Selain kesetiaannya pada Faksi Kirin, dia juga sangat kompeten dalam menjalankan tugas. Terlebih lagi, dia adalah tangan kanan kepercayaan Luther. Berhubung Johan memang layak diangkat menjadi wakil ketua, semua orang di sana setuju dan mendukungnya."Terima kasih atas kepercayaan Tuan Luther! Aku berjanji aka
Ucapan Luther langsung membuat suasana di sana gempar. Setiap ketua aula tampak sangat antusias. Bohong jika mengatakan bahwa mereka tidak iri pada Johan yang mendapatkan Pil Pengumpul Roh. Bagaimanapun, pil itu adalah harta karun langka. Namun, janji Luther barusan seketika menghapus kecemburuan mereka dan menggantinya dengan harapan.Ternyata Luther telah menyiapkan pil yang sama untuk setiap orang di sana. Dia benar-benar pemimpin yang adil! Sikapnya yang tidak membeda-bedakan langsung menerima pujian dan rasa kagum semua orang di sana."Terima kasih, Tuan Luther!""Kami berjanji untuk bekerja sebaik mungkin bagi Tuan Luther!"Semua ketua aula berlutut dan menyampaikan rasa terima kasih mereka dengan hormat.Luther mengisyaratkan semua orang untuk berdiri. Kemudian, dia berkata dengan lantang, "Kita semua adalah saudara satu faksi, nggak perlu sesungkan itu. Aku nggak berani menjanjikan hal yang muluk-muluk, tapi aku bisa menjamin satu hal. Mulai kini, kita semua akan berbagi suka d
Waktu berlalu dengan cepat. Dalam sekejap mata, tiga hari telah berlalu. Proses pemakaman Kevin telah selesai. Abu kremasinya diletakkan di Aula Leluhur Kediaman Caonata supaya bisa didoakan generasi berikutnya.Selama beberapa waktu ini, Keluarga Caonata telah menghadapi cobaan yang tiada henti. Keluarga besar itu pada akhirnya tercerai-berai. Setelah pemakaman, Jericho yang selama ini tidak ikut campur urusan keluarga mengadakan rapat keluarga. Semua anggota Keluarga Caonata diwajibkan untuk hadir.Saat ini, Jericho tengah duduk di kursi utama ruang pertemuan Keluarga Caonata. Kedua tangannya bertumpu pada tongkat dan ekspresinya tampak serius. Orang-orang yang duduk di sisi kiri dan kanannya adalah tulang punggung Keluarga Caonata yang tersisa.Kevin dan Juno sudah mati, sementara Billy menghilang. Dua dari tiga putra Jericho telah mati, sedangkan yang satunya tidak bisa ditemukan. Belum lagi, ada beberapa masalah internal dan eksternal yang harus dihadapi Keluarga Caonata.Keadaan