“Ma … Mati?” Zeona terbengong sejenak. Dia melebarkan kedua mata indahnya, lalu menatap dengan tatapan tidak percaya.Zeona sungguh tidak menyangka Luther berani untuk membunuh di hadapan orang banyak, apalagi membunuh adik kandungnya Harry. Luther memang tidak berperikemanusiaan!“Celaka! Kali ini bahkan Bianca dan yang lain juga terkena imbasnya!” Juno memaki dengan suara kecil, lalu menghela napas panjang.Kematian Kevin bukanlah pukulan kecil bagi Juno. Jika riwayat kedua keponakannya juga berakhir, sepertinya Juno akan merasa hidupnya bagai telah kiamat saja.Meskipun Juno mengharapkan kekuasaan, dia juga tidak berharap akan merenggut nyawa orang terdekatnya. Dalam seketika, Juno mulai ragu dengan pilihannya waktu itu. Apakah dia seharusnya mengandalkan Keluarga Sunaryo?“Lancang!”“Besar sekali nyalinya!”“Kurang ajar sekali!”Setelah terbengong sejenak, para anggota Keluarga Sunaryo langsung meluapkan ketidakpuasan mereka. Selama bertahun-tahun menginjakkan kaki di ibu kota, sep
Ada apa dengan hari ini?Tadi Luther menantang Keluarga Sunaryo di hadapan orang banyak. Sekarang malah muncul sekelompok preman. Sepertinya dunia semakin kacau saja!“Anggota Keluarga Sunaryo, dengarkan baik-baik. Segera lepaskan Nona Bianca. Kalau nggak, tamatlah riwayat kalian hari ini.”Johan memimpin anggota Faksi Kirin hendak memulai perseteruan dengan prajurit Keluarga Sunaryo.“Riwayat kami tamat? Apa kalian sanggup?” Terlintas tatapan risi di dalam mata Harry.Faksi Kirin apaan? Di mata Harry, faksi itu hanyalah beranggotakan para preman saja. Asalkan jenderal datang, dia pasti bisa membunuh mereka semua.“Luther! Kamu terlalu lugu. Kamu kira dengan meminta bantuan preman, kamu pun bisa menantang Keluarga Sunaryo? Mimpilah!” Zeona tersenyum dingin.Kekuatan Faksi Kirin memang tidak kecil. Hanya saja, mereka bukanlah apa-apa bagi Keluarga Sunaryo.“Kalau Faksi Kirin nggak sanggup, gimana kalau aku menambahkan anggota Lembah Obat?”Pada saat ini terdengar suara dari depan gerban
“Astaga! Dia itu Pak Yudi? Kenapa dia bisa kemari?”“Dari gaya Pak Yudi, sepertinya dia bukan datang untuk menghadiri acara pertunangan.”“Omong kosong! Siapa yang menghadiri acara pertunangan dengan membawa banyak pengawal? Jelas sekali dia datang untuk membuat keonaran!”…Kedatangan Yudi membuat semua orang kembali heboh. Bahkan, para anggota Keluarga Sunaryo juga terlihat serius.Perlu diketahui, orang di hadapannya adalah seorang gubernur provinsi. Dia adalah tokoh besar yang mengendalikan seluruh kekuasaan militer dan pemerintahan di Provinsi Narata! Dia adalah pejabat besar yang sesungguhnya di perbatasan!Di hadapan tokoh besar ini, bahkan Harry yang merupakan Jenderal Harimau juga merasa tertekan.“Luther, kamu nggak terluka, ‘kan?”Setelah memasuki halaman, Yudi duluan bertanya pada Luther.“Aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatian Pak Yudi.” Luther mengangguk dengan sopan.“Baiklah kalau kamu baik-baik saja.” Yudi tersenyum. Namun, tetiba dia melayangkan tatapan dingi
Si tetua berjalan masuk dengan raut wajah serius. Dapat terasa aura membunuh yang mengerikan dari diri si lelaki.“Jenderal Dennis! Jenderal Dennis datang!”“Astaga! Ada apa dengan hari ini? Kenapa bahkan Jenderal Dennis yang biasanya mengasingkan diri dari dunia luar malah kemari?”“Celaka! Sepertinya masa kejayaan Keluarga Sunaryo akan berakhir!” Ketika melihat Dennis, semua orang kembali menjadi ricuh.Kemunculan Yudi sudah cukup mengejutkan orang-orang. Sekarang bahkan Dennis juga datang ke sini? Sebagai mantan jenderal pelindung, Dennis pernah melakukan kontribusi yang sangat besar untuk negara. Itulah sebabnya dia bisa memiliki banyak murid di segala penjuru dunia.Tak peduli dari segi kekuasaan, relasi, maupun pengaruh, sepertinya tidak ada yang sanggup menandingi Dennis di Jiman ini.“Hari ini aku datang untuk membantumu. Aku ingin lihat siapa yang berani bersikap lancang!” Dennis tidak omong kosong lagi, langsung berdiri di samping Luther untuk memberi tahu di mana dirinya be
“Pak Dennis, Keluarga Sunaryo nggak pernah menyinggung Keluarga Morgana. Sekarang kamu malah datang untuk mencari masalah. Bukankah sikapmu sudah keterlaluan?” Harry mengerutkan keningnya.Dengan situasi saat ini, memang tidaklah mungkin bagi Harry untuk menghadapi 2 tokoh besar sekaligus. Hanya saja, tak berarti Harry mesti menunduk.Kekuatan Keluarga Sunaryo juga bukan bualan belaka. Jika mereka benar-benar ingin turun tangan, belum pasti Keluarga Sunaryo akan kalah. “Keterlaluan?” Dennis mendengus. “Kalau bukan karena kalian mencari gara-gara duluan, apa mungkin aku akan datang ke sini? Jangan-jangan cuma Keluarga Sunaryo saja yang boleh bertindak semena-mena?”Hari ini adalah hari ulang tahun Luther. Sebagai seorang senior, awalnya Dennis berencana untuk merayakannya bersama Luther. Siapa sangka akan terjadi masalah seperti ini. Alhasil, Dennis segera membawa anggotanya kemari.“Harry, kalau kamu nggak ingin memperbesar masalah, segera lepaskan sandera. Kalau nggak, kamu tanggung
Sebagai keluarga yang sangat kaya, Keluarga Sunaryo telah berkuasa selama ratusan tahun sejak beberapa generasi sebelumnya.Bintara adalah pemimpin Keluarga Sunaryo sebelumnya. Dia memiliki bakat dan strategi yang luar biasa. Ketika perebutan kekuasaan kekaisaran dulu, Bintara telah mendukung orang yang tepat. Sejak saat itu, posisinya terus naik hingga menjadi tangan kanan keluarga pejabat. Pada akhirnya, dia diberikan gelar bendara yang setia dan berani.Posisinya dan keberaniannya sama sekali tidak kalah dari Dennis, sebaliknya bahkan lebih baik di beberapa aspek. Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah Dennis berjuang di medan perang, sedangkan Bintara berjuang di lingkaran para pejabat. Meskipun berbeda, mereka berdua sama-sama tokoh terkemuka."Hahaha! Bagus sekali! Tuan Bintara akhirnya datang!""Sekarang Tuan Bintara sudah ada di sini. Aku ingin melihat siapa yang berani berbuat macam-macam di kediaman Keluarga Sunaryo?"Begitu melihat Bintara, seluruh kerabat Keluarga S
"Menghancurkan kediamanku? Memangnya kamu bisa?" ejek Bintara. Dia mendengus dan melanjutkan, "Dennis, kamu kira dengan membawa beberapa orang ini, kamu bisa berbuat seenaknya di wilayahku? Kuakui, kamu memang kuat, tapi aku pun nggak kalah darimu! Siapa pun yang berani membuat onar di sini akan langsung kuhabisi!""Langsung habisi, hm? Baiklah, mari kita lihat siapa yang lebih kuat di antara kita!" balas Dennis sambil menyingsingkan lengan bajunya, bersiap untuk bertarung. Daripada banyak omong, lebih baik langsung mengadu tinju!"Dennis, kamu masih belum mau menyerah? Oke, aku akan menyuruh seseorang untuk meladenimu!" ujar Bintara. Kemudian, dia tiba-tiba berseru, "Edin, saatnya kamu beraksi!""Hahahahaha!"Gemuruh tawa seseorang seketika terdengar di udara. Tawa keras memekakkan telinga itu seperti datang dari segala arah. Orang-orang biasa seketika terguncang hingga tanpa sadar menutup telinga mereka. Segera setelahnya, sesosok siluet merah mendadak turun dari langit dan menghanta
Edin berujar sambil tersenyum setengah hati, "Orang bilang, militer dan seni bela diri hampir serupa. Aku ingin tahu mana yang lebih hebat, keterampilan berperangmu ataukah pencapaianku dalam seni bela diri?"Begitu kata-kata ini terdengar, orang-orang di sekitar kembali gempar. Ini namanya provokasi terang-terangan! Seperti kata pepatah, semua orang memiliki spesialisasinya sendiri. Soal mengomando pasukan dan mengatur formasi perang, tentu saja Dennis juaranya. Namun, dalam dunia kultivasi, tidak banyak orang di Jiman yang bisa menyaingi Edin.Masalahnya, Edin sudah terang-terangan menantangnya. Jika Dennis menolak, reputasi dan harga dirinya akan sangat tercoreng."Edin, kamu nggak layak menantang Jenderal Dennis, biar aku saja yang melawanmu!"Mendadak, terdengar suara dingin seorang wanita. Semua orang memandang ke asal suara. Terlihat seorang wanita cantik dengan rambut perak pendek dan berpakaian merah melangkah masuk dengan percaya diri.Wanita itu menggenggam sebilah pedang be
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru