“Harry! Keluar!” Tiba-tiba terdengar suara jerit keras yang menghebohkan seluruh Kediaman Sunaryo.Selain keras, dapat terasa aura membunuh yang sangat mengerikan. Kobaran api itu tidak sirna dalam waktu lama.“Lancang! Siapa yang berani jerit-jerit di luar sana?”“Dasar nggak tahu diri! Beraninya buat onar di Kediaman Sunaryo! Cepat tangkap dia!”“Berani sekali! Besar sekali nyalinya!”Setelah hening sejenak, seluruh ruang rapat menjadi heboh.Semua anggota Keluarga Sunaryo sungguh merasa marah. Tidak ada yang berani membuat keonaran di Kediaman Sunaryo. Apalagi langsung memanggil nama Harry. Perilaku tidak sopan ini sungguh tidak bisa dimaafkan.“Luther memang nggak tahu diri! Beraninya bersikap lancang!” Terlintas ekspresi dingin di wajah indah Zeona. Dia tahu Luther akan datang ke sini. Hanya saja, dia tidak menyangka Luther akan segila ini. Dia malah mulai menjerit sebelum menampakkan batang hidungnya.“Zeona, seharusnya kerepotan ini yang kamu maksud?” Harry mengerutkan keningnya
Raut wajah Julmi menjadi dingin. Tetiba dia melambaikan tangan untuk memberi perintah.“Awas semuanya! Biar aku saja!” Pada saat ini, seorang lelaki berbadan kekar maju hendak menghadapi Luther. Kekuatannya sangatlah cepat dan tenaganya juga sangat mengerikan. Saat berlari, lelaki itu bagai seekor kambing saja yang sangat mengerikan.Saat menerjang, si lelaki bertubuh kekar mengepal erat tangannya hingga tampak urat menonjol di tangannya. “Tinju Sapi Ekstrem!” jerit si lelaki berbadan kokoh. Dia melayangkan tinjuan kuat hendak menghantam wajah Luther.“Sadis juga! Dia malah mengeluarkan jurus andalannya.”“Aku saja nggak sanggup untuk mengadang tinjuan Jimmy. Apalagi lelaki kurus itu?”“Hehe …. Bocah itu seharusnya merasa bangga bisa mati dalam Tinju Sapi Ekstrem.” Semua pesilat tertawa lebar. Sepertinya mereka sedang menantikan pertunjukan seru. Sebenarnya Jimmy tidak tergolong yang paling hebat di antara mereka, hanya saja dia tergolong ahli yang sangat unggul. Pesilat biasa pasti
Saat Luther melirik Julmi, seluruh bulu kuduk Julmi seketika merinding. Dia sungguh tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya kali ini. Dia mengira dirinya telah menyusun rencana dengan sangat bagus. Tak disangka kekuatan lawan akan setangguh ini. Dia malah telah menghancurkan semua rencana Julmi.“Segera lepaskan dia. Kalau nggak, kamu akan mati!” Langkah kaki Luther semakin mendekat. Aura membunuh pun mengepul.“Lepaskan kepalamu!” jerit Julmi. Tetiba dia mengeluarkan pistol dari belakang, lalu menembak ke sisi Luther.Saat peluru ditembakkan, tetiba bayangan tubuh Luther menghilang. Saat bayangan tubuh itu kembali, dia pun sudah berada di hadapan Julmi.“Kamu ….” Julmi sungguh kaget. Baru saja dia hendak mengelak, pergelangan tangannya malah telah diraih, lalu dipatahkan Luther.“Ahh …,” jerit Julmi dengan histeris. Pistol di tangannya spontan jatuh ke lantai.Disusul, Julmi merasa dirinya kesulitan untuk bernapas lantaran lehernya sedang dicekik. Saking kuatnya tenaga itu, J
Mereka masih tidak pernah bertemu dengan orang searogan ini. Di bawah pancaran sinar matahari, si lelaki datang sendirian untuk menyandera Julmi. Sepertinya dia memang sudah bosan hidup.“Hei! Apa kamu sudah lihat? Kamu sudah dikepung oleh tentara Keluarga Sunaryo. Atas dasar apa kamu bisa melawanku?” Julmi tersenyum licik. “Kalau kamu nggak ingin mati, segera lepasin tangan aku. Kemudian, berlutut dan minta pengampunan. Bisa jadi aku akan melepaskanmu!”“Apa kamu lagi cari mati?” Luther mencekik leher Julmi dengan satu tangannya. Dia mengangkat Julmi, lalu memelototinya dengan tatapan dingin.“Kenapa? Apa kamu masih berani menyentuhku?” Julmi tidak takut sama sekali. Dia malah melanjutkan dengan arogan, “Kalau berani, coba kamu sentuh aku? Kalau kamu bisa menyentuhku, bukan hanya kamu saja yang akan mati, bahkan keluarga dan temanmu juga akan mati bersamamu!”“Oh ya, ada wanitamu juga. Sekarang dia lagi dikurung di ruang bawah tanahku. Kalau sampai saja ada 1 helai rambutku yang hilan
“Swoosh!” Pedang tajam seketika menancap dari belakang punggung menembus ke depan dada Kevin. Ujung pedang yang tajam itu sudah berlumuran cairan merah.“Ergh ….” Sekujur tubuh Kevin gemetar. Ekspresinya juga tampak kaku. Dia spontan menunduk melihat bagian dadanya. “Hah?” Gambaran ini membuat semua orang di tempat terbengong. Siapa pun tidak menduga Julmi akan melakukan penusukan secara mendadak. Bukannya 1 nyawa ditukar dengan 1 nyawa? Sepertinya lelaki ini terlalu sadis?“Paman Kevin?” Luther juga terbengong. Semua di luar dugaannya. Tadi perhatian Luther tertuju pada diri Harry dan juga Zeona. Dia sungguh tidak menyangka Julmi yang tadinya adalah sandera malah akan menggunakan trik seperti ini.“Lu … Luther …. Putriku … tolong bantu jaga putriku ….” Kevin kesulitan untuk melontarkan kata-kata. Dia menunduk secara perlahan hingga kehabisan napasnya.“Akhirnya dia terbebas dari penderitaan.” Ketika melihat gambaran ini, Zeona pun tersenyum sinis.“Kevin ….” Terlihat raut sedih di w
Julmi merasa kaget spontan melangkah mundur.“Dorr dorr dorr ….” Peluru tak berhenti ditembakkan ke sisi Luther. Namun, Luther tidak terluka sama sekali.“Ayo! Ayo adang dia!” Raut wajah Julmi berubah drastis. Dia segera melarikan diri. Astaga! Orang gila ini bahkan tidak takut dengan senjata.“Kenapa kalian masih terbengong? Cepat turun tangan!”Reaksi Zeona sangatlah cepat. Dia segera menginstruksi sekelompok pengawal untuk mengadang di depan. “Kembali!” Luther dengan segera menjambak rambut Julmi, lalu menindihnya ke lantai. Satu detik kemudian, suara tembakan tidak lagi terdengar. Semuanya takut tembakan mereka akan salah sasaran. “Luther! Aku peringatkan kamu untuk jangan bertindak sembarangan. Kalau sampai Julmi terluka, riwayatmu akan berakhir!” jerit Zeona dengan kuat.“Hei! Hentikan!” Anggota Keluarga Sunaryo yang lain juga mulai bersuara.Pada saat ini, semua orang dapat merasakan betapa menyeramkan diri Luther. Mereka semua juga tidak berani bertindak gegabah.“Bajingan!
“Ma … Mati?” Zeona terbengong sejenak. Dia melebarkan kedua mata indahnya, lalu menatap dengan tatapan tidak percaya.Zeona sungguh tidak menyangka Luther berani untuk membunuh di hadapan orang banyak, apalagi membunuh adik kandungnya Harry. Luther memang tidak berperikemanusiaan!“Celaka! Kali ini bahkan Bianca dan yang lain juga terkena imbasnya!” Juno memaki dengan suara kecil, lalu menghela napas panjang.Kematian Kevin bukanlah pukulan kecil bagi Juno. Jika riwayat kedua keponakannya juga berakhir, sepertinya Juno akan merasa hidupnya bagai telah kiamat saja.Meskipun Juno mengharapkan kekuasaan, dia juga tidak berharap akan merenggut nyawa orang terdekatnya. Dalam seketika, Juno mulai ragu dengan pilihannya waktu itu. Apakah dia seharusnya mengandalkan Keluarga Sunaryo?“Lancang!”“Besar sekali nyalinya!”“Kurang ajar sekali!”Setelah terbengong sejenak, para anggota Keluarga Sunaryo langsung meluapkan ketidakpuasan mereka. Selama bertahun-tahun menginjakkan kaki di ibu kota, sep
Ada apa dengan hari ini?Tadi Luther menantang Keluarga Sunaryo di hadapan orang banyak. Sekarang malah muncul sekelompok preman. Sepertinya dunia semakin kacau saja!“Anggota Keluarga Sunaryo, dengarkan baik-baik. Segera lepaskan Nona Bianca. Kalau nggak, tamatlah riwayat kalian hari ini.”Johan memimpin anggota Faksi Kirin hendak memulai perseteruan dengan prajurit Keluarga Sunaryo.“Riwayat kami tamat? Apa kalian sanggup?” Terlintas tatapan risi di dalam mata Harry.Faksi Kirin apaan? Di mata Harry, faksi itu hanyalah beranggotakan para preman saja. Asalkan jenderal datang, dia pasti bisa membunuh mereka semua.“Luther! Kamu terlalu lugu. Kamu kira dengan meminta bantuan preman, kamu pun bisa menantang Keluarga Sunaryo? Mimpilah!” Zeona tersenyum dingin.Kekuatan Faksi Kirin memang tidak kecil. Hanya saja, mereka bukanlah apa-apa bagi Keluarga Sunaryo.“Kalau Faksi Kirin nggak sanggup, gimana kalau aku menambahkan anggota Lembah Obat?”Pada saat ini terdengar suara dari depan gerban