Share

51. Fakta Baru

Penulis: Wii
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-10 16:30:15

Keesokan harinya, Davie sudah memasukkan koper berisi pakaian di dalam bagasi mobil. Semalam, Davie sudah berpamitan dengan Aldi dan Diana mengenai kepindahannya bersama Ileana dan Nisaka. Tak lupa pula Davie menyiapkan acara makan malam bersama dan memberikan beberapa bingkisan kepada Aldi dan Diana sebagai ucapan terima kasih.

Semula, Diana tampak keberatan saat Davie dan Ileana memutuskan untuk pindah. Padahal Diana sangat senang tinggal bersama kedua pengantin baru itu. Tapi Aldi berusaha menasehati istrinya agar tidak memaksa Davie dan Ileana untuk tetap tinggal bersama mereka.

"Ma, mereka kan udah nikah. Wajar mereka mau tinggal di rumah sendiri. Nanti kan kita bisa main ke rumah mereka sesekali." Begitulah yang diucapkan Aldi semalam pada Diana.

Kini, Davie kembali ke teras setelah menaruh koper di bagasi. Di teras sudah ada Diana, Ileana dan Nisaka. Sedangkan Aldi dan Alicia sudah berangkat pergi ke sekolah sejak 15 menit yang lalu.

"Tante, kami pamit ya. Makasih banyak karena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   52. Dia-lah Orangnya

    Tak terasa, mereka sudah sampai di sebuah perumahan yang cukup elit. Disitulah mereka akan menjalani kehidupan yang baru. Ileana bahkan takjub melihat perumahan tersebut. Semuanya tampak mewah dan besar. Ia tak mengira akan tinggal di kawasan elit seperti ini.Davie menghentikan mobilnya di depan rumah yang cukup besar untuk mereka bertiga. Davie turun dari mobil tanpa mematikan mesin, lalu mendekati pagar rumah dan membukanya. Setelah itu, ia kembali masuk ke mobil. Mobil kembali melaju menuju garasi yang cukup luas."Ayo, turun, Sayang," ajak Davie setelah dirinya mematikan mesin mobil.Ileana hanya mengangguk dan menuruti ucapan suaminya. Ia membuka pintu belakang untuk membangunkan Nisaka yang tertidur selama perjalanan."Nisa, ayo bangun. Kita udah sampai."Nisaka menggeliat sejenak, lalu membuka mata. Ia bergegas turun dari mobil sambil melihat ke sekitar. Matanya membesar melihat rumah yang super megah itu. Ada taman bermain yang luas, kolam renang, kolam ikan dan masih banyak

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   53. Malam Pertama

    Davie masuk ke dalam rumah dengan raut wajah kesal. Hari yang harusnya bahagia justru berubah dalam sekejap mata karena kehadiran Braga. Davie tidak suka dengan pria itu. Ia tidak terima jika Braga benar-benar merebut Ileana.Ia duduk di sofa ruang tengah sambil menyandarkan kepalanya dan menutup mata. Helaan napas panjang terdengar berulang kali. Davie berusaha menetralkan amarahnya agar tidak berimbas pada Ileana dan Nisaka.Disaat bersamaan pula, Davie merasakan sebuah sentuhan hangat di dadanya. Ia membuka mata dan menoleh ke samping kiri. Sudah ada sang istri tercinta di sana. Tersenyum manis padanya hingga membuat Davie sedikit merasa tenang."Mas, jangan dibawa ke hati soal omongan cowok nggak waras itu ya. Aku nggak akan mungkin nikah sama dia. Aku udah punya kamu," ujar Ileana berusaha menenangkan.Davie tersenyum lalu mendekap erat tubuh Ileana. Diciumnya sekilas puncak kepala Ileana yang tertutupi hijab. Tangan kanannya mengusap perlahan punggung sang istri."Makasih ya, Sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   54. Keinginan Ileana

    Pagi hari, seperti biasanya, Ileana bangun untuk sholat subuh berjamaah dengan Davie dan Nisaka. Setelah itu, Ileana bergegas ke dapur, membuatkan sarapan untuk suami dan keponakannya itu. Kebetulan, ini hari pertama Nisaka masuk ke sekolah baru.Davie sudah mengurus kepindahan Nisaka dengan cepat. Nisaka akan pergi bersama Davie di hari pertama ini. Dan untuk hari berikutnya, Nisaka akan naik sepeda ke sekolah. Jaraknya tidak terlalu jauh dari area perumahan. Butuh waktu 10 sampai 15 menit untuk sampai di sekolah tersebut.Ileana membuat nasi goreng dan telur dadar untuk sarapan mereka. Sementara bekal makan siang Nisaka dan Davie adalah sup ayam jamur yang sedang dimasak oleh Ileana."Mas, Nisa, sarapan udah siap!" panggil Ileana dari arah dapur. Kebetulan dapur dan ruang makan jadi satu karena cukup luas.Nisaka datang sambil membawa tas barunya. Wajahnya tampak berseri pagi ini. Nisaka sangat merindukan suasana sekolah dan bisa berkumpul bersama teman-teman baru."Pagi, Tante!""P

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   55. Paket Misterius

    Davie terlihat sedang memanaskan mobil sebelum berangkat menuju sekolah baru Nisaka. Ileana juga akan ikut karena wanita itu memaksa bekerja mulai hari ini. Davie tidak bisa melarang istrinya. Baginya, kebahagiaan Ileana yang utama. Sebisa mungkin, Davie tidak akan mengekang niat positif Ileana untuk bekerja.Setelah selesai memanaskan mobil, Davie memanggil Nisaka dan Ileana untuk segera masuk ke mobil."Sayang, udah siap nih!"Ileana dan Nisaka keluar dari dalam rumah untuk menemui Davie. Saat hendak masuk ke mobil, tiba-tiba saja bel rumah yang ada di dekat pagar berbunyi. Kebetulan, pagar tersebut sudah dibuka lebar oleh Davie. Ada seorang kurir yang datang sambil memegang sebuah paket."Permisi!"Ileana dan Davie saling pandang satu sama lain. "Mas, kamu ada pesan paket?" tanya Ileana."Nggak ada, Sayang. Coba aku samperin dulu ya.""Iya, Mas."Davie bergegas menemui kurir tersebut dan menanyakan tentang paket tersebut. "Maaf, Pak, ini paket siapa?" tanyanya."Di sini ditulis unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   56. Sambutan Hangat

    "Selamat datang kembali, Pak, Bu!"Davie dan Ileana dikejutkan oleh sambutan hangat dari para karyawan yang baru direkrut seminggu yang lalu. Bahkan mereka menyiapkan sebuah nasi tumpeng yang cukup besar. Mereka merencanakan penyambutan itu sejak kemarin karena tahu Davie akan kembali bekerja di kantor.Mendapat sambutan seperti itu, Ileana merasa terharu dan hampir menangis. Ia tidak menyangka para karyawan itu akan menghormatinya sebagai istri dari Davie. Tidak seperti karyawan sebelumnya yang selalu menghina dirinya."Wah, makasih banyak ya untuk sambutannya," ucap Davie ramah."Iya, Pak. Kami juga mau bilang makasih karena selalu bersikap baik sama kami," kata salah satu karyawan, sebagai perwakilan."Iya, sama-sama. Makasih juga karena udah bekerja keras untuk kemajuan perusahaan." Davie tersenyum bahagia sambil merangkul pinggang sang istri yang masih saja diam karena merasa terharu. "Oh iya, istri saya juga akan bekerja lagi di kantor ini. Tadinya saya minta untuk jadi kepala p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   57. Makan Siang Bersama

    Davie menghela napas panjang seraya merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena terus menunduk untuk menandatangani dokumen. Rasanya lelah sekali. Apalagi sore ini, Davie harus bertemu dengan calon investor baru. Untunglah sekretarisnya sangat cekatan dalam membantu pekerjaannya.Pria pemilik wajah tampan itu melirik ke arah jam dinding yang bertengger di dekat pintu ruangan. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang."Kok istri aku belum ngajakin makan ya? Padahal udah waktunya. Apa dia masih sibuk sama kerjaannya? Samperin aja deh," gumamnya lalu berdiri dari kursinya.Saat hendak menyentuh handle pintu, tiba-tiba saja pintu itu dibuka dari luar oleh seseorang. Membuat Davie harus memundurkan langkahnya ke belakang. Ternyata Ileana sudah datang sambil membawa bekal makan siang di tangannya, beserta air mineral."Loh, baru aja aku mau susul kamu ke ruang produksi, Sayang," ucap Davie sedikit terkejut.Ileana tersenyum sambil menutup pintu ruangan dan berjalan ke arah sofa, diikuti ol

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   58. Kenapa Harus Dia?

    Sore hari, sesuai dengan janji yang sudah ditetapkan, Davie menyiapkan ruang rapat untuk bertemu dengan pria yang akan menjadi calon investornya. Davie menyiapkan perlengkapan presentasi, dibantu oleh sekretarisnya.Setelah semua persiapan selesai, Davie melihat bertali hitam yang melingkar di tangan kirinya. Waktu menunjukkan pukul 16.00 sore. Menurut Rudy, calon investor itu akan datang sekitar 5 menit lagi dan Rudy yang akan menyambutnya di lobi kantor. Davie hanya perlu menunggu di ruang rapat.Davie sedikit gugup kali ini. Ini pengalaman pertama untuknya bertemu dengan calon investor baru. Biasanya Khairil yang melakukan itu. Sedangkan dengan investor lama, Davie sudah merasa akrab dan tidak ada rasa canggung saat melakukan presentasi dengan mereka. Berbeda dengan calon investor yang baru.Tepat di menit ke-lima, pintu ruang rapat dibuka. Davie berdiri dari kursinya saat melihat Rudy masuk ke dalam sambil mempersilahkan orang yang akan Davie temui."Ayo, silahkan masuk, Pak," uca

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   59. Pengacau yang Meresahkan

    Ileana membuka pintu ruang rapat dengan panik. Pasalnya, sang suami sempat bertemu dengan Braga di ruang itu. Entah apa yang sudah dilakukan Braga sampai Davie memukul pria itu."Mas," panggil Ileana. Ia mendekati Davie yang tengah duduk bersama Rudy. Ileana menundukkan kepala sedikit untuk memberi hormat pada pria paruh baya itu.Davie menoleh ke belakang, berdiri dari kursinya kemudian memeluk Ileana. Pria itu menangis dalam pelukan Ileana. Ketakutan Davie benar-benar terlihat saat ini. Bahkan Ileana sampai mengusap punggung suaminya berulang kali dan memintanya untuk tenang.Rudy yang merasa tidak enak pun akhirnya memilih untuk keluar, meninggalkan sepasang suami-istri itu di ruang rapat."Mas, ada apa?" tanya Ileana yang masih didekap oleh suaminya. "Tadi aku nggak sengaja ketemu Braga waktu mau nyusul ke sini. Dia bilang, kamu habis nonjok dia. Apa bener itu, Mas?"Davie mengangguk perlahan tanpa melepas pelukannya. "Iya, Sayang.""Kenapa, Mas? Apa dia ngomong yang aneh-aneh lag

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13

Bab terbaru

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   102. Hikmah Dibalik Semua Musibah

    20 tahun kemudian….Braga keluar dari rutan sambil membawa tas berisi pakaian dan peralatan mandinya. Setelah 20 tahun lamanya berada di penjara, akhirnya hari ini, Braga bisa menghirup udara bebas.Tampak dari sisi gerbang rutan, seorang wanita, berusia kurang lebih 25 tahun, melambaikan tangan ke arah Braga. Wanita itu sudah terlihat sukses saat ini.Braga tersenyum manis sambil menghampiri wanita itu. Dipeluknya wanita itu dengan penuh cinta dan kasih sayang."Akhirnya Papa bebas juga."Wanita itu adalah Nisaka. Ia sudah tumbuh menjadi anak yang dewasa dan mandiri. Di usianya yang ke 25 tahun, Nisaka sudah memiliki rumah dan mobil berkat kerja kerasnya selama ini. Dukungan Davie dan Ileana juga sangat berpengaruh pada karirnya."Iya, Nak. Alhamdulillah, Papa bisa bebas sekarang. Papa nggak nyangka, kamu udah sebesar ini, Nak. Kamu juga udah sukses sekarang," ucap Braga sambil melepas pelukannya dan menatap wajah Nisaka.Nisaka tersenyum. "Alhamdulillah, Pa. Nisa bisa sampai di titi

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   101. Reuni SMA

    6 tahun kemudian….Davie bersama Adinda yang sudah berusia 6 tahun bermain di taman kota, ditemani oleh Ileana dan Nisaka. Sedangkan Bi Tuti sudah meninggal setahun yang lalu, bersamaan dengan meninggalnya Khairil di dalam tahanan karena bunuh diri.Saat itu, Khairil mengalami depresi karena tidak tahan menjalani hukuman di dalam penjara. Ia memutuskan untuk gantung diri di dalam tahanan. Tahun lalu merupakan tahun terburuk bagi Davie dan Ileana. Mereka harus kehilangan dua orang yang disayang sekaligus. Bi Tuti sudah seperti orang tua sendiri bagi Davie dan Ileana. Setelah kehilangan Bi Tuti, Davie dan Ileana sempat terpuruk. Ditambah lagi ada berita tentang Khairil yang juga tewas gantung diri.Tapi semua itu bisa mereka lewati seiring berjalannya waktu. Mereka baru saja mengunjungi Braga dan Nisaka yang sudah beranjak remaja itu pun semakin memahami kondisi Braga saat ini."Tante," panggil Nisaka setelah selesai berlarian dengan Adinda."Iya, Nisa. Ada apa?" tanya Ileana."Nisa mau

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   100. Adinda Putri Valerian

    Tiga minggu setelah selesai dengan urusan pernikahan Karina dan Jian, Davie mengajak Ileana untuk kembali ke Jakarta. Sedangkan Karina dan Jian masih akan menetap di Bandung untuk beberapa bulan.Davie dan Ileana sudah berpamitan dengan keluarga besar Karina dan Jian. Mereka pulang ke Jakarta menggunakan pesawat.Dan sekitar beberapa jam, mereka tiba di Jakarta. Davie dan Ileana masuk ke dalam taksi yang akan membawa mereka pulang ke rumah.Sesampainya di depan rumah, Nisaka langsung menghampiri mereka. Nisaka sangat merindukan Om dan Tantenya itu. Bi Tuti juga memasakkan makanan spesial untuk menyambut Davie dan Ileana. Mereka makan bersama setelah Davie dan Ileana selesai membersihkan diri."Nisa, kamu mau ikut Om jalan-jalan nggak?" tanya Davie setelah selesai makan."Mau sih, Om. Tapi Om kan baru pulang. Nanti capek loh.""Nggak masalah. Om mau ngajak kamu ke suatu tempat. Kamu pasti seneng.""Boleh deh kalau gitu. Tante juga ikut, kan?" tanya Nisaka pada Ileana.Ileana langsung m

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   99. Garis Dua

    "Oh iya, gimana sama Braga?" tanya Karina setelah melepas pelukannya pada Ileana.Ileana menghela napas panjang. Haruskah ia mengingat kembali nama itu? Ia masih belum sepenuhnya memaafkan kesalahan Braga, meskipun Braga sudah berusaha untuk menebus semuanya. Tapi tetap saja, luka itu masih terasa sampai sekarang."Dia bilang mau nyerahin diri ke polisi. Surat tanah dan rumah punya mendiang Ayah juga udah dibalikin ke aku. Sebelum Ayah meninggal, Braga sempat ketemu sama Nisaka di taman. Mereka main bareng, terus berpisah lagi. Dan di hari yang sama, aku kehilangan Ayah," ucap Ileana lirih.Karina mengusap punggung tangan Ileana. Berniat menenangkannya. "Aku bisa ngerti perasaan kamu. Aku juga mau minta maaf karena sempat dengar obrolan kamu sama Davie. Dari situ, aku sengaja cari tahu soal Braga, siapa dia sebenarnya, dan apa pekerjaannya. Aku sempat kaget waktu baca kasus pembunuhan yang dia lakuin sama Kakak kamu.""Terus, dia juga udah banyak nipu orang. Uang yang dia dapat itu da

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   98. Gimana Sama Braga?

    Sepulang dari Bogor, Ileana merasakan nyeri yang teramat dahsyat di area perutnya. Ileana sampai membungkuk untuk berjalan masuk ke rumah."Sayang, kamu kenapa?" tanya Davie cemas."Nggak tahu, Mas. Perut aku sakit banget."Davie bisa melihat bulir-bulir keringat sudah bermunculan di kening Ileana. Segera ia menggendong Ileana masuk ke dalam rumah. Merebahkan tubuhnya di atas kasur.Tapi hal yang paling mengejutkan adalah, noda darah di bagian bawah gamis yang dikenakan Ileana saat ini. Noda darah itu begitu banyak dan kental."Sayang, kok baju kamu banyak darah gini?" tanya Davie.Ileana tidak merespon. Davie pun menatap wajah sang istri yang sudah pucat dan tak sadarkan diri. Hal itu tentunya menimbulkan kepanikan tersendiri bagi Davie. Ada apa ini?"Bi! Bi Tuti!" teriak Davie memanggil Bi Tuti.Bi Tuti yang mendengar teriakan Davie pun bergegas masuk ke dalam kamar. "Ada apa, Mas Davie?""Bi, ini Ileana pingsan. Terus ada darah di gamisnya," jawab Davie panik."Ya Allah! Cepat diba

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   97. Takdir Yang Harus Dijalani

    Malam hari, pukul 20.00 malam, Ileana masih termenung sambil duduk di kursi taman. Pemakaman Ikhwan sudah ia laksanakan sebelum hari gelap. Bahkan ia tak sempat menghubungi keluarga Ikhwan yang lainnya, kecuali Aldi dan Diana. Itupun karena Davie yang berinisiatif menghubungi mereka.Ileana seperti tidak memiliki semangat hidup saat ini. Kepergian Ikhwan masih menjadi mimpi baginya. Tidak menyangka akan secepat ini terjadi. Impian hidup bahagia bersama Ikhwan, Davie dan Nisaka lenyap sudah. Padahal Ileana sudah berhasil mengambil surat-surat penting itu dari Braga. Sampai harus mengorbankan Davie untuk sesaat demi Ikhwan."Ayah…." lirihnya.Sedangkan dari arah pintu masuk, Davie berdiri menatap sang istri yang duduk membelakanginya. Davie bisa merasakan kesedihan istrinya saat ini."Om."Davie menoleh ke samping kanan. Ternyata Nisaka juga ikut memandangi Ileana. "Kamu kok belum tidur, Nisa?""Nisa nggak bisa tidur, Om. Kepikiran sama Tante Ilea. Tante kelihatan sedih banget, Om," uja

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   96. Ada Pertemuan, Ada Perpisahan

    Seharian ini, Nisaka tampak bahagia karena bisa bermain bersama Braga di taman hingga menjelang sore. Braga pun pamit sambil menitipkan Nisaka pada Davie dan Ileana. Braga juga meminta maaf untuk kesekian kalinya pada pasangan suami istri itu."Titip dia ya, Ilea, Davie. Gue cuma percaya sama kalian," ucap Braga."Iya, Ga. Dia aman sama kita," kata Davie."Makasih banyak ya. Gue pamit sekarang."Davie hanya mengangguk dan membiarkan Braga pergi. Sedangkan Ileana tidak berkata apapun. Ia hanya diam sambil menatap kepergian Braga. Setelah itu, dipeluknya Nisaka yang menangis karena Braga pergi."Nisa, kamu yang sabar ya. Nanti kalau urusan Papa kamu selesai, dia pasti bakal balik lagi," ujar Ileana menguatkan."Iya, Tante. Nisa bakal nunggu Papa.""Ya udah, sekarang kita jemput Kakek yuk!" ajak Davie penuh semangat.Ileana melepas pelukannya pada Nisaka dan bergegas menuju ke mobil untuk menjemput Ikhwan. Perjalanan kali ini akan sedikit jauh. Itu sebabnya Davie sudah membeli beberapa m

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   95. Pertemuan Yang Menyedihkan

    "Nisa, Om mau bicara sebentar."Nisaka menatap Davie dengan senyum terkembang. Saat ini, hatinya sedang bahagia karena bisa melihat wajah sumringah Davie setelah bertemu kembali dengan Ileana."Om mau ngomong apa?"Davie mengelus kepala Nisaka, lalu menjawab, "Kita bicara di taman aja ya. Soalnya ini pembicaraan serius.""Oh, oke."Nisaka berdiri dan melangkah, mengikuti Davie menuju taman di halaman depan rumah. Mereka duduk bersebelahan di kursi taman bercat putih."Nisa, sebelumnya, Om minta maaf karena baru ngasih tahu kamu hari ini. Om harap, kamu bisa nerima dan nggak marah ya," ucap Davie sebelum memulai percakapan seriusnya."Iya, Om."Davie menghembuskan napas panjang dan memulai ceritanya. "Siang ini, kamu ikut Om sama Tante ke taman kota ya. Ada yang mau ketemu sama kamu.""Siapa, Om?""Hhh!" Davie diam sejenak. Sedikit takut untuk mengatakan semuanya pada Nisaka. "Kamu ingat cowok yang narik kamu waktu itu?" tanyanya kemudian."Ingat. Memangnya kenapa, Om?""Ehm, dia itu …

  • Dikejar Cinta Human Resource Manufacturing   94. Merelakan

    Keesokan harinya, pukul 07.00 pagi, Ileana memasukkan barang-barang Davie ke dalam tas berukuran sedang. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah karena kondisi Davie sudah mulai stabil.Davie memperhatikan sang istri yang sibuk mengurus perlengkapannya. Ia sama sekali tidak diberi izin untuk membantu. Padahal Davie sudah merasa sehat."Udah semua ini kan, Mas?" tanya Ileana sambil memperhatikan setiap sudut ruangan."Udah semua, Sayang. Nggak banyak kok barang yang dibawa. Cuma itu aja," jawab Davie."Ya udah, kita pulang sekarang ya. Kebetulan taksi online-nya udah nunggu di parkiran.""Iya, Sayang."Davie membawa tas itu di tangan kanannya, sementara tangan kiri menggenggam tangan kanan Ileana. Mereka berjalan beriringan. Seluruh biaya rumah sakit sudah diselesaikan.Tapi suara panggilan dari arah belakang membuat mereka terpaksa menghentikan langkah. Keduanya menoleh bersamaan dan mendapati Braga sedang berjalan ke arah mereka sambil mendorong tiang infus dengan tangan kanannya. Sedan

DMCA.com Protection Status