Eddriz terus tersenyum setelah Bibi Asih menceritakan ciri-ciri ibu hamil. Ibu tiga anak itu dulu juga pernah mengalami seperti itu. Bahkan, Bibi Asih mengalami pagi tidur sampai sore dan malamnya terjaga.Sebagian ibu hamil di trimester pertama akan mengalami ngidam. Ada banyak macam-macam wanita ngidam yang sering ditunjukkan ibu hamil. Contohnya mengantuk, mual, sampai malas makan dan masih ada banyak lagi. Hanya Asisten Wibi yang berani tersenyum saat Eddriz mengaku baru melakukan hubungan sekali dengan istri. Padahal menikah sudah hampir setengah tahun, "Anda yakin, baru sekali, Tuan?""Sumpah demi apapun, apa mungkin itu langsung jadi? padahal hampir tiga belas tahun menikah dengan Arum, dia belum sekali pun pernah hamil.""Jika yang maha kuasa berkehendak itu pasti terjadi, Tuan," jawab Pak Basri."Kamu benar, Basri. Semoga ini benar-benar terjadi.""Aamiin." Semua menjawab harapan Eddriz."Wibi, kamu panggil istri Daniel. Suruh dia bentuk tim dokter khusus untuk memeriksa Ra,
Dengan cepat Asisten Wibi mencari informasi tentang korban perahu wisata yang belum ditemukan. Nama Evan tidak hanya disainer dan suami Arum saja, ada banyak nama itu di Indonesia. Terbukti dari keterangan kepolisian, korban Evan yang belum ditemukan asli berasal dari Bali."Bukan, Tuan. Korban yang belum ditemukan bernama I Wayan Evando.""Berarti bukan suami wanita tua itu?"Asisten Wibi menjawab dan dengan menggeleng dan tersenyum. Sekarang Eddriz mulai mengikuti perkataan Raline yang menyebut wanita tua untuk Arum. Sebenarnya umur mantan suami istri itu berbeda sekitar sepuluh tahun lebih tua Eddriz.Sekitar dua jam tim SAR mencari korban disekitar resort milik Eddriz. Ada Bang Jack dan lima orang anak buah yang membantu pihak yang berwajib. Namun, tidak satu pun korban ditemukan di area resort.Eddriz kembali ke meja makan didampingi oleh Asisten Wibi. Asisten cekatan itu berniat untuk sarapan pagi sekaligus makan siang. Tadi pagi tidak sempat sarapan karena banyaknya tugas yang
Eddriz terus saja tergelak sambil menciumi seluruh wajah Raline. Yang membuat jatuh cinta adalah istri selalu berbicara ceplas ceplos. Bahagia antara cinta dan kemungkinan akan dikaruniai bayi adalah hal yang sangat istimewa."Berdoa saja semoga kita diberikan keturunan, Sayang!" "Aamiin, apakah Ra bisa, Bang? Rasanya Ra belum siap menjadi ibu, Ra masih ingin disayang, diperhatikan dan dicintai. Sejak kecil Ra selalu sendiri dan disia-saiakan.""Sayang, dengarkan Abang! Cinta dan sayang Abang akan semakin besar untuk Ra. Tidak akan Abang kurangi walau ada putra kita nanti.""Abang akan tetap perhatian sama Ra?""Pastilah itu, bagi Abang kebahagian Ra di atas segalanya."Raline menganguk ragu, terkadang masih gamang saat melihat suami yang belum bisa menahan emosi. Kasih sayang dan perhatian yang selama ini dirasakan tidak ingin hilang. Dulu seolah susah diraih perhatian dan kasih sayang yang didamba.Dulu selalu haus kasih sayang dan perhatian. Ayah tiri yang dulu diharapkan sebagai
Empat test pack semua menunjukkan garis dua. Keakuratan test pack yang dipergunakan oleh dokter tidak diragukan lagi. Dokter Daniel bahkan menyerahkan test pack itu semua dengan disusun seperti memegang kartu."Selamat, Tuan. Anda akan menjadi orang tua sekarang. Lihatlah semua menunjukkan garis dua!"Eddriz tersenyum bengembang sambil menatap wajah Raline yang terlihat kaget. Menerima test pack itu dengan tangan bergetar. Seolah ada bintang dan bunga yang beterbangan di seluruh kamarnya."Alhamdulillah, terima kasih, Ra. Abang seperti mendapatkan emas segunung hari ini." Eddriz menekuk lutut bersimpuh di tempat tidur menghadap pada Raline langsung.Mata Eddriz berkaca-kaca, rasa bahagia itu seolah tidak terlukiskan lagi. Harapan lima belas tahu yang lalu kini terjadi. Mukjizat yang sangat besar dirasakan menumpuk di relung jiwa.Test pack diserahkan kepada Raline dengan tangan yang masih bergetar, "Ra, lihatlah, kita akan segera memiliki momongan, seluruh harta kekayaan Abang mungkin
Selesai pemeriksaan tim dokter, Eddriz sengaja mengabadikan moment hari ini dengan memanggil photografer. Ada banyak foto yang diambil dalam sesi foto kali ini. Sebagian besar foto Eddriz yang menunjukkan kebahagiaan karena akan hadir buah hati sebentar lagi..Foto yang pertama diambil adalah saat Eddriz memegang empat test pack dengan dijajar seperti kartu. Mulut terbuka dan tersenyum penuh ekspresif. Mata terllihat berbinar menunjukkan kebahagiaan.Foto yang kedua Eddriz berjongkok mencium perut Raline yang masih rata. Raline menunduk sambil mengusap rambut Eddriz. Senyum Raline mengembang sempurna memancarkan kebahagiaan dan masih banyak lagi foto yang diambil."Wibi, kamu posting tiga foto terbaik ke media sosial resmi perusahaan.""Baik, apa boleh saya membari saran. Tuan?""Tentu silakan!""Sebaiknya diposting setelah kita sampai Jakarta saja karena akan lebih aman untuk kesehatan Nyonya Ra, Tuan!"Eddriz mengangguk dan tersenyum setuju atas usual Asisten Wibi. Jika diposting se
Raline tertawa lepas saat berjalan di pinggir pantai bedua. Tadi digoda oleh Jenny dengan mengatakan suami akan ditaksir orang. Penampilan Eddriz yang terlihat santai dan maco tetap tidak hilang pesona garangnya.Beberapa kali berjalan dengan ditatap aneh oleh pengunjung pantai. Perbedaan umur keduanya membuat banyak orang menduga jika mereka pasangan ayah dan anak. Bahkan, ada yang mengatakan seperti ayah yang pacaran dengan putrinya sendiri."Jangan cembrut begitu, Bang. Nanti hilang gantengnya!"Eddriz mengecup sekilas bibir Raline saat banyak orang memandang. Sengaja menunjukkan gadis belia yang bersama adalah miliknya seorang. Tidak ada yang salah dengan perbedaan usia jika hati saling mencinta.Terus berjalan menyusuri pantai dan bergandengan tangan. Berbincang dan terkadang sedikit bercanda. Sambil menikmati indahya pemandangan dan mendengar deburan ombak.Tiba-tiba Raline menghentikan langkahnya melihat wanita hamil yang sedang duduk meluruskan kaki di kursi malas. Perutnya te
"Sayang ada apa?" tanya Eddriz berdiri di samping Raline."Laki-laki itu menggoda Ra, Abang ke mana saja, sih?""Maaf, Abang ke resort sebentar."Ternyata setelah pesan es kelapa muda, Eddriz pulang ke resort untuk mengambil uang dan memanggil Bang Jack. Sehingga saat Raline diganggu oleh seorang laki-laki Eddriz tidak mengetahuinya.Tepat laki-laki itu tersungkur ke tanah, Eddriz berlari mendekat dan berjongkok mengusap kaki Raline menggunakan sapu tangan. Memberikan kode untuk menambah bogem mentah kepada laki-laki yang berani menyentuh istri tercinta.Bang Jack menarik paksa laki-laki itu menjauhi restoran. Membawa ke tempat yang sepi untuk diberikan pelajaran yang tidak bisa dilupakan seumur hidupnya. Menerima konsekuensi karena salah telah mengganggu istri seorang konglomerat besar."Maaf, Sayang. Abang tadi pulang sebentar mengambil uang dan identitas.""Tidak apa-apa, Ra bisa mengatasi sendiri, kok.""Duduklah, akan Abang panggilkan pelayan untuk mengantar pesanan Ra!"Pelaya
Raline melirik Eddriz yang memancarkan kebahagian sejati. Tidak ingin membuat suami menjadi khwatir gara-gara kabar dari sang mantan istri. Ponsel langsung di matikan dan diletakkan di samping bantal begitu saja.Raline ingin bertemu dengan Asisten Wibi. Pasti asisten itu sudah datang dan akan melaporkan kepada Eddriz tentang keadaan sang mantan pagi ini. Lebih memilih ingin menunda kabar itu sampai jelas beritanya.Hanya dengan ke luar kamar dan sarapan bisa bertemu dengan Asisten Wibi, "Bang, Ra mau sarapan buah.""Tentu, ayo kita ke luar!""Ada kelengkeng dan anggur tidak di kulkas, Bang?""Seharusnya ada, sih. Nanti Abang tanyakan dulu pada Basri."Saat Raline duduk di kursi meja makan, belum ada Asisten Wibi di mana pun. Eddriz memanggil Pak Basri dan mendekati kulkas yang ada di samping dapur. Baru kali ini laki-laki tua yang sebentar lagi akan memiliki bayi itu membuka kulkas, biasanya jika menginginkan sesuatu hanya berteriak memerintah saja.Bersamaan Eddriz di depan kulkas b