Anggota Faksi Kirin tidak berkata panjang lebar, langsung maju untuk menjalankan amanat.Tanpa pimpinan Liman, bawahan anggota Keluarga Sunaryo bukanlah tandingan Faksi Kirin. Dalam hitungan detik, mereka semua pun sudah tergeletak di atas lantai.“Tamatlah riwayatmu! Kamu sudah membunuh Liman, lalu memukul anggota Keluarga Sunaryo. Mulai saat ini, kamu adalah musuh bersama kedua keluarga! Nggak ada lagi tempat untukmu di Jiman!” jerit Julmi dengan keras. Kelihatan sekali dia sedang emosi saat ini.“Emm?” Luther melayangkan tatapannya ke sisi Julmi, lalu berjalan mendekatinya. “Hampir saja aku lupa. Apa katamu tadi?”“Kamu … Kamu jangan kemari!” Ketika melihat Luther semakin mendekat, Julmi pun merasa sangat panik. Dia langsung menjerit, “Aku peringatkan kamu, abangku adalah Harry, Jenderal Harimau. Ada Keluarga Sunaryo yang akan melindungiku. Kalau kamu berani menyentuhku, aku akan habisi kamu!”“Oh ya?” Luther tersenyum sinis. Tetiba dia mengulurkan tangan mencengkeram wajah Julmi da
Hari menjelang malam. Di pusat Aliansi Bela Diri.Sekelompok petinggi Aliansi Bela Diri sedang mengerumuni jasad Liman. Satu jam lalu, ketika jasad Liman diangkat ke dalam ruangan, Aliansi Bela Diri langsung gempar.Para petinggi segera datang untuk menyaksikan secara langsung. Perlu diketahui bahwa Liman bukan hanya murid internal Organisasi Mondial, dia juga adalah keponakan dari Ketua Aliansi Bela diri. Dari segi kekuatan, bakat, dan status, keberadaannya boleh dikatakan sangat hebat. Bahkan ada banyak orang mengira Liman adalah penerus dari Raiden.Asalkan Liman berlatih dengan gigih, pada waktunya Raiden pensiun, dia otomatis akan menjadi Ketua Aliansi Bela Diri yang baru!Jadi, ketika orang berbakat itu dikabarkan telah meninggal, mana mungkin mereka tidak gempar.“Liman! Liman! Di mana Liman?”Saat ini seorang lelaki paruh baya dengan berbadan kekar dan rambut sebahu bergegas memasuki ruangan. Semua orang spontan meminggirkan tubuh mereka untuk mempersilakan si lelaki melewati
“Dasar berengsek! Beraninya membunuh putraku. Sepertinya dia nggak menghormati Aliansi Bela Diri!” Edward berkata dengan muram, “Kamu segera hubungi Ketua Aliansi Bela Diri untuk balas dendam putraku!”“Pak Edward, Pak Raiden sedang mengasingkan diri. Dia sudah memerintah untuk nggak boleh mengganggunya.” Pengawas merasa serbasalah.“Memangnya kenapa kalau mengasingkan diri? Keponakannya telah dibunuh. Jangan-jangan dia hanya tinggal diam saja?” Edward merasa kesal.“Emm ….” Pengawas masih tidak berani melapor.“Dasar nggak berguna! Kecil sekali nyalimu! Aku pergi sendiri saja!” Edward mendorong pengawas, lalu berjalan keluar dengan emosi tinggi.Baru saja berjalan keluar pintu, seorang anggota Aliansi Bela Diri tiba-tiba berlari ke dalam. Lantaran dia berlari terlalu cepat, dia pun tak sengaja menabrak diri Edward, kemudian jatuh duduk di lantai.“Apa kamu nggak punya mata? Apa kamu percaya aku akan membunuhmu!” Api di dalam hati Edward masih belum terlampiaskan.“Pak Edward, maafkan
Saat ini, di dalam ruang rapat Vila Embun.Luther sedang mengangkat teko teh, lalu menuangkannya ke dalam dua gelas. Satu gelas diserahkan kepada Johan, kemudian satu gelas lagi untuk dirinya sendiri.“Gimana? Apa surat tantangannya sudah diantar?” Luther menyesap teh, lalu bertanya.“Sudah diantar.” Johan mengangguk.“Gimana reaksi Aliansi Bela Diri?” tanya Luther.“Sepengetahuanku, Raiden masih mengasingkan diri. Hanya saja setelah menerima surat tantangan, anggota Aliansi Bela Diri menjadi heboh. Aku yakin mereka sudah menyerahkan surat itu ke tangan Raiden.” Johan juga mulai mencicipi teh.“Bagus sekali! Reaksi inilah yang kumau.” Luther tersenyum.Kematian Liman telah menyebabkan guncangan di Aliansi Bela Diri. Jadi, Luther ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk melempar “bom atom” lagi.Bagaimanapun juga, cepat atau lambat Luther dan Raiden pasti akan bertarung juga.“Tuan, sepertinya perbuatanmu agak gegabah?” Johan berkata dengan khawatir, “Raiden adalah kepala dari lima maste
Keesokan paginya.Balai pusat Aliansi Bela Diri telah dikerumuni oleh banyak orang. Sejak kabar surat tantangan Luther semalam, aliansi pun menjadi gempar.Setiap sekte dan pesilat datang untuk meramaikan. Mereka ingin menyaksikan pertempuran yang menakjubkan ini.Julukan master muda Luther sudah terkenal di dunia pesilat Jiman. Tak peduli performanya di kompetisi seni bela diri, pembunuhan Youngky, maupun kejadian di Hutan Kelam, semuanya telah menjadi legenda yang menyebar ke segala penjuru.Gara-gara masalah ini, Luther pun menjadi idola banyak orang. Ada banyak orang yang menjadikan Luther sebagai pedoman dalam hidupnya. Mengenai Raiden, sepertinya tidak ada yang perlu dikatakan lagi. Dia adalah Ketua Aliansi Bela Diri, pesilat nomor 1 di dunia seni bela diri. Dia adalah orang terkuat di dalam satu aliansi.Saat ini, orang-orang telah berdiri di depan gerbang balai aliansi. Di antaranya terdapat Sekte Bangau, Sekte Akua, Sekte Roh, Biara Kasih, Aula Badai, dan yang lain. Semuanya
“Plak!” Tamparan keras itu membuat Tommy jatuh ke lantai. Kepalanya seketika terasa kliyengan hingga tidak bisa berdiri.“Hei! Kenapa kalian main kasar? Nggak ada aturan, ya!” Si wanita berkuncir dua merasa syok dan juga kesal. Dia tidak menyangka anggota Aliansi Bela Diri akan begitu susah untuk diajak kompromi. “Aturan? Kamilah yang membuat aturan di sini!” Kepala tim pengawas berkata dengan sangat arogan, “Apa kalian pantas untuk menyaksikan pertarungan di dalam? Kenapa kalian nggak tahu diri? Sekarang segera tinggalkan tempat ini. Jangan sampai aku memukul kalian lagi!”“Aku ingin melaporkan kalian!” Si wanita masih tak mau kalah.“Melaporkan kami?” Raut wajah kepala tim pengawas menjadi muram. “Dasar wanita jalang! Sepertinya kamu sudah bosan hidup!”Seusai berbicara, kepala tim pengawas langsung menghunuskan pedang, lalu mengarahkannya ke sisi wanita berkuncir dua.Si wanita terkejut hingga menjerit. Dia ingin mengelak, tetapi semuanya sudah terlambat. Saat ujung pedang hendak m
Pada saat ini, wanita berkuncir dua berjalan maju, lalu memberi hormat kepada Luther dan Johan. “Namaku Lisa, aku adalah murid dari Lembah Bulan.”“Salam kenal,” balas Luther dengan singkat.Lisa kembali membungkukkan sedikit tubuhnya. “Sialan! Beraninya memukulku! Aku pasti akan membunuhmu!” Setelah Tommy yang ditampar tadi merespons, dia segera berlari ke hadapan kepala tim pengawas yang sedang tidak menyadarkan diri. Dia menggebuki dan menendang si kepala tim pengawas untuk melampiaskan ketidakpuasannya.Tamparan tadi membuat Tommy ingin sekali membunuh lelaki ini.“Sudah, sudah, Kak! Jangan pukul lagi! Jangan sampai memakan korban jiwa.” Ketika menyadari situasi tidak bagus, Lisa segera menghentikannya.“Hmph! Mampus kalau dia mati! Siapa suruh dia meremehkan orang lain!” Tommy masih tidak bisa melupakan sikap arogan si kepala tim pengawas tadi. Dia menendang dua kali, baru meninggalkan tempat.“Perkenalkan, dia adalah abang seniorku, Tommy,” perkenalkan Lisa.Seperti biasa, Luth
“Sudahlah! Kak Tommy, jangan buat keonaran lagi!” Saat Johan sudah kehilangan kesabarannya, Lisa segera bersuara untuk menghalanginya, “Bagaimanapun ceritanya, mereka pernah membantu kami. Sepertinya agak keterlaluan kalau kamu berbicara seperti itu kepada mereka?”Jika bukan karena uluran tangan Luther, sepertinya Lisa sudah tidak berada di sini lagi. Sekarang Tommy malah bersikap lancang. Tentu saja Lisa merasa tidak senang.“Lisa, bukannya aku ingin buat onar, orang-orang itu telah meremehkan Lembah Bulan. Aku hanya ingin membuktikannya saja, lalu menunjukkan kepada mereka bahwa kita itu hebat!” jelas Tommy.“Apa ini yang namanya membuktikan? Ini namanya menantang! Kalau kamu begini lagi, aku bakal marah!” Kening Lisa berkerut.“Oke, oke, oke, aku memang bersalah tadi. Aku nggak akan menunjukkan kehebatanku lagi. Kamu jangan marah lagi.” Tommy tersenyum, lalu menunjukkan sikap menyanjung.“Kakak-kakak sekalian, maaf sekali. Tadi kakak seniorku terlalu gegabah. Aku harap kalian berdu