Semua orang sibuk bergosip karena terkejut dengan kelancangan Luther. Awalnya, masalah ini bisa diselesaikan dengan meminta maaf. Namun, masalah malah menjadi makin besar sekarang. Menurut mereka, Luther mungkin akan dipatahkan kaki atau lengannya, bahkan mungkin dikubur hidup-hidup karena perbuatannya ini.Plak! Luther mendaratkan tamparan lagi di wajah Clianta, sampai membuatnya terjatuh. Sesudah itu, dia bertanya, "Cepat beri tahu aku, siapa kamu?"Clianta sudah babak belur. Dia merasa kepalanya sangat pusing hingga tidak bisa mengenal arah lagi."Berhenti!" Tiba-tiba, terlihat seseorang berlari keluar dari kerumunan dengan tergesa-gesa. Setelah melihat wajah Clianta yang begitu bengkak, orang ini pun terkejut. Dia buru-buru memapah Clianta sambil bertanya, "Ya ampun, Nyonya, kenapa kamu terluka sampai begini? Siapa pelakunya?"Clianta mengangkat tangannya yang gemetaran untuk menunjuk Luther. Melihat ini, kepala sekolah wanita itu sontak berbalik dengan murka dan membentak, "Kurang
Luther melontarkan perkataannya dengan lantang dan tegas. Tindakannya ini membuat si kepala sekolah gusar hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Raut wajahnya pun tampak tidak karuan.Sementara itu, beberapa orang tua murid yang pernah ditindas oleh kepala sekolah ini diam-diam bersorak gembira dalam hati. Siapa suruh kamu meremehkan orang? Mampus!"Kamu ... kamu berani memakiku? Memangnya siapa kamu? Berani sekali kamu mengajariku! Kamu tunggu saja! Aku pasti akan mengusir Becca dan memboikotnya! Aku akan membuatnya nggak bisa bersekolah untuk seumur hidup!" seru kepala sekolah dengan murka."Memboikot?" Luther mendengus dingin dan menendangnya. Kemudian, dia menantang, "Coba saja kalau kamu berani. Aku justru ingin melihat seberapa hebatnya kamu!"Kepala sekolah pun terjatuh karena tendangan itu. Sesudah bangkit, dia sontak berteriak, "Satpam! Satpam! Ke mana kalian semua? Cepat kemari!"Seiring terdengarnya teriakan ini, terlihat 2 orang satpam buru-buru berlari masuk. Namun, sebelum me
"Istriku?" Lockie mengamati dengan saksama, lalu sontak membelalakkan matanya dan bertanya, "Ke ... kenapa kamu terluka sampai seperti ini?""Semua ini gara-gara dia!" sahut Clianta sambil menunjuk Luther dengan tangan yang gemetaran."Kamu pelakunya?" Lockie memandang ke arah yang ditunjuk oleh Clianta, lalu bertanya dengan raut wajah suram, "Kamu yang memukul istriku?""Ya, aku." Luther mengangguk sambil mengaku dengan terus terang, "Wanita ini bertindak sewenang-wenang, jadi aku memberinya sedikit pelajaran.""Besar sekali nyalimu! Beraninya kamu mendidik istriku!" Lockie pun bertanya dengan murung, "Jadi, gimana kamu ingin menyelesaikan masalah ini?"Semua penduduk di sini selalu menghormatinya. Dengan kata lain, hanya orang dengan latar belakang hebat atau orang bodoh yang berani memukul istrinya. Sebelum mengetahui identitas Luther, Lockie tidak akan bertindak kelewatan."Suruh wanita gila ini meminta maaf kepada kami. Dengan begitu, aku nggak akan mengusut masalah ini lagi," sah
"Eh?" Kepala sekolah itu termangu. Dia memegang pipinya yang terasa perih dengan agak heran, lalu membatin, 'Aku membelamu, kenapa kamu malah memukulku? Situasi macam apa ini?'"Kenapa diam saja? Cepat minta maaf!" tegur Lockie yang melayangkan tamparan lagi. Dia tidak bisa menyinggung orang seperti Bianca, tetapi tidak masalah jika menekan seorang kepala sekolah."Ma ... maafkan aku ...," ujar kepala sekolah itu dengan wajah masam. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, jelas wanita ini memiliki latar belakang yang tidak biasa. Jika tidak, seorang inspektur seperti Lockie tidak akan bereaksi seheboh ini."Nona Bianca, maaf. Aku nggak tahu kamu ada di sini." Sesudah memberi pelajaran kepada si kepala sekolah, Lockie segera menyunggingkan senyuman sembari bertanya, "Omong-omong, kenapa Nona ada di sini?""Ini pacarku, ini putri angkatku. Istrimu memukul putri angkatku tadi, makanya pacarku memukulnya balik. Aku rasa, tindakan ini termasuk perlindungan diri, 'kan?" tanya Bianca."Eh?" Loc
Saat ini, di sebuah restoran barat kelas atas, terlihat beberapa pemuda pemudi yang berpakaian mewah sedang mengobrol sambil minum-minum."Kak Ariana, aku iri sekali padamu. Tuan Ernest mengangkatmu menjadi putrinya. Selamat, ya!" ujar seorang wanita berpakaian merah sambil tersenyum ramah. Wanita ini tidak lain adalah Gretel, keturunan resmi Keluarga Fabiano yang merupakan salah satu dari 8 keluarga terkaya di Midyar."Dengar-dengar, Tuan Ernest terus berperang selama bertahun-tahun ini, jadi nggak punya anak. Dia mengangkatmu sebagai putrinya jelas karena kamu berbakat!" ujar seorang pria yang memiliki riasan di wajahnya. Namanya Loris, pacar Gretel. Pria ini selalu mengandalkan wajah tampannya dan mulut manisnya."Kak Ariana, coba ceritakan bagaimana kalian bisa saling mengenal?" tanya Gretel dengan penasaran.Ernest selalu hidup menyendiri dan berkarakter dingin, tidak pernah bergaul dengan orang lain. Akan tetapi, dia tiba-tiba datang ke ibu kota provinsi kali ini, bahkan mengangk
Setengah jam kemudian, ketika Gretel dan Ariana masih asyik mengobrol, ponsel Gretel tiba-tiba berdering.Gretel menerima panggilan, lalu terdengar suara Loris yang terisak-isak. "Huhu ... Gretel, aku dipukul. Cepat bantu aku, bocah ini sombong sekali!""Apa? Kamu juga dipukul? Kok bisa? Bukankah aku menyuruhmu membawa 2 pengawal ke sana?" tanya Gretel sambil mengerutkan dahinya. Semua pengawal Gretel dipilih dengan cermat, mustahil bagi preman untuk melawan mereka."Mereka terlalu lemah. Mereka baru maju, tapi sudah kalah. Benar-benar nggak berguna! Gara-gara mereka, aku juga dipukul," sahut Loris dengan kesal."Kamu sudah menyebut nama keluargaku belum?" tanya Gretel."Sudah, tapi aku malah dipukul dengan makin kejam!" timpal Loris."Apa? Berani sekali orang itu mengabaikan Keluarga Fabiano! Preman saja bisa sesombong ini! Kamu tunggu di sana, aku akan segera membawa pengawal datang!" seru Gretel."Oke, cepat ya! Aku akan menahannya sebisa mungkin," ucap Loris."Nona Gretel, sepertin
Para pengawal itu mendorong siapa pun yang menghalangi jalan mereka. Setelah ada jalan untuk lewat, muncullah Gretel yang merias diri dengan begitu cantik. Parasnya yang menawan, ditambah dengan pakaian mewahnya dan karismanya, membuat siapa pun yang melihatnya tahu dia memiliki latar belakang yang tidak biasa."Gretel! Akhirnya kamu datang!" Mata Loris sontak berbinar-binar. Dia bergegas menyambut untuk mengadu, "Lihat, lihat wajahku! Dia memukulku sampai babak belur begini! Kamu harus memberinya pelajaran!""Hm?" Gretel mengulurkan tangan dan memegang dagu Loris. Setelah mengamati sesaat, wajahnya sontak menjadi suram. Dia bertanya dengan galak, "Siapa yang memukulmu sampai begini?"Pria yang menjadi kekasihnya harus mencapai 3 standar, yaitu tampan, bisa memuaskannya, juga bisa menyenangkan hatinya. Kini, wajah tampan Loris menjadi babak belur. Ini sama saja dengan merusak aset pribadinya. Gretel tidak akan bisa menoleransinya!"Dia!" Loris menunjuk Luther, lalu berkata, "Dia yang m
"Kurang ajar!""Lancang sekali!"Begitu ucapan itu dilontarkan, Loris dan lainnya sontak memaki dengan murka. Berani sekali pria ini bersikap tidak hormat kepada Nona Besar Keluarga Fabiano! Benar-benar cari mati!"Ka ... kamu berani mengusirku?" Setelah termangu sejenak, Gretel yang gusar sekaligus malu sontak berseru, "Dasar rakyat jelata! Kurang ajar! Hari ini, aku pasti akan memberimu pelajaran! Pengawal, tangkap dia!""Baik!" Tanpa berbasa-basi, beberapa pengawal di belakang langsung menyerbu ke arah Luther. Saat berikutnya, terlihat sebuah sosok berkelebat. Para pengawal tadi pun terhempas dan menghantam tanah dengan keras hingga akhirnya jatuh pingsan."Eh?" Kejadian mendadak ini membuat semua orang tercengang. Semua terjadi terlalu cepat, tidak ada yang sempat bereaksi. Dimulai dari Gretel memberi perintah, lalu para pengawal menyerbu dan jatuh pingsan, semua hanya memakan waktu 3 detik.Kerumunan bahkan tidak sempat melihat apa yang terjadi, tetapi pertarungan sudah berakhir.
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru