"Ayo, cepat, kejar aku!""Cepat, cepatlah sedikit!"Cynthia terus menunggang kudanya dan berhenti untuk mentertawakan Luther. Dia sama sekali tidak menjaga harga diri Luther dan terus mempermalukannya.Saking senangnya, Cynthia bahkan menunggang Ryu untuk mengitari kuda poni itu. Perbedaan ras ini pun membuat kuda poni itu ketakutan hingga gemetaran sehingga kecepatannya menjadi makin lambat."Hahaha ... ini nggak seperti balapan kuda! Bocah itu seperti sedang membawa anjing jalan-jalan!""Benar! Dia dipermainkan oleh Cynthia, tapi nggak bisa marah sedikit pun. Memalukan banget!"Semua teman Cynthia mulai mengolok-olok Luther tanpa ragu sedikit pun."Bukan hanya nggak punya kuda hebat, dia juga nggak punya keterampilan menunggang kuda! Tapi, dia masih berani menantang Cynthia? Benar-benar nggak tahu diri!" hina Irish."Hais, dia nggak ada bedanya dengan badut. Kalau pecundang seperti ini menang, aku bakal makan kotoran!" ejek Nowy."Seorang pria dewasa malah dipermainkan seperti ini ol
Sungguh kejadian yang aneh."Kenapa bisa begini? Kuda poni menang dari kuda Ferghana?""Situasi macam apa ini? Kenapa dia bisa menang?""Apa yang dilakukan Cynthia? Kenapa nggak menyerbu? Untuk apa dia menunda-nunda?"Setelah Luther memenangkan pertandingan ini, semua orang sontak gempar. Semua orang menatap arena dengan terkejut dan tidak bisa menerima kenyataan ini.Sejak awal pertandingan, mereka sangat yakin bahwa Cynthia yang akan menang. Faktanya, Ryu pun melampaui kuda poni itu selama pertandingan.Namun, tidak ada yang menyangka bahwa Ryu tiba-tiba menjadi aneh dan menolak untuk berlari di akhir pertandingan. Kenapa bisa seperti itu? Apakah Ryu merajuk?"Menang! Kak Luther menang!" Setelah tertegun sesaat, Lufita sontak berseru kegirangan. Wajahnya tampak berseri-seri. Dia tidak menyangka Luther yang memilih kuda poni akan menang. Benar-benar ajaib!"Bocah ini beruntung sekali, malah dia yang memenangkan pertandingan ini," ujar Irish dengan kesal."Gila! Gimana mungkin? Gimana
"Waduh!" Ketika melihat Cynthia yang ditendang sampai terhempas begitu jauh, ekspresi semua orang sontak berubah drastis. Tidak ada yang menduga bahwa Ryu akan tiba-tiba menendang wanita ini. Dari kejauhan, mereka bahkan bisa mendengar suara retakan tulang."Cynthia!" seru Osiris dengan kaget. Dia segera berlari ke hadapan Cynthia. Begitu memeriksa kondisi Cynthia, dia sungguh terperanjat.Seluruh wajah adiknya sampai tidak bisa dikenali lagi karena tendangan yang begitu kuat. Siapa pun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri. Meskipun menguasai sedikit keterampilan medis, Osiris hanya bisa menyembuhkan dislokasi tulang. Dia tidak bisa mengobati cedera seperti ini."Cepat panggilkan dokter!" seru Osiris dengan panik setelah tersadar kembali. Begitu mendengarnya, semua orang pun seperti terbangun dari mimpi. Mereka mulai menyibukkan diri.Dalam sekejap, Cynthia akhirnya dibawa pergi. Osiris dan lainnya pun bergegas meninggalkan arena. Hanya saja, sebelum pergi, Osiris tidak lupa untuk
“Terima kasih atas tawaran Bu Ariana, tapi nggak perlu.” Luther menggeleng. Dia tidak mengambil kartu nama tersebut.“Emm?” Ariana mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa sangat terkejut. “Apa kamu yakin nggak mau mempertimbangkannya?”Jarang ada yang menolak Ariana, apalagi dengan seyakin ini. “Nggak usah dipertimbangkan lagi. Aku merasa cukup bagus untuk menjadi sales asuransi. Aku malah nggak terbiasa untuk bekerja di perusahaan besar.” Luther kembali menolak dengan halus.“Hei! Apa kamu tahu ada berapa banyak orang yang ingin bekerja di perusahaannya Kak Ariana? Sekarang Kak Ariana sudah memberimu kesempatan. Jangan nggak tahu diri, ya!” ucap Gretel dengan ketus.Ariana adalah putri angkatnya Ernest. Bahkan, keluarga bangsawan di Midyar juga mesti bersikap hormat kepadanya. Sekarang seorang lelaki penjual asuransi malah berani menolak? Sungguh tidak tahu diri!“Kalau begitu, aku berikan kesempatan itu kepadamu. Aku nggak butuh.” Luther melirik dengan dingin.“Kamu ….”Gretel ingin m
“Paman, jangan sembarangan! Mereka semua itu temanku!” Saking kagetnya, Lufita langsung merentangkan kedua tangan mengadang di depan mereka.“Hmph! Aku lihat teman-temanmu itu bukan orang baik-baik! Awas!” jerit Henry dengan galak.“Aku nggak akan minggir! Mereka juga nggak bersalah! Kamu nggak boleh melukai mereka!” Lufita masih berusaha untuk melindungi temannya.“Pak Henry, kami nggak melakukan apa-apa. Semua ini hanyalah salah paham!” jelas Irish.“Iya, iya! Nona Cynthia bisa terluka juga di luar dugaan kami semua. Semua ini nggak ada hubungannya dengan kami!” Semua orang merasa panik.Sekarang Henry memang kekuasaan besar. Dia bisa melakukan apa pun sesuai dengan keinginannya. Seandainya mereka jatuh ke tangan Henry, riwayat mereka pasti akan berakhir. Meski mereka masih hidup, sepertinya mereka akan dikuliti!“Masih berani berdalih? Seandainya bukan karena kalian, mana mungkin Ryu akan menjadi seganas itu? Kamu kira aku bodoh?” Raut wajah Henry sangatlah masam.Saat mendengar kab
Raut wajah Henry menjadi masam. “Nggak mau!” Lufita masih tidak mengalah.“Kamu ….” Henry mengangkat tangan hendak memukul keponakannya. Namun, tangannya malah diraih oleh Luther. Kemudian, terdengar suara dinginnya. “Kalau kamu berani bersikap sembarangan, jangan salahkan kalau aku mematahkan tanganmu!”“Besar sekali nyalimu!”“Lepaskan Pak Henry!”Prajurit di sekitar langsung mendekati dan menatap Luther dengan penuh waswas. Satu per satu senjata diarahkan hampir mengenai kepala Luther.“Berhenti!” Pada saat ini, terdengar suara dari depan pintu.Tatapan semua orang spontan tertuju ke arah datangnya suara. Tampak seorang lelaki paruh baya datang bersama seorang wanita cantik dengan buru-buru. Kedua orang itu tak lain adalah orang tuanya Lufita, Richard dan juga Layla. “Kak, apa salah Lufita? Kenapa kamu mengarahkan senjata ke dirinya?” tanya Richard dengan wajah dingin. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Henry telah menampar putrinya.“Richard, Cynthia dicelakai. Sekar
“Richard, apa kamu lagi mengancamku?” Ketika mendengar ucapan yang menusuk telinga itu, senyuman di wajah Luther langsung menghilang. Dia tidak menyukai Richard sejak masalah waktu itu. “Semua ini tergantung pemikiranmu, ucapanku ini bisa jadi hanyalah peringatan, bisa juga adalah ancaman.” Richard tidak bersikap sungkan sama sekali.“Aku ulangi sekali lagi. Aku dan Lufita hanyalah teman biasa. Aku juga nggak punya pemikiran lain. Jadi, lebih baik kita jangan saling berhubungan lagi,” balas Luther dengan datar.“Sepertinya kamu masih nggak ngerti maksudku.” Richard membalas dengan dingin, “Apa orang sepertimu pantas untuk menjadi teman putriku? Coba kamu becermin. Lihat bagaimana penampilanmu. Apa kamu pantas menjalin hubungan dengan Keluarga Morgana?”Ucapan awal Richard adalah ancaman. Namun sekarang, dia sedang menghina Luther!“Richard, jangan terlalu arogan. Kamu bukanlah apa-apa di mataku!” balas Luther.“Hmph! Kamu cuma jago bicara saja. Apa kamu kira aku nggak bisa beri pelaja
Luther berkata dengan serius, “Richard, Teknik Mengisap Jiwa adalah cara pintas dalam berlatih seni bela diri. Hanya orang yang kehabisan akal baru akan berlatih teknik itu. Kalau kamu melanjutkannya, kamu pasti akan mati nantinya!”“Omong kosong! Sekarang kondisi tubuhku baik-baik saja, malah lebih kuat daripada sebelumnya. Meskipun ada ribuan prajurit dan kuda di hadapanku, aku juga nggak akan takut sama sekali!” ucap Richard dengan arogan.“Kuat hanyalah pemikiranmu saja. Sekarang penyakitmu sudah sangat parah. Kalau kamu masih bersikeras, kamu bukan hanya akan mencelakai dirimu saja, kamu juga akan mencelakai orang lain!” peringati Luther.Bukan masalah jika seseorang meninggal akibat berlatih Teknik Mengisap Jiwa. Akan lebih mengerikan apabila orang tersebut malah terjerumus, lalu menggila hingga membunuh orang di sekitarnya. Bisa jadi orang-orang terdekatnya akan menjadi korban.“Jangan omong kosong lagi! Tak peduli apa yang kamu katakan hari ini, aku tetap nggak akan mengampunim