"Ya, aku mendukung Bianca! Pil Dua Warnanya adalah investasi yang sangat bagus, itu bisa menjadi harapan kebangkitan Keluarga Caonata!" ujar salah seorang tulang punggung Keluarga Caonata tiba-tiba."Dalam situasi sulit, wajar kalau kita menggunakan solusi yang di luar kebiasaan. Nggak ada yang lebih cocok menjadi kepala keluarga selain Bianca. Aku juga mendukung keputusan ini!""Kak Bianca sangat pintar. Dia pasti bisa membuat keluarga kita kembali berjaya. Aku mendukung Kak Bianca!""Ya, Kakek benar. Kami semua mendukung keputusan ini!"Tak lama, mayoritas anggota Keluarga Caonata telah menyetujui gagasan Jericho. Beberapa orang yang ragu tadi juga sudah tidak terdengar suaranya. Sesuai harapan Jericho, banyak orang yang setuju untuk mengangkat Bianca menjadi kepala keluarga baru."Bianca, semua orang menaruh harapan padamu sebagai kepala keluarga baru. Gimana pendapatmu soal hal ini?" tanya Jericho."Aku belum bisa putuskan sekarang, Kakek," sahut Bianca sambil menggelengkan kepalan
Ucapan Jericho membuat semua anggota Keluarga Caonata tercengang. Tidak ada yang menyangka bahwa pria tua ini adalah Adipati Negara Drago yang bermartabat. Di Negara Drago, ada gelar Adipati, Amangkurat, Bendara, Gusti, dan Raden. Dalam kelima gelar bangsawan ini, Adipati adalah yang paling tinggi. Bahkan, kedudukannya di atas pejabat tingkat pertama.Pria tua ini adalah tokoh hebat yang memegang kekuasaan besar! Keluarga Sunaryo yang mengandalkan gelar Bendara bahkan bisa menjadi pemimpin dari Tiga Keluarga Puncak di Jiman. Jadi, sudah jelas kedudukan Adipati sangat tinggi.Namun, kenapa Adipati bisa datang ke kediaman Keluarga Caonata? Siapa yang mampu mengundang tokoh hebat seperti ini?"Kenapa kalian masih diam saja? Cepat beri hormat kepada Adipati Ezra!" teriak Jericho yang berkeringat.Ternyata, Ezra adalah kakek Bianca! Semua anggota Keluarga Caonata segera bersujud dan berucap, "Salam ... Adipati Ezra."Mereka semua sangat gugup. Ezra yang memiliki kekuasaan besar bisa melenya
"Kalau aku pergi, gimana dengan Keluarga Caonata?" tanya Bianca seraya memandang Ezra. Kevin baru saja meninggal dan Keluarga Caonata hampir hancur. Bianca merasa bersalah jika pergi meninggalkan Keluarga Caonata begitu saja."Kamu bebas menentukan pilihanmu dan kamu nggak usah merasa terbebani. Aku hanya berharap kamu bisa hidup bahagia. Masalah lain nggak penting," sahut Ezra."Tapi ...," ucap Bianca yang bimbang. Dia sudah tinggal di kediaman Keluarga Caonata begitu lama, mana mungkin dia bisa meninggalkannya begitu saja?Ezra menjelaskan, "Sudahlah. Kalau kamu masih ragu, kali ini aku akan membantu Keluarga Caonata. Asalkan kamu berjanji untuk ikut aku pulang ke Midyar, aku jamin Keluarga Caonata akan menjadi makmur kembali dalam waktu 1 tahun. Keluarga Caonata juga akan menggantikan posisi Keluarga Sunaryo untuk menjadi pemimpin Tiga Keluarga Puncak dalam waktu 3 tahun. Gimana?"Seluruh Keluarga Caonata langsung heboh setelah mendengar ucapan Ezra. Ekspresi mereka tampak senang. M
Di ruang tamu Vila Embun. Johan melapor, "Nona Bianca, kamu datang terlambat. Tuan Luther sudah meninggalkan kota.""Luther pergi ke mana? Kapan dia pergi?" tanya Bianca."Tuan Luther berangkat pagi ini. Dia pergi ke Midyar untuk mengurus sesuatu. Tapi, Tuan Luther nggak memberitahuku dengan jelas. Oh, iya ...," ujar Johan.Johan mengeluarkan selembar surat, lalu memberikannya kepada Bianca dan melanjutkan, "Nona Bianca, ini surat dari Tuan Luther untukmu. Sebelum pergi, Tuan Luther berpesan kepadaku untuk memberimu surat ini kalau kamu datang. Kamu pasti akan paham setelah membaca suratnya.""Surat?" ucap Bianca. Dia membuka surat itu, lalu membacanya. Luther mengatakan bahwa dia pergi untuk mengurus masalah penting. Jadi, Luther baru bisa pulang setelah urusannya selesai. Luther juga mengingatkan Bianca untuk menjaga kesehatan. Dia takut Bianca khawatir, makanya dia memutuskan untuk menulis surat."Cepat sekali Luther pergi," kata Bianca. Sesudah membaca surat, dia malah merasa lega.
Luther mendongak, dia penasaran dengan sosok Ghufran. Alamat yang diberikan Haruna sebelumnya menunjukkan bahwa Bahran tinggal di Klinik Svarga. Klinik ini dibuka oleh Ghufran. Waktu itu, Ghufran menolong Bahran yang sekarat, lalu Ghufran menyembunyikan Bahran. Saat Bahran tidak sadarkan diri selama 10 tahun, Ghufran yang menjaganya."Bukan hanya kenal. Aku nggak membual, hubunganku dengan Dokter Ghufran sangat dekat. Dia sering naik mobilku. Kalau kamu mau memeriksa penyakitmu, sebut saja namaku. Kamu pasti akan mendapat diskon!" ujar pria botak."Oh, ya? Gimana kepribadian Ghufran?" tanya Luther.Pria botak mengacungkan jempolnya dan memuji, "Dokter Ghufran itu orang yang baik hati. Orang miskin nggak perlu membayar kalau pergi memeriksa penyakit. Bahkan, Dokter Ghufran memberi mereka obat secara gratis. Kalaupun ada pasien yang membayar, Dokter Ghufran hanya mengambil biaya bahan obat dan harganya sangat murah. Dokter hebat seperti ini benar-benar sulit ditemui.""Setelah mendengar
"Di mana dokter? Apa dokternya sudah mati?" teriak salah satu pengawal itu. Ekspresinya tampak sangat galak sehingga orang-orang di sekeliling segera menyingkir. Mereka takut terlibat masalah."Ada apa?" tanya beberapa dokter Klinik Svarga yang segera menghampiri wanita itu."Minggir! Biar aku saja!" tegur Omar sambil mendorong beberapa dokter itu. Dia maju, lalu bertanya, "Apa ini Nona Julia dari Keluarga Ghanim?""Kalau kamu tahu, tunggu apa lagi? Cepat selamatkan dia!" desak pengawal."Oke," sahut Omar. Dia terlihat sangat senang.Keluarga Ghanim adalah salah satu dari 8 keluarga terkaya di Midyar. Keluarga mereka mempunyai kekuasaan yang besar. Julia adalah wanita yang sangat cantik. Tentu saja, Omar tidak akan melewatkan kesempatan bagus seperti ini untuk menyelamatkan Julia. Siapa tahu, setelah menyelamatkan Julia, Omar bisa mengubah nasibnya!"Ada apa? Nona Julia terluka di bagian mana?" tanya Omar sambil mengernyit. Dia memeriksa kondisi Julia dengan saksama. Saat ini, wajah Ju
"Aku hanya berbaik hati memberikan nasihat. Kalau sampai kamu mencelakai orang karena pakai cara yang salah, nggak ada gunanya menyesal nanti," ucap Luther dengan nada dingin."Hmph! Benar-benar omong kosong!" maki Omar. Dia berseru dengan ekspresi kesal, "Metode penyelamatan seperti ini diajarkan oleh guruku secara langsung, nggak pernah gagal. Apa kamu merasa lebih hebat daripada guruku?""Metode penyelamatan nggak harus selalu sama, itu perlu disesuaikan dengan situasi nyata. Kadang kala memang efektif, tapi terkadang nggak. Kamu harus tahu cara beradaptasi secara fleksibel," timpal Luther.Omar yang merasa dipermalukan segera berkata, "Diam! Kalau kamu terus mengoceh, aku akan mengusirmu sekarang juga!" Dia adalah murid terbaik Ghufran dan calon pewaris Klinik Svarga. Orang biasa seperti Luther beraninya mengolok-oloknya di depan umum? Sungguh tidak tahu diri."Percaya atau nggak, terserah kamu," ucap Luther sambil menggeleng. Dia enggan berbicara lebih lanjut.Kepala pengawal Kelu
"Tunggu ...." Saat itu, Omar tiba-tiba sadar. Dia segera berkata, "Kalian nggak mungkin percaya dengan perkataan bocah ini, 'kan? Dia bukan orang dari Klinik Svarga. Jangan sampai kalian tertipu!""Tertipu?" tanya Boris. Dia segera melirik Luther dari atas ke bawah, lalu bertanya sambil mengernyit, "Kamu bukan dokter?""Aku bukan dokter dari Klinik Svarga, tapi aku memahami sedikit keterampilan medis," jawab Luther dengan jujur."Hmph! Klinik Svarga bahkan nggak bisa menyembuhkannya, mana mungkin kamu bisa?" seru Omar."Kamu nggak bisa, tapi belum tentu aku juga begitu. Sebelumnya, aku sudah bilang bahwa kamu pakai metode yang salah," ucap Luther dengan tenang."Omong kosong! Aku ini muridnya Dokter Ghufran, kalau kamu siapa? Beraninya membandingkan dirimu denganku?" ucap Omar yang marah dan frustrasi."Aku nggak mau berbasa-basi denganmu lagi. Minggir, jangan mengganggu aku untuk menyelamatkan orang," usir Luther dengan tidak sabar. Dia benar-benar tidak bisa memahami pikiran orang se